Logo
>

Harga Emas Naik Tipis Terdorong Penurunan Dolar

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Naik Tipis Terdorong Penurunan Dolar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami peningkatan tipis pada Jumat waktu setempat, 6 Desember 2024, didorong oleh penurunan nilai dolar dan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut. Namun, logam mulia ini tetap mencatatkan penurunan bulanan terburuk sejak September tahun lalu.

    Harga emas spot naik sebesar 0,5 persen menjadi USD2.652,71 per ounce, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup dengan kenaikan 0,6 persen pada USD2.681 per ounce. Meski demikian, sepanjang pekan ini, emas mencatatkan penurunan lebih dari 2 persen setelah penurunan tajam di awal pekan.

    Secara keseluruhan, harga emas telah turun sekitar 3 persen sepanjang bulan November. Ini mencatatkan penurunan bulanan terbesar dalam 14 bulan terakhir.

    Penurunan terjadi setelah hasil pemilihan presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump memicu aksi jual di pasar emas, akibat sentimen optimisme terhadap prospek ekonomi AS di bawah kebijakan Trump. Euforia tersebut mengangkat nilai dolar AS, yang pada gilirannya menekan harga emas.

    Indeks dolar, yang sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu, tetap berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan sebesar 2 persen pada November. Kemenangan Trump pada 5 November menghidupkan ekspektasi pengeluaran fiskal besar-besaran, tarif yang lebih tinggi, dan kebijakan perbatasan yang lebih ketat.

    Hal itu justru menciptakan tekanan tambahan pada emas, yang biasanya cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik.

    Prospek kebijakan tarif yang dijanjikan Trump, menghadirkan ketidakpastian baru. Tarif yang lebih tinggi dapat memicu inflasi dan membuat Federal Reserve mengambil pendekatan lebih hati-hati dalam melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut. Di sisi lain, ketidakpastian ini juga dapat menguntungkan emas sebagai aset safe haven jika kebijakan tarif berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global.

    Ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor pendukung permintaan emas. Misalnya, laporan militer Israel tentang pelanggaran gencatan senjata di Lebanon Selatan dan serangan besar Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina bulan ini menambah ketidakpastian global.

    Dalam catatannya, Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, menegaskan bahwa ketidakpastian global yang terus-menerus mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

    Selain emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan palladium juga mencatatkan peningkatan pada dinihari ini. Harga perak naik 0,9 persen menjadi USD30,54 per ounce, platinum melonjak 1,7 persen ke USD946,83 per ounce, dan palladium naik 0,7 persen ke USD981,63 per ounce.

    Meskipun demikian, ketiganya tetap mengalami kerugian bulanan, akibat adanya tekanan yang sama yang yang mempengaruhi pasar emas.

    Dalam situasi yang kompleks ini, emas tetap menjadi instrumen investasi penting bagi para pelaku pasar yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Namun, dinamika pasar yang terus berkembang, termasuk kebijakan fiskal dan moneter di Amerika Serikat, akan menjadi faktor penentu arah harga emas di masa mendatang.

    Diburu Pembeli

    Penurunan harga emas pada bulan November telah menarik minat pembeli yang sebelumnya menunggu berakhirnya lonjakan harga emas yang signifikan tahun ini. Setelah mencapai rekor tertinggi di USD2.790,15 per troy ounce pada 31 Oktober, harga emas spot turun sekitar 4 persen sepanjang November. Hal ini dipicu oleh kemenangan penuh Partai Republik dalam pemilu AS.

    Perubahan harga ini memberikan kesempatan baru bagi pembeli untuk kembali ke pasar. Begitu menurut pengamat dan pelaku industri.

    Co-CEO Argor-Heraeus Robin Kolvenbach, sebuah perusahaan pemurnian berbasis di Swiss, mengatakan bahwa permintaan fisik untuk emas meningkat signifikan sejak Oktober, terutama setelah penurunan harga tajam di bulan November.

    Menurut Kolvenbach, sentimen pasar telah berubah, dan pembeli kembali memanfaatkan peluang untuk membeli emas. Bahkan dengan harga di atas USD2.700, sementara beberapa analis memperkirakan emas bisa mencapai USD3.000, membuat banyak orang di pasar merasa bahwa harga saat ini masih terjangkau.

    Hal ini juga tercermin dari meningkatnya permintaan untuk produk emas seperti koin dan batangan yang biasanya dibeli oleh investor individu, serta lonjakan pesanan produksi emas fisik dari investor institusi.

    Di wilayah sensitif harga seperti India, yang merupakan konsumen emas terbesar kedua di dunia setelah China, permintaan mulai kembali meningkat setelah lonjakan harga sebelumnya menyulitkan pembeli.

    Kepala divisi bullion di salah satu bank pengimpor emas swasta di Mumbai, mengatakan bahwa permintaan di India kemungkinan akan terus bertumbuh pada bulan Desember jika harga tetap stabil di sekitar USD2.620 per troy ounce.

    Konsumen merasa lebih nyaman dengan harga saat ini, setelah sempat melihat emas mencapai puncak USD2.790. Namun, ia juga menekankan pentingnya stabilitas harga, karena volatilitas seringkali membuat pembeli ragu dan memilih menunggu tren yang lebih jelas.

    Sementara itu, permintaan emas di China tetap lesu dan lebih beragam di kawasan Asia Tenggara. Namun, analis StoneX Rhona O'Connell, mencatat bahwa ada sejumlah investor strategis yang telah menunggu koreksi harga yang signifikan. Penurunan harga setelah pemilu AS membuka peluang bagi investor untuk masuk ke pasar.

    Perubahan harga emas yang terjadi pada bulan ini menunjukkan bagaimana dinamika pasar global, sentimen politik, dan psikologi konsumen memengaruhi permintaan emas.

    Dengan stabilnya harga di level saat ini, pasar emas dapat terus menarik perhatian pembeli, baik dari konsumen individu maupun institusi yang melihat emas sebagai investasi strategis.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79