KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan Budi Santoso, pastikan pihaknya mendukung dalam meningkatkan daya saing UMKM agar dapat menembus pasar ekspor, saat kunjungannya kerjanya ke Manado, Sulawesi Utara.
“Kemendag mempunyai berbagai program untuk memperkuat daya saing produk UMKM sehingga mampu menembus pasar ekspor. Beberapa di antaranya melalui program perluasan pasar dan UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor,” kata Budi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu 14 Desember 2024.
Adapun gerai Waesa Manado adalah tempat penjualan oleh-oleh khas Sulawesi Utara yang dikelola Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado. Selain menjual produk, Gerai Waesa menyediakan jasa fotografi produk UMKM.
Perlu diketahui, produk yang dijual di Gerai Waesa mencakup berbagai macam sambal, keripik olahan, kue, kriya, dan fesyen. Salah satu produk UMKM yang dipasarkan di Gerai Waesa, yaitu keripik kelapa dengan merek Badonci, berhasil menembus pasar Tiongkok dengan nilai ekspor mencapai USD 3 juta.
Budi menyampaikan bahwa Kemendag memiliki berbagai program promosi untuk UMKM guna memperluas akses pasar. Beberapa program tersebut meliputi promosi produk unggulan melalui pameran seperti Pangan Nusa, UMKM Pangan Award, dan Trade Expo Indonesia, yang dikoordinasikan melalui Dinas Perdagangan di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten.
Selain itu, ia juga mengatakan memiliki perwakilan perdagangan di luar negeri yang akan membantu memperkenalkan produk UMKM ke negara mitra dagang. Di antaranya dengan memfasilitasi pelaku UMKM untuk mengikuti kegiatan penjajakan kerja sana bisnis (business matching).
Untuk peningkatan daya saing, lanjut Mendag Budi Santoso, program Peningkatan UMKM BISA Ekspor bertujuan untuk mendorong semakin banyak pelaku usaha kelas UMKM yang mampu merambah pasar ekspor. Program ini diwujudkan, antara lain, melalui bantuan pelatihan desain, manajemen, dan promosi.
“Kami harap, melalui berbagai program tersebut, produk UMKM semakin berdaya saing dan mampu menembus pasar ekspor,” jelasnya.
Daya Saing Produk Lokal
Lanjunya, Budi menegaskan pentingnya kerja sama antara perguruan tinggi, kementerian terkait, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam upaya meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.
Ia menyampaikan bahwa sinergi tersebut bertujuan untuk mempersiapkan UMKM agar mampu bersaing secara global. Menurutnya, peran perguruan tinggi melalui program inkubasi bisnis sangat strategis dalam menciptakan wirausaha yang berorientasi ekspor.
“Kami bekerja sama dengan perguruan tinggi, Kementerian UMKM, dan UMKM itu sendiri untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan ekspor. Di sisi lain, kami juga memanfaatkan instrumen perwakilan perdagangan di luar negeri untuk memasarkan produk UMKM berkualitas ekspor,” ujar Budi.
Untuk mendorong ekspor UMKM, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyiapkan berbagai program promosi melalui perwakilan di luar negeri, seperti Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
“Kami menargetkan setiap negara memiliki kontribusi ekspor UMKM yang terukur. Perwakilan kami di luar negeri akan memberikan perhatian khusus untuk membantu produk UMKM masuk ke pasar internasional," pungkas Budi.
Rencana Pembentukan Holding UMKM: Bisa Jadi Peluang?
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan rencana untuk membentuk sebuah holding UMKM yang bertujuan untuk menjembatani pengusaha UMKM dengan sektor industri besar.
Menurut Maman, keberadaan holding ini memberikan peluang bagi UMKM untuk berkembang lebih pesat. Kementerian UMKM akan memberikan berbagai dukungan, mulai dari pelatihan produksi, akses pembiayaan, penyusunan perencanaan bisnis, hingga penyediaan rantai pasok dan investor.
Dengan adanya ekosistem ini, UMKM dan industri besar tidak akan terpisah, melainkan terhubung dalam satu kesatuan yang saling mendukung.
“Harapan kami, holding ini akan mendorong UMKM untuk lebih berdaya, seperti dalam hal penyediaan pasokan atau suku cadang. Ini adalah contoh dari upaya kami untuk membangun konektivitas antara UMKM dengan industri besar,” jelas Maman
Sebagai contoh konkret, Maman menyoroti industri otomotif yang sangat membutuhkan pasokan komponen. Di sektor ini, hubungan antara industri besar dan UMKM sudah terjalin dengan baik, menciptakan ekosistem yang saling mendukung, tuturnya.(*)