Logo
>

Kemenperin Luncurkan Batik Motif ‘Indonesia 4.0’

Ditulis oleh KabarBursa.com
Kemenperin Luncurkan Batik Motif ‘Indonesia 4.0’

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia resmi meluncurkan batik dengan motif Indonesia 4.0 sebagai bagian dari perayaan enam tahun program Making Indonesia 4.0 dan Hari Batik Nasional 2024.

    Desain batik ini merupakan hasil kolaborasi antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Guru Batik Indonesia.

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa batik, sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui secara global, dan kini tengah mengalami transformasi seiring dengan perkembangan industri 4.0.

    “Transformasi ini bertujuan tidak hanya untuk melestarikan nilai-nilai tradisional, tetapi juga mengintegrasikan teknologi modern guna meningkatkan nilai tambah produk batik dan daya saing industri,” kata Agus Gumiwang dalam siaran pers yang dirilis pada Jumat, 4 Oktober 2024.

    Batik motif Indonesia 4.0 menggabungkan tradisi dengan teknologi modern, mencerminkan elemen-elemen dari industri 4.0 seperti kecerdasan buatan (AI).

    BBSPJIKB dan IKM Guru Batik menciptakan motif yang terinspirasi oleh revolusi industri, dengan ornamen-ornamen seperti sinyal Wi-Fi dan Printed Circuit Board (PCB) yang melambangkan konektivitas digital.

    Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, menjelaskan bahwa ornamen-ornamen tersebut disusun secara geometris dan berulang sebagai simbol doa yang dipanjatkan secara terus-menerus untuk mendukung industri di Indonesia.

    “Semua ornamen saling terhubung, menggambarkan koneksi yang mendorong pemanfaatan teknologi otomatisasi dalam industri,” katanya.

    Desain batik ini menempatkan elemen prosesor dan AI di pusat motif, melambangkan kemajuan teknologi dan kepemimpinan industri. Peluncuran batik motif Indonesia 4.0 ini diharapkan dapat mendorong usaha industri di Tanah Air untuk mencapai potensi maksimalnya.

    Dengan peluncuran ini, Kemenperin menegaskan pentingnya pengembangan teknologi tinggi yang tetap selaras dengan budaya dan jati diri bangsa.

    “Melalui filosofi yang terkandung dalam desain batik motif Indonesia, yang melambangkan keterhubungan, sinergi, dan pertumbuhan bersama, diharapkan visi Indonesia Emas 2045 semakin mendekati kenyataan,” tutup Andi.

    Nilai Ekspor Batik Turun 8,29 Persen

    Hari ini, 2 Oktober 2024, bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa nilai ekspor batik mengalami penurunan sebesar 8,29 persen secara year on year (yoy).

    Tak hanya itu, di dalam negeri, Agus Gumiwang mengatakan, produk batik Indonesia saat ini juga berhadapan dengan produk-produk impor.

    “Jadi tidak hanya nilai ekspornya yang turun, di dalam negeri juga menghadapi serbuah produk tekstil impor baik yang masuk secara legal maupun ilegal,” kata Agus Gumiwang dalam pameran ‘Hari Batik Nasional Industrial Festival 2024’ di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Oktober 2024.

    Apalagi, lanjut Agus, jika dari harga, produk-produk tekstil impor lebih murah dari harga batik.

    Lebih mengkhawatirkan lagi, China sudah bisa memproduksi batik dan diimpor ke Indonesia.

    “Bisa jadi (China mengimpor batik). Sama dengan industri lain, harus ada regulasi yang memang pro kepada industri dalam negeri kita, termasuk TPT (tekstil dan produk tekstil), termasuk batik,” ujarnya.

    Dalam sambutannya, Agus mengatakan ekspor batik mengalami kontraksi sebesar 8,29 persen dibandingkan dengan tahun 2023.

    “Di sisi lain, adanya tren kenaikan penggunaan batik dalam keseharian generasi muda Indonesia saat ini, memberikan optimisme bagi masa depan industri batik di pasar dalam negeri,” kata Agus.

    Sementara itu, ekspor industri tekstil dan pakaian jadi sampai Triwulan II tahun 2024 juga mengalami kontraksi berturut-turut sebesar 5,56 persen dan 4,12 persen (yoy), dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dalam kesempatan itu, Menperin juga mendorong para pelaku industri batik untuk segera bertransformasi menuju Industri 4.0.

    “Penerapan teknologi digital pada industri batik dapat mendukung aspek manajemen dan operasionalnya sehingga lebih efektif dan efisien,” kata Agus.

    Meski begitu, Agus Gumiwang mengatakan masih banyak peluang bagi industri batik dalam negeri untuk memperluas cakupan pasar ekspor, sekaligus meningkatkan kontribusi bagi devisa negara.

    Karena, menurutnya, besaran ekspor batik pada triwulan II-2024 baru sebesar USD8,33 juta.

    “Industri batik pun turut memberikan kontribusi terhadap ekspor TPT dengan nilai USD8,33 juta yang menurut saya belum optimal, belum maksimal. Masih banyak peluang yang bisa kita manfaatkan untuk mengisi pasar-pasar ekspor dari batik nasional,” ucapnya.

    Menperin mengatakan dorongan pemajuan ekspor sektor batik nasional itu dilakukan pihaknya melalui berbagai program dengan melibatkan para mitra, seperti acara Hari Batik Nasional yang bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia.

    Dalam kegiatan itu disampaikan Menperin Agus, dilakukan penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi Indikasi Geografis (IG), pendampingan teknis produksi, serta fasilitasi mesin dan peralatan.

    “Tahun lalu, kami memberikan fasilitasi Indikasi Geografis untuk Batik Complongan Indramayu, dan mengangkat Batik Complongan Indramayu sebagai tema Pameran Gelar Batik Nasional (GBN) 2023. Alhamdulillah, dampaknya cukup signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat, dan dapat meningkatkan awareness konsumen terhadap Batik Complongan Indramayu,” tuturnya.

    Lebih lanjut dirinya mengatakan, cara lain untuk mendorong promosi batik Indonesia dalam pasar global yakni dengan menggunakannya dalam kegiatan resmi kenegaraan maupun sehari-hari. Menurut dia, sebagai langkah awal, pihaknya sudah menerapkan untuk menggunakan batik selama empat hari kerja dalam seminggu.

    Kemenperin menyatakan industri batik dalam negeri tercatat sudah menyerap sebanyak 200.000 tenaga kerja hingga Agustus 2024 yang tersebar di 201 sentra industri, 5.946 industri kecil menengah (IKM) di 11 provinsi.

    Dari total 200.000 pekerja yang ada di sektor industri kerajinan batik, turut memberikan kontribusi besar terhadap neraca ekspor Indonesia, dengan kuantitas periode Januari-Juli (semester I) 2024 mencapai USD9,45 juta. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi