KABARBURSA.COM - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, mengatakan upaya pemerintah dalam memperluas akses internet dan mendorong digitalisasi di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T), sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah-daerah tersebut sehingga memberikan dampak signifikan bagi pembangunan nasional.
Dave menggarisbawahi bahwa akses internet yang merata akan membuka berbagai peluang bagi masyarakat di daerah 3T. “Akses internet bukan hanya soal koneksi, melainkan juga soal memberikan kesempatan yang setara bagi masyarakat di semua daerah untuk berkembang,” ujarnya kepada Kabarbursa.com, Kamis, 31 Oktober 2024.
Dave menjelaskan bahwa pemerataan akses internet dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah 3T. Dengan adanya internet, siswa-siswi di daerah 3T dapat mengakses materi pembelajaran online, mengikuti kursus jarak jauh, hingga berpartisipasi dalam kelas virtual.
“Ini adalah kesempatan besar bagi generasi muda di daerah 3T untuk memiliki masa depan yang lebih baik, dengan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas,” ungkapnya.
Selain pendidikan, pemerataan internet juga memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil. Dave menyoroti bahwa pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah 3T dapat memanfaatkan e-commerce dan pemasaran digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.
“Ini bisa menjadi penggerak ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat,” katanya.
Peningkatan Layanan Kesehatan
Dave menambahkan bahwa akses internet juga berperan penting dalam sektor kesehatan. Dengan internet, masyarakat di daerah 3T dapat mengakses layanan telemedis, informasi kesehatan, hingga pelatihan medis jarak jauh. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memberikan akses yang lebih baik terhadap perawatan kesehatan.
Dave juga menekankan bahwa internet bisa menjadi sarana pemberdayaan masyarakat melalui akses ke layanan pemerintah, pelatihan keterampilan, dan partisipasi dalam diskusi sosial maupun politik.
“Dengan keterlibatan masyarakat yang lebih aktif, kita dapat memperkuat kesatuan dan kohesi sosial. Semua warga negara, tanpa terkecuali, bisa merasa terhubung dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia,” jelasnya.
Menurut Dave, pemerataan akses internet dan upaya digitalisasi ini adalah langkah penting untuk memastikan seluruh daerah di Indonesia dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan nasional.
“Visi kita adalah menciptakan Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global, dan pemerataan internet di daerah 3T menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi tersebut,” pungkasnya.
Percepatan Digitalisasi di Indonesia
Pembentukan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Kabinet Merah Putih merupakan respons atas perkembangan teknologi dan digitalisasi yang pesat. Sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Komdigi memberikan perhatian atas percepatan digitalisasi di Indonesia.
Meutya Hafid menjelaskan selama 100 hari ke depan, Presiden Prabowo memberikan perhatian secara khusus pada digitalisasi pemerintahan, persoalan judi online, dan pemerataan akses internet.
"Tentu kalau kita melihat pidato pertama beliau sebagai Presiden kemarin tentang digitalisasi berbagai urusan Pemerintahan juga menjadi fokus beliau. Jadi itu mungkin beberapa yang akan kita fokuskan bersama dengan internet yang lebih merata dalam 100 hari ke depan," ungkapnya di Kantor Kementerian Kominfo Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2024.
Meutya Hafid menegaskan perhatian Kementerian Komdigi atas masalah keamanan digital sesuai dengan keinginan masyarakat.
“Selama saya di Komisi I DPR RI juga sebelumnya. Di antaranya itu keamanan digital itu beberapa yang dititipkan secara serius," tegasnya.
Selanjutnya, Komdigi juga fokus untuk melanjutkan perang terhadap judi oline dan pinjaman oline ilegal. Selain itu, sebagai perempuan, Meutya Hafid akan fokus memperhatikan internet agar lebih ramah anak.
"Karena saya perempuan saya tambah enggak cuma dua itu, tapi saya tambah juga bagaimana internet ramah anak. Bagaimana anak-anak kita bisa terlindungi dari human trafficking atau trafficking anak, pornografi anak, kekerasan terhadap anak, itu juga akan menjadi fokus kita dalam pembenahan ruang digital,” jelasnya.
Meutya Hafid juga menekankan pelaksanaan komunikasi dengan memeratakan akses internet, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
"Saya bersama para wamen dalam waktu dekat ke daerah-daerah 3T terutama di Indonesia Timur untuk memeriksa koneksi di sana. Dengan harapan bahwa ke depan kalau kita mau basis digital, koneksi harus merata dan juga cepat. Saat ini kita sudah sampai 98 persen koneksi, tapi cepatnya belum merata. Jadi mudah-mudahan lebih cepat dirasakan internet di berbagai daerah," tuturnya. (*)