Logo
>

Kemendag Ungkap Potensi Ekspor RI Hingga Akhir 2024

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Kemendag Ungkap Potensi Ekspor RI Hingga Akhir 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa potensi ekspor Indonesia hingga akhir 2024 tetap positif, meskipun terdapat kekhawatiran mengenai kemungkinan resesi di Amerika Serikat.

    Sekretaris Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag, Ari Satria, mengatakan ekspor Indonesia untuk saat ini masih terbilang stabil.

    "Kalau melihat dari data sebenarnya, kita masih stabil," kata Ari Satria di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

    Ari pun optimis dalam empat bulan ke depan, hingga akhir 2024, ekspor Indonesia akan tetap stabil. Namun, dia berharap pemerintahan yang akan datang dapat menyusun strategi untuk meningkatkan nilai ekspor.

    "Tapi yang justru yang perlu dicermati adalah nanti pemerintahan baru kita ini, 2025, be and beyond, dan bagaimana pemerintahan baru bisa menyusun strategi yang lebih tepat untuk peningkatan ekspor," ujar dia.

    Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2024 yang mencapai 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy). Salah satu pilar utama penopang pertumbuhan ini adalah konsumsi domestik dan kinerja ekspor.

    Berdasarkan hal tersebut, Ari pun cukup yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan bisa kembali positif. Apalagi, kata dia, pemerintahan baru yang akan dipimpin  Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki ambisi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    "Jadi saya rasa masih kita pertahankan (pertumbuhan ekonomi). Pemerintahan baru kan sangat berambisi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita" imbuh Ari.

    Berdasarkan data dari BPS, kinerja ekspor,  tumbuh sebesar 8,28 persen yoy sepanjang kuartal II tahun 2024. Pada kuartal sebelumnya, kinerja ekspor berada di angka 7,73 persen.

    Kinerja ekspor ini didukung oleh komoditas migas dan non-migas seperti batu bara, nikel, perhiasan, serta mesin dan peralatan listrik. Edy juga menyebut bahwa kinerja ekspor jasa meningkat seiring dengan bertambahnya kunjungan wisatawan mancanegara.

    “Ekspor jasa turut didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke dalam negeri,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, pada Senin, 5 Agustus 2024.

    Di sisi lain, ekspor Indonesia tercatat sebesar USD20,84 miliar pada Juni 2024. Nilai ini turun 6,65 persen dibanding bulan sebelumnya, tetapi tetap mengalami peningkatkan sebesar 1,17 persen dibanding Juni tahun sebelumnya (yoy).

    Pelemahan ekspor pada Juni 2024 juga dipicu oleh pelemahan ekspor nonmigas sebesar 6,20 persen dan migas sebesar 13,24 persen dibandingkan Mei 2024 (MoM).

    Namun di tengah penurunan tersebut, ekspor beberapa produk nonmigas Indonesia justru mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya (MoM).

    Beberapa produk tersebut di antaranya lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang naik signifikan sebesar 68,06 persen, barang dari besi dan baja (HS 73) 46,33 persen, timah dan barang daripadanya (HS 80) 38,82 persen, pulp dari kayu (HS 47) 22,70 persen, serta pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) 7,67 persen.

    Adapun pada semester I-2024, total ekspor Indonesia mencapai USD125,09 miliar, turun 2,77 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy). Penurunan ini disebabkan pelemahan ekspor nonmigas sebesar 3 persen dan penguatan ekspor migas sebesar 0,77 persen.

    Sementara itu neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar USD2,39 miliar. Surplus ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD4,43 miliar dan defisit migas sebesar USD2,04 miliar. Surplus ini melanjutkan tren surplus secara beruntun selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

    Secara kumulatif pada semester I-2024  atau dari Januari hingga Juni 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD15,45 miliar.

    Surplus ini lebih rendah dari surplus periode yang sama tahun sebelumnya dengan nilai USD19,92 miliar. Surplus semester I 2024 terdiri dari surplus nonmigas sebesar USD25,55 miliar dan defisit migas sebesar USD 10,11 miliar.

    Ekspor dan Konsumsi Topang Perekonomian Indonesia

    Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II tahun 2024 yang mencapai 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Salah satu pilar utama penopang pertumbuhan ini adalah konsumsi domestik dan kinerja ekspor.

    Berdasarkan data dari BPS, kinerja ekspor, menurut Edy, tumbuh sebesar 8,28 persen yoy sepanjang kuartal II tahun 2024. Pada kuartal sebelumnya, kinerja ekspor berada di angka 7,73 persen.

    Kinerja ekspor ini didukung oleh komoditas migas dan non-migas seperti batu bara, nikel, perhiasan, serta mesin dan peralatan listrik. Edy juga menyebut bahwa kinerja ekspor jasa meningkat seiring dengan bertambahnya kunjungan wisatawan mancanegara.

    "Ekspor jasa turut didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke dalam negeri," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, Senin, 5 Agustus 2024.

    Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh peningkatan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di kuartal II tahun 2024. Edy menyatakan bahwa pertumbuhan PMTB dipacu oleh naiknya investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

    Menurut data BPS, PMTB tumbuh sebesar 4,43 persen yoy. Namun, secara tahunan, PMTB tahun ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 4,63 persen.

    "Sub-komponen PMTB yang mencatat pertumbuhan tinggi adalah mesin dan perlengkapan serta bangunan," tutup Edy.

    Sementara itu, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,93 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh perayaan hari besar keagamaan dan meningkatnya mobilitas masyarakat seiring dengan periode libur panjang.

    "Sub-komponen rumah tangga yang mencatat pertumbuhan tinggi adalah transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel," kata Edy.

    Daya Beli

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 memang di bawah pertumbuhan nasional, hanya sebesar 4,93 persen.

    Namun, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap dominan, mencapai 54,53 persen. Airlangga menekankan bahwa dibandingkan dengan negara lain, daya beli atau konsumsi Indonesia masih relatif tinggi.

    "Jika dibandingkan dengan negara lain, angka ini cukup tinggi, dan kontribusinya masih dominan, dengan konsumsi mencapai 54,53 persen dari total PDB," ujar Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin 5 Agustus 2024.

    Beberapa sektor usaha yang terkait konsumsi rumah tangga, menurut Airlangga, masih tumbuh tinggi di atas pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,05 persen per kuartal II-2024. Di antaranya sektor akomodasi dan makanan minuman yang tumbuh 10,17 persen, serta transportasi dan pergudangan yang tumbuh 9,56 persen.

    "Konsumsi ini tentu kemarin kita didorong Ramadhan, Idul Fitri, dan kegiatan mobilitas masyarakat, termasuk kegiatan-kegiatan di hotel, restoran, dan cafe," ujar Airlangga

    Selain itu, inflasi tetap terkendali di kisaran 2 persen, seiring dengan kenaikan inflasi inti. Airlangga juga menyoroti bahwa impor barang konsumsi masih tumbuh sekitar 12 persen, mencerminkan likuiditas perekonomian yang memadai, penyaluran kredit yang meningkat, serta okupansi hotel di atas 50 persen.

    "Jadi kalau kita banyak bicara inflasi, inflasi inti kita mendekati 2 persen, kredit konsumsi naik 10,4 persen, impor barang konsumsi 12 persen, peredaran uang (M2) tumbuh 7,2 persen, dan tingkat okupansi hotel 54 persen," ungkap Airlangga.

    Sebagaimana diketahui, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,93 persen (year on year/yoy) pada kuartal II-2024. Meskipun masih menjadi pendorong utama perekonomian, konsumsi rumah tangga tetap berada di bawah 5 persen dalam tiga kuartal terakhir.

    Namun, jika dibandingkan dengan kuartal II-2023, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga menurun karena pada saat itu masih mampu tumbuh 5,22 persen. Dibanding kuartal I-2024, pertumbuhannya pun stagnan karena pada periode tersebut tumbuh 4,91 persen. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.