KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada Selasa, 10 Desember 2024, naik 1 persen dan mencapai level tertinggi dalam dua pekan terakhir.
Peningkatan ini didorong oleh langkah Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBOC) yang kembali membeli emas setelah menghentikan pembelian selama enam bulan. Selain itu, harapan atas pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pekan depan juga menjadi katalis utama kenaikan ini.
Harga emas spot tercatat naik ke USD2.660,9 per ons, sementara kontrak berjangka emas Amerika Serikat meningkat menjadi USD2.688,40 per ons.
Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities, menjelaskan bahwa kabar pembelian emas oleh PBOC memberikan optimisme kepada pasar. Langkah ini dipandang sebagai sinyal bahwa bank sentral lain dapat mengikuti jejak yang sama, sehingga meningkatkan permintaan global terhadap logam mulia ini.
Pada 2023, China tercatat sebagai pembeli emas terbesar di sektor resmi. Namun, tren pembelian emas oleh PBOC terhenti selama 18 bulan hingga Mei lalu. Dengan dimulainya kembali aktivitas ini, permintaan dari investor di China diperkirakan akan melonjak, memperkuat prospek harga emas.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti pelonggaran kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik juga turut mendorong reli harga emas sepanjang tahun ini.
The Fed, yang telah memulai siklus pemangkasan suku bunga sejak September, menjadi faktor penting lainnya.
Setelah pengurangan besar sebesar 50 basis poin diikuti oleh 25 basis poin pada November, pasar kini memprediksi peluang sebesar 87 persen bahwa suku bunga akan kembali dipangkas sebesar 0,25 persen pada pertemuan 17-18 Desember mendatang.
Pemangkasan suku bunga biasanya mendukung kenaikan harga emas karena menurunkan biaya peluang untuk memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas.
Namun, analis Rhona O’Connell dari StoneX memperingatkan bahwa jika The Fed memutuskan untuk menghentikan siklus pemangkasan suku bunga dan mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati, harga emas bisa menghadapi tekanan jangka pendek.
Meski demikian, dalam perspektif jangka menengah, faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik dan tekanan di sektor perbankan diperkirakan akan tetap menjadi pendorong utama bagi logam mulia ini.
Ketegangan politik yang meningkat di Timur Tengah, terutama setelah pemberontak Suriah berhasil merebut Damaskus dan memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia, turut meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Ketidakstabilan ini terjadi di tengah lingkungan suku bunga rendah, menciptakan kombinasi yang mendukung kenaikan harga emas.
Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga mencatat kenaikan tajam. Harga perak naik 3,4 persen menjadi USD32,04 per ons, platinum meningkat 2 persen ke USD945,68 per ons, dan palladium melonjak 2,9 persen menjadi USD983,93 per ons.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa ketegangan geopolitik dan perubahan kebijakan moneter global telah memberikan dorongan kuat bagi pasar logam mulia secara keseluruhan.
Bank Emas Indonesia
Sementara itu, Indonesia berencana memiliki bank emas atau bullion bank. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengusulkan agar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dapat berperan sebagai pengelola bullion bank tersebut.
“Saya kira ini adalah awal mula bagi beberapa bank untuk menjadi bullion bank. Saya mengusulkan kepada OJK agar BRI, yang merupakan holding dari Pegadaian, dan Bank Syariah Indonesia bisa menjadi tuan rumah bullion bank di Indonesia,” ujar Airlangga dalam acara Indonesia SEZ Business Forum 2024 di Hotel St. Regis, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
Indonesia dianggap sudah seharusnya memiliki bullion bank, mengingat PT Freeport Indonesia ditargetkan dapat memproduksi 60 ton emas per tahun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik. Produksi ini menjadi kemajuan signifikan bagi Indonesia, yang sejak 1967 hanya mengekspor tembaga untuk diproses menjadi emas batangan di luar negeri.
“Sejak 1967 hingga 2024, kita hanya mengekspor tembaga. Kali ini, untuk pertama kalinya, kita dapat menghasilkan 60 ton emas di Gresik,” jelas Airlangga.
Dengan kapasitas produksi emas batangan yang mencapai 60 ton per tahun dan cadangan emas di PT Pegadaian sebanyak 70 ton, Airlangga menilai Indonesia seharusnya memiliki bullion bank. Keberadaan bank emas ini juga dinilai penting untuk mendukung industri perhiasan dalam negeri.
“Indonesia melalui OJK sedang mengembangkan bullion bank yang bisa menilai stok emas. Sebelumnya, emas hanya disimpan di gudang dan dicatat tonasenya, bukan nilainya. Bank-bank di negara lain, seperti Singapura, banyak yang memasukkan emas ke dalam neraca mereka,” tambahnya.
Airlangga menjelaskan, industri perhiasan Indonesia selama ini hanya mendapatkan biaya produksi dan tolling, namun emasnya masih diproses di luar negeri, seperti di Singapura. Hal ini mengakibatkan Indonesia tidak memperoleh nilai penuh dari emas yang diproduksi dalam industri manufakturnya.
Selain itu, mengingat emas merupakan investasi yang aman atau safe haven di masa krisis, Indonesia diharapkan bisa mengelola aset emasnya secara mandiri melalui bullion bank.
“Dalam lima tahun terakhir, kita menghadapi banyak krisis. Tidak bijaksana jika kita tidak memanfaatkan potensi emas yang kita miliki,” ujar Airlangga.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong pembentukan bullion bank atau bank emas di Indonesia.
Erick menyebut, bullion bank akan memperkenalkan masyarakat pada konsep menabung emas sebagai alternatif investasi.
“Kita belum punya bullion bank. Jika ini terwujud, masyarakat akan mulai mengenal tabungan emas. Dengan adanya bank syariah dan Pegadaian, kami mencoba mendorong masyarakat untuk menabung emas,” kata Erick Thohir di Jakarta, Kamis, 13 November 2024.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.