Logo
>

Indonesia-Tajikistan Bahas Investasi Alumina Rp32 Triliun dan Energi Hijau

Tajikistan dikenal memiliki keunggulan dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan sekitar 90 persen kebutuhan energinya berasal dari hydroelectric.

Ditulis oleh Yunila Wati
Indonesia-Tajikistan Bahas Investasi Alumina Rp32 Triliun dan Energi Hijau
Dubes RI untuk Kazakhstan Dr M Fadjorel Rachman (kiri) bersalaman dengan PM Tajikistan Qohir Rasulzoda dalam lawatan kerja di Dushanbe, 31 Mei 2025. (Foto: Istimewa)

KABARBURSA.COM - Hubungan diplomatik Indonesia dan Tajikistan kembali menunjukkan kemajuan signifikan. Duta Besar RI untuk Kazakhstan merangkap Tajikistan Dr M Fadjroel Rachman, bertemu dengan Perdana Menteri Tajikistan Qohir Rasulzoda, dalam lawatan kerja di Dushanbe pada 31 Mei 2025. 

Salah satu poin penting yang dibahas adalah rencana investasi besar-besaran Tajikistan di sektor pengolahan alumina di Indonesia, dengan nilai awal mencapai USD2 miliar atau sekitar Rp32 triliun.

Dubes Fadjroel menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan Pemerintah Tajikistan terhadap potensi industri hilirisasi di Indonesia. Ia menyebut, investasi alumina tersebut hanya langkah awal dan ke depannya bisa berkembang lebih besar, tergantung pada kebutuhan dan dinamika pasar.

Tak hanya itu, Indonesia juga membuka peluang ekspor minyak sawit untuk diolah di Tajikistan menjadi produk hijau (green product). Produk olahan ini diharapkan bisa masuk ke pasar-pasar strategis di Asia Tengah seperti Afghanistan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, hingga perbatasan China.

Pertemuan bilateral ini juga menindaklanjuti inisiatif kerja sama energi ramah lingkungan yang sebelumnya telah disampaikan Presiden Joko Widodo kepada PM Rasulzoda dalam forum World Water Forum 2024 di Bali. 

Tajikistan dikenal memiliki keunggulan dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan sekitar 90 persen kebutuhan energinya berasal dari hydroelectric. Bahkan negara tersebut mengekspor listrik ke negara-negara tetangga.

Indonesia kini tengah membangun proyek PLTA terbesar di Sungai Kayan, Kalimantan Utara, yang berkapasitas lebih dari 13.000 megawatt. Salah satu tujuan utama proyek ini adalah memenuhi kebutuhan energi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ditargetkan menjadi kota hijau dan pintar. 

Selain itu, potensi energi dari Sungai Mamberamo di Papua yang mencapai 24.000 megawatt juga dibuka untuk kerja sama serupa.

“Semua langkah ini merupakan bagian dari implementasi visi Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto, yakni hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” kata Dubes Fadjroel.

Ia juga mengapresiasi kehadiran Direktur Investasi Danantara Indonesia Hernando Wahyono, yang tengah menjajaki potensi kerja sama di Tajikistan. 

Dubes Fadjroel bahkan mengundang Danantara untuk memperluas pembicaraan ke Astana, Kazakhstan, termasuk membuka peluang sinergi dengan Sovereign Wealth Fund “Samruk-Kazyna” yang mengelola aset sebesar 81 miliar dolar AS. 

Danantara sendiri diketahui mengelola dana sekitar USD1 triliun secara global.

Dalam pertemuan tersebut, PM Rasulzoda bersama Menteri Luar Negeri Tajikistan Sirojiddin Muhriddin, menyambut baik penguatan hubungan bilateral Indonesia-Tajikistan yang sudah terjalin selama 31 tahun. 

Menlu Muhriddin juga mengapresiasi penyelenggaraan resepsi diplomatik “Wonderful Indonesia” pertama di Dushanbe pada 1 November 2024 lalu oleh KBRI Astana, yang dihadiri jajaran diplomatik, organisasi internasional, serta pejabat tinggi Pemerintah Tajikistan.

Sekitar 300 Mahasiswa Tajikistan Menerima Beasiswa 

Kerja sama bidang pendidikan juga terus berkembang. Hingga kini, sekitar 300 mahasiswa asal Tajikistan telah menerima beasiswa untuk menempuh pendidikan di Indonesia.

Dubes Fadjroel turut menyampaikan rencana kedatangan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, ke Kazakhstan dan Tajikistan pada 2025 mendatang. Kunjungan ini akan difokuskan pada penguatan kerja sama di berbagai sektor strategis seperti politik, ekonomi, pendidikan, budaya, hingga perdagangan. 

Kawasan Asia Tengah, Eurasia, dan Kaukasia kini dipandang sebagai pasar nontradisional yang potensial untuk komoditas unggulan Indonesia, seiring langkah Indonesia bergabung dengan BRICS dan proses finalisasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia.

Dubes Fadjroel juga menyoroti peran diplomasi budaya melalui Pencak Silat yang kini berkembang pesat di Tajikistan dan Kazakhstan. 

Federasi Pencak Silat Tajikistan terus aktif menggelar kegiatan dan pelatihan, sementara atlet Kazakhstan mencetak prestasi gemilang dengan meraih 13 medali emas di Kejuaraan Asia di Bukhara dan 10 emas di Kejuaraan Dunia di Abu Dhabi. 

Untuk kategori junior, Kazakhstan bahkan masuk tiga besar dunia bersama Indonesia dan Singapura.

Kunjungan Dubes Fadjroel ke Tajikistan ini bertepatan dengan keikutsertaannya dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi tentang Pelestarian Gletser yang diselenggarakan pada 29–31 Mei 2025 di Dushanbe. 

Konferensi ini dibuka langsung oleh Presiden Emomali Rahmon dan dihadiri pula oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, serta Utusan Khusus PBB untuk isu air, Retno Marsudi.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79