KABARBURSA.COM – Indeks saham Inggris FTSE 100 ditutup melemah ke posisi terendah dalam lebih dari tiga pekan pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, dipicu oleh penguatan nilai tukar pound sterling yang menekan saham-saham perusahaan global.
Di saat yang sama, pelaku pasar mencermati dengan saksama potensi eskalasi konflik di Timur Tengah.
FTSE 100 yang berisi perusahaan-perusahaan berorientasi internasional turun 0,2 persen dan mengakhiri sesi di level terendah sejak 30 Mei. Penguatan pound sebesar 0,4 persen, yang didorong oleh pelemahan dolar AS usai komentar dovish dari pejabat The Fed, turut membebani kinerja saham-saham global seperti HSBC dan British American Tobacco.
Indeks midcap FTSE 250 yang lebih fokus pada pasar domestik juga melemah tipis 0,1 persen.
Investor masih menunggu respons Iran terhadap serangan udara Amerika Serikat yang menargetkan fasilitas nuklir akhir pekan lalu. Konflik ini berpotensi memperuncing ketegangan di kawasan yang krusial bagi pasokan minyak dunia. Namun, harga minyak justru melemah dari posisi tertinggi lima bulan terakhir, karena pasar mencoba menakar dampak terhadap lalu lintas pengiriman minyak dan gas melalui Selat Hormuz.
Saham raksasa energi Inggris seperti Shell dan BP naik tipis, sementara Harbour Energy mencatat kenaikan sebesar 1 persen.
Sebaliknya, saham-saham maskapai penerbangan tertekan oleh harga minyak mentah yang tinggi. Saham EasyJet, Wizz Air, dan induk British Airways—International Consolidated Airlines Group—turun antara 1,1 persen hingga 2,4 persen.
Pasar juga mencermati dinamika merger dan akuisisi di Inggris. Salah satu aksi terbesar tahun ini datang dari Spectris, produsen instrumen presisi, yang sahamnya melonjak 15,7 persen. Perusahaan setuju untuk diakuisisi oleh perusahaan ekuitas swasta Advent dalam kesepakatan senilai 4,4 miliar poundsterling (sekitar USD 5,9 miliar), mengalahkan tawaran dari pesaingnya KKR.
Namun, investor properti di sektor kesehatan, Primary Health Properties, anjlok 4,2 persen setelah pesaingnya, Assura, mendukung rencana akuisisi senilai 1,78 miliar poundsterling (USD 2,4 miliar).
Sementara itu, data ekonomi terbaru menunjukkan aktivitas bisnis di Inggris tumbuh tipis pada bulan Juni, meski kekhawatiran atas konflik Timur Tengah masih membayangi.
Dari sisi kebijakan moneter, Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan memberikan kesaksian di hadapan Kongres AS pada Selasa dan Rabu. Pelaku pasar akan menyoroti pandangannya terkait arah suku bunga dan prospek ekonomi AS. (*)