Logo
>

Gelombang Tarif Trump Mulai Berlaku, ini Daftarnya

Trump resmi menaikkan tarif impor baja, aluminium, dan berbagai barang dari Kanada, Meksiko, serta China. Uni Eropa, Kanada, dan China langsung merespons dengan tarif balasan, memicu eskalasi perang dagang global.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Gelombang Tarif Trump Mulai Berlaku, ini Daftarnya
ustrasi Donald Trump. Foto: World Liberty Financial.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Serangkaian tarif baru yang diumumkan Presiden Donald Trump mulai berlaku. Per 12 Maret, AS resmi mengenakan tarif 25 persen pada baja dan aluminium, sementara tarif impor terhadap barang dari Meksiko dan Kanada juga sudah diberlakukan. Uni Eropa dan Kanada tak tinggal diam, mereka langsung membalas dengan tarif serupa. Kebijakan ini bisa memicu perang dagang yang lebih besar, dengan negara-negara lain seperti China dan Brasil ikut bersiap melakukan langkah serupa.

    Dikutip dari The Wall Street Journal di Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025, berikut perkembangan terbaru dari kebijakan tarif Trump:

    1. Tarif Baja dan Aluminium: Pukulan Balik dari Uni Eropa dan Kanada

    Pada 12 Maret, pemerintahan Trump resmi memberlakukan tarif 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium. Kebijakan ini langsung memicu respons keras dari Uni Eropa dan Kanada.

    Uni Eropa membalas dengan mengenakan tarif 50 persen terhadap produk-produk ikonik Amerika, seperti wiski, sepeda motor, dan kapal motor, yang berlaku mulai 1 April. Tak berhenti di situ, pertengahan April mereka juga akan memperluas cakupan tarif ke permen karet, daging ayam, kedelai, dan berbagai produk lainnya dari AS.

    Kanada pun tak tinggal diam. Pada hari yang sama, mereka mengumumkan tarif balasan senilai USD20,6 miliar terhadap berbagai barang impor dari Amerika Serikat.

    2. Tarif untuk Meksiko dan Kanada: Ketegangan di Amerika Utara

    Sejak 4 Maret, AS mulai memberlakukan tarif 25 persen terhadap barang-barang impor dari Meksiko dan Kanada. Namun, ada pengecualian bagi produk energi dan potash (garam mineral) yang hanya dikenai tarif 10 persen.

    Pada 5 Maret, pemerintahan Trump menangguhkan sementara tarif impor mobil yang memenuhi syarat perdagangan bebas dalam Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) hingga 2 April. Dua hari kemudian, semua barang yang mematuhi USMCA juga mendapatkan penangguhan yang sama. Meski begitu, barang-barang yang tidak sesuai aturan USMCA tetap dikenai tarif baru.

    Kanada menyambut baik kebijakan penangguhan ini dengan menunda penerapan tarif balasan senilai USD87 miliar yang sebelumnya direncanakan untuk akhir Maret. Namun, mereka tetap memberlakukan tarif USD21 miliar terhadap buah, sayuran, peralatan rumah tangga, dan minuman keras dari AS.

    Ontario sempat menerapkan biaya tambahan 25 persen untuk ekspor listrik ke AS pada 10 Maret, sebelum akhirnya menarik kebijakan tersebut. Beberapa provinsi di Kanada juga menghentikan impor dan penjualan minuman beralkohol dari AS.

    Selain itu, Kanada tetap bersikeras mengenakan tarif tambahan sebesar USD20,6 miliar terhadap produk-produk AS sebagai respons terhadap kebijakan tarif baja dan aluminium yang diberlakukan Trump.

    Meksiko sempat mengancam akan mengambil langkah serupa, tetapi hingga kini belum benar-benar menerapkannya.

    3. China: Balas Membalas Tarif Berlanjut

    Ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin meningkat. Pada 3 Februari, pemerintahan Trump menaikkan tarif barang-barang China sebesar 10 persen, menambah daftar panjang bea masuk yang sudah dikenakan sejak pemerintahan sebelumnya.

    China langsung membalas dengan mengenakan tarif 15 persen terhadap batu bara dan gas alam cair asal AS, serta 10 persen terhadap minyak mentah, mesin pertanian, dan berbagai produk lainnya mulai 10 Februari.

    Namun, Trump tidak berhenti di situ. Pada 3 Maret, ia kembali menaikkan tarif barang-barang China sebesar 10 persen. Kali ini, China membalas lebih agresif. Mereka menetapkan tarif 15 persen terhadap ayam, gandum, jagung, dan kapas dari AS, serta tambahan 10 persen terhadap sorgum, kedelai, daging babi, sapi, makanan laut, buah-buahan, sayuran, dan produk susu.

    Sebagai bagian dari strategi pembalasan, China juga memberlakukan pembatasan ekspor kepada 15 perusahaan Amerika.

    4. Ancaman Tarif untuk Uni Eropa

    Trump telah mengancam akan mengenakan tarif 25 persen terhadap barang-barang dari Uni Eropa, meskipun belum secara resmi diberlakukan. Namun, sebagai respons atas tarif baja dan aluminium dari AS, Uni Eropa sudah menyiapkan daftar tarif balasan yang akan mulai berlaku pada April.

    5. Tarif Resiprokal: Serangan Luas ke Mitra Dagang

    Pada 4 Maret, Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal yang akan diterapkan mulai 2 April. Kebijakan ini berarti AS akan mengenakan tarif setara terhadap negara mana pun yang mengenakan bea masuk atau hambatan perdagangan terhadap produk AS.

    Negara-negara yang akan terkena dampak kebijakan ini termasuk Uni Eropa, China, India, Meksiko, dan Kanada. Namun, pelaksanaan penuh tarif ini diperkirakan baru akan terjadi dalam enam bulan ke depan sejak pengumuman pada Maret.

    6. Tambahan Tarif untuk Tembaga dan Kayu

    Trump juga mengungkapkan rencananya untuk mengenakan tarif tambahan 25 persen terhadap impor tembaga dan kayu, yang mulai berlaku pada 4 Maret.

    7. Tarif Baru untuk Mobil, Obat-obatan, dan Semikonduktor

    Selain berbagai kebijakan di atas, Trump juga sedang mempertimbangkan tarif 25 persen atau lebih terhadap impor mobil, produk farmasi, dan semikonduktor. Pengumuman ini disampaikan pada 18 Februari, tetapi belum ada kejelasan kapan kebijakan ini akan mulai diterapkan.

    Dengan semakin banyaknya tarif yang diterapkan, respons balasan dari negara lain, serta ketidakpastian ekonomi yang meningkat, perang dagang di bawah pemerintahan Trump tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat. Kini, dunia menanti apakah kebijakan proteksionis ini benar-benar akan menguntungkan AS atau justru semakin merugikan perekonomian global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).