Logo
>

Harga Emas Tertahan di Tengah Pelemahan Dolar

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Tertahan di Tengah Pelemahan Dolar
Ilustrasi emas.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami sedikit pelemahan pada perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 6 Maret 2025, meskipun nilai dolar AS anjlok ke level terendah dalam empat bulan. 

    Di sini, para investor cenderung bersikap hati-hati menjelang rilis data penggajian Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan terjadi pada akhir pekan ini. Namun, kekhawatiran mengenai kebijakan tarif perdagangan yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump masih memberikan dorongan bagi emas untuk tetap bertahan di atas level psikologis USD2.900 per ons.

    Emas spot tercatat turun tipis 0,1 persen ke level USD2.913,99 per ons pada Rabu dini hari WIB, sementara harga emas berjangka AS justru naik 0,2 persen dan ditutup pada USD2.926 per ons. Pelemahan emas ini terjadi meskipun Indeks Dolar AS (DXY) merosot lebih dari 1 persen, menandai titik terendahnya dalam empat bulan terakhir.

    Peter Grant, Vice President Zaner Metals, menyebutkan bahwa masih ada minat beli yang kuat di pasar, meskipun para investor lebih berhati-hati dalam mengambil langkah sebelum data ketenagakerjaan AS diumumkan pada Jumat mendatang. Menurutnya, tren fundamental emas tetap menguntungkan, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

    Harga emas telah mencetak rekor tertinggi sebanyak 11 kali sepanjang 2025, dengan puncaknya terjadi pada 24 Februari di level USD2.956,15 per ons. Secara keseluruhan, emas telah menguat sekitar 11 persen sejak awal tahun. 

    Sentimen pasar semakin dipengaruhi oleh pernyataan Trump dalam pidatonya di depan Kongres pada Selasa malam. Dalam kongres tersebut ia mengumumkan rencana penerapan tarif baru yang akan mulai berlaku pada 2 April. Kebijakan tersebut mencakup "tarif timbal balik" dan berbagai tindakan non-tarif yang bertujuan untuk mengoreksi defisit perdagangan AS yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Langkah proteksionis ini mengikuti kebijakan tarif sebesar 25 persen yang baru saja diberlakukan terhadap sebagian besar impor dari Meksiko dan Kanada, serta penggandaan bea masuk atas barang-barang asal China menjadi 20 persen. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di pasar global dan turut menopang permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

    Sementara itu, laporan ketenagakerjaan yang dirilis oleh ADP menunjukkan bahwa pertumbuhan penggajian sektor swasta AS melambat pada Februari. Data menunjukkan tambahan hanya 77.000 pekerjaan, jauh di bawah perkiraan yang mencapai 140.000. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa laporan penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang akan mencatat kenaikan 160.000 pekerjaan.

    Daniel Pavilonis, analis dari RJO Futures, memperkirakan bahwa hasil laporan ketenagakerjaan ini akan menjadi faktor penentu pergerakan emas dalam beberapa waktu ke depan. Jika data yang dirilis ternyata lebih buruk dari perkiraan, emas kemungkinan akan mengalami tekanan jual. 

    Namun, jika hasilnya cenderung netral, dampaknya terhadap pasar emas akan terbatas. Sebaliknya, jika data menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dari ekspektasi, harga emas bisa kembali melonjak, bahkan menembus level psikologis USD3.000 per ons dalam waktu dekat.

    Di pasar logam lainnya, perak spot mengalami lonjakan 1,7 persen ke level USD32,52 per ons, sementara paladium turun 0,6 persen menjadi USD936,40 per ons. Platinum sedikit menguat 0,1 persen ke USD961,55 per ons. 

    Pergerakan harga logam mulia ini mencerminkan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar global, dengan investor terus mencermati perkembangan kebijakan ekonomi AS dan dampaknya terhadap prospek investasi di sektor komoditas.

    Saham AMMN, ARCI dan MDKA Semringah

    Pasar saham Indonesia mencatat pergerakan positif pada sejumlah emiten tambang emas, dengan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi bintang utama setelah melonjak tajam. Saham AMMN ditutup menguat 8,33 persen ke level Rp6.500 per lembar, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek perusahaan tambang emas dan tembaga ini.

    Lonjakan saham AMMN kemungkinan didorong oleh sentimen kuat di sektor pertambangan, terutama dengan meningkatnya permintaan global terhadap komoditas mineral. Selain itu, kinerja perusahaan yang terus membaik serta potensi ekspansi produksi turut menjadi faktor pendorong bagi investor untuk mengakumulasi saham ini.

    Di sisi lain, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga mengalami kenaikan, meskipun dalam skala lebih moderat. Saham MDKA naik 0,68 persen ke level Rp1.480 per lembar. 

    Sebagai salah satu pemain utama dalam industri pertambangan emas dan tembaga, pergerakan positif saham MDKA menandakan masih tingginya minat investor terhadap sektor ini, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang membuat logam mulia tetap menjadi aset lindung nilai yang menarik.

    Sementara itu, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), yang bergerak di sektor pertambangan emas, turut menguat 1,61 persen ke level Rp252 per lembar. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor masih melihat potensi pertumbuhan pada perusahaan tersebut, terutama dengan harga emas yang tetap kuat di tengah berbagai ketidakpastian global.

    Pergerakan positif saham-saham pertambangan ini sejalan dengan tren harga komoditas yang masih bertahan di level tinggi. Faktor lain seperti kebijakan pemerintah terkait industri tambang serta ekspektasi terhadap laporan keuangan mendatang juga berpotensi menjadi katalis lebih lanjut bagi pergerakan saham-saham di sektor ini.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79