Logo
>

Jejak Karier-Kekayaan Luhut hingga Raih Dua Jabatan di Pemerintahan Prabowo

Ditulis oleh Dian Finka
Jejak Karier-Kekayaan Luhut hingga Raih Dua Jabatan di Pemerintahan Prabowo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Luhut Binsar Pandjaitan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Penasihat Khusus Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Dalam kabinet ini, Luhut memikul dua tanggung jawab setelah sebelumnya ditunjuk mengisi posisi Ketua Dewan Ekonomi Nasional.

    Dua jabatan baru untuk periode 2024-2029 melengkapi jejak panjang karier Luhut di pemerintahan. Pantas jika ia dikenal sebagai sosok dengan kapabilitas lintas sektor. Langkahnya di pemerintahan Presiden B.J. Habibie.

    Pria kelahiran 28 September 1947 di Toba Samosir, Sumatera Utara, menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir. Gus Dur mempercayakannya sebagai Menteri Perdagangan dan Industri untuk tahun 2000-2001.

    Selama lebih dari sedekade, Luhut lebih banyak berkarier sebagai pebisnis, setelah akhir jabatannya di 2001. Antara lain, ia mendirikan yayasan misi sosial, Yayasan Del, yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia Indonesia agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Yayasan Del bergerak di sektor pendidikan, teknologi, kesehatan, dan kemanusiaan dengan membangun panti asuhan.

    Pada tahun 2004, Luhut mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Kini di bawah Toba Sejahtra yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, ada anak usaha yang bergerak di sektor minyak dan gas, perkebunan, dan kelistrikan.

    Setelah beberapa tahun tidak memiliki jabatan publik, Luhut kembali diundang ke lingkaran kekuasaan oleh Presiden Joko Widodo. Pada periode pertama pemerintahan Jokowi, ia menjabat Kepala Staf Kepresidenan sebelum diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada Agustus 2015.

    Tak lama setelah itu, reshuffle kabinet pada Juli 2016 menempatkannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dan di periode berikutnya ia juga diberi tanggung jawab sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi hingga 2024.

    Di bawah kepemimpinan Jokowi, Luhut memegang berbagai jabatan strategis lain. Ia antara lain menjadi Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, hingga Koordinator PPKM untuk wilayah Jawa-Bali. 

    Peran-peran penting ini membuktikan kemampuan Luhut untuk menangani krisis dan menavigasi tantangan kompleks dalam pemerintahan.

    Karier Militer yang Cemerlang

    Sebelum terjun ke dunia politik dan pemerintahan, Luhut telah membangun karier militer yang cemerlang. Lulus sebagai perwira terbaik dari Akademi Militer Nasional Angkatan 1970, Luhut dianugerahi penghargaan Adhi Makayasa, sebuah prestasi bergengsi bagi lulusan terbaik. 

    Sebagai komandan militer, ia juga mendirikan dan memimpin Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus pada 1981, yang kemudian menjadi salah satu unit penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

    Reputasi Luhut dalam operasi militer semakin diperkuat ketika ia memimpin Satgas Tempur Khusus di Timor-Timur dan meraih predikat Komandan Satgas Tempur Terbaik. 

    Ia juga memimpin Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun, Jawa Timur, di mana ia menerima penghargaan sebagai Komandan Korem Terbaik pada 1995. Luhut juga mendapatkan penghargaan kehormatan sebagai Jenderal TNI pada tahun 2000, yang menandai akhir karier militer aktifnya.

    Harta Kekayaan Mencapai Rp1 Triliun

    Dilihat dari situs e-LHKPN KPK, Rabu 23 Oktober 2024, Luhut Binsar Pandjaitan telah menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara tahun periodik 2023.

    Kekayaan ini terdiri dari berbagai jenis aset, termasuk properti, kendaraan, hingga investasi. Dari segi properti, Luhut memiliki tanah dan bangunan senilai Rp251,6 miliar yang tersebar di sejumlah lokasi strategis, seperti Bogor, Jakarta Timur, Badung, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Malang, hingga wilayah asalnya di Tapanuli Utara, Samosir, dan Simalungun. Aset-aset tersebut berasal dari hasil usaha sendiri, hibah, serta warisan.

    Untuk mendukung mobilitasnya, Luhut tercatat memiliki tujuh unit kendaraan senilai total Rp6,25 miliar. Rangkaian kendaraan ini mencakup beberapa mobil, seperti Isuzu Panther LM 25 (2006), Toyota Alphard 3.5 Q AT (2016), Sedan Lexus LS500H Executive (2022), Toyota Alphard 2.50 AT (2022), serta Mitsubishi Triton 24LD Cult 4x4 AT (2023). 

    Selain mobil, Luhut juga memiliki dua sepeda motor, yakni Honda Solo NF11T11C1MT (2015) dan Honda Beat (2020). Semua kendaraan tersebut diperoleh dari hasil usaha sendiri.

    Selain itu, Luhut juga memiliki harta bergerak lainnya yang bernilai Rp3,38 miliar, surat berharga sebesar Rp374,7 miliar, serta kas dan setara kas yang mencapai Rp164,0 miliar. 

    Tidak ketinggalan, harta lainnya yang dimiliki olehnya tercatat sebesar Rp294,5 miliar. Di tengah jumlah kekayaan yang luar biasa ini, Luhut juga memiliki kewajiban berupa hutang sebesar Rp51,23 miliar. 

    Jumlah kekayaan bersih Luhut menunjukkan posisinya sebagai salah satu pejabat negara dengan total harta kekayaan tertinggi di Indonesia. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.