KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan menyerahkan pengelolaan tambang bekas Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) kepada Muhammadiyah.
Dalam penjelasannya, Bahlil menyatakan bahwa dua tambang yang akan diberikan adalah milik PT Adaro Energy Tbk dan PT Arutmin Indonesia.
“Saya sudah menyiapkan lahan untuk Muhammadiyah, khususnya untuk dua perusahaan, yaitu Arutmin dan Adaro,” ungkap Bahlil di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu, 13 Oktober 2024.
Namun, dia juga menambahkan bahwa ada permintaan tambahan untuk lahan tambang di lokasi lain, yang saat ini sedang dalam pertimbangan pemerintah.
Bahlil tidak merinci lokasi-lokasi lain yang dimaksud, tetapi ia memastikan bahwa permintaan tersebut berada di sekitar area yang telah ditawarkan.
“Ada permintaan di sekitar lokasi yang sudah kita sediakan. Kita masih melihat kemungkinan untuk memberikan akses ke lahan lain,” tambahnya.
Meskipun pengelolaan tambang untuk Muhammadiyah sedang dalam proses, Bahlil menyatakan bahwa organisasi ini akan mengikuti langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang lebih dulu mendapatkan izin tambang.
“NU sudah mendapatkan izin lebih awal, dan sekarang Muhammadiyah juga akan menyusul. Saya sudah memberikan disposisi untuk memprosesnya dan akan menginformasikan perkembangan lebih lanjut,” jelas Bahlil saat menghadiri rapat di DPR, Jakarta, pada 26 Agustus lalu.
Pengelolaan tambang yang akan dialokasikan untuk Muhammadiyah merupakan tambang yang sebelumnya berada di bawah PKP2B. Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah memiliki dua pilihan utama untuk pengelolaan tersebut, yakni eks tambang PT Adaro Energy Tbk atau PT Arutmin Indonesia.
“Kita akan berusaha untuk membuat pengelolaan yang optimal dari kedua opsi tersebut,” ujarnya.
Keputusan pemerintah untuk menyerahkan pengelolaan tambang kepada Muhammadiyah menunjukkan komitmen untuk memberdayakan organisasi sosial keagamaan dalam sektor pertambangan. Hal ini diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi tambang.
Sementara itu, Bahlil menyebut bahwa proses pemberian izin untuk pengelolaan tambang oleh Muhammadiyah masih dalam tahap penyelesaian. Ia menegaskan pentingnya langkah ini untuk memastikan bahwa kegiatan pertambangan dapat berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan adanya rencana ini, diharapkan Muhammadiyah dapat memainkan peran yang signifikan dalam pengelolaan sumber daya alam, yang tidak hanya fokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan. Langkah ini juga mencerminkan sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mengelola potensi tambang di Indonesia.
Selanjutnya, Bahlil mengisyaratkan bahwa pembicaraan mengenai permohonan lahan tambang lainnya akan terus dilakukan.
“Kami akan terus mempertimbangkan setiap permohonan yang masuk dan melihat bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang terbaik,” tuturnya.
Diharapkan, dengan dukungan pemerintah, Muhammadiyah dapat mengelola tambang dengan baik dan bertanggung jawab, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Proses ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung pengelolaan sumber daya mineral yang lebih inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Bahlil juga menekankan bahwa pengelolaan tambang harus dilakukan dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
“Kami ingin agar setiap kegiatan pertambangan dilakukan secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Ini menjadi bagian dari komitmen kita untuk menjaga alam,” pungkasnya.
Melihat ke depan, rencana pengelolaan tambang ini diharapkan dapat membawa dampak positif, baik bagi Muhammadiyah maupun masyarakat di sekitarnya. Dengan pengelolaan yang baik, potensi sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
Adaro bakal Tinggalkan Bisnis Batu Bara?
Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo menilai emiten di bidang mineral, terutama batu bara, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sedang dalam kondisi terbaik. Menurutnya, ADRO berpotensi mencari prospek medium dan long term.
“Kinerja ADRO mantap. PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencetak laba bersih USD404 juta pada kuartal II tahun ini, naik 8 persen secara kuartalan atau turun 2,7 persen secara tahunan, melewati proyeksi, yang didorong oleh penjualan di atas estimasi,” kata Wahyu kepada Kabar Bursa, Sabtu, 4 Oktober 2024.
Volume penjualan ADRO juga meningkat 12,1 persen secara kuartal menjadi 18,5 juta ton dan 9,5 persen secara tahunan. Ia menambahkan, ADRO berkomitmen mendukung pemerintah menurunkan gas rumah kaca, termasuk untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Hal ini mendorong ADRO membidik 50 persen total pendapatan dari bisnis non batu bara termal pada 2030. Guna memenuhi target tersebut, ADRO bakal mengembangkan bisnis di bidang yang mendukung ekosistem hijau di Indonesia.
ADRO berencana memisahkan bisnis pilar pertambangan dan beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green.
“Langkah ini bagus dan efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis non batu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing,” kata Wahyu.
ADRO menargetkan transaksi spin off ini akan membantu AAI dan pilar bisnis non batu bara termal bisa meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.
“Pemisahan ini secara tidak langsung bakal membantu bisnis hijau perseroan mendapatkan lebih banyak akses terhadap sumber pembiayaan, utamanya pada proyek-proyek ramah lingkungan,” tuturnya.
Kinerja Saham ADRO
Berdasarkan data Stockbit, perusahaan tambang batu bara raksasa, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), menunjukkan kinerja keuangan yang cukup solid pada tahun 2024. Laporan keuangan per semester pertama memperlihatkan tren positif meskipun menghadapi berbagai tantangan eksternal, termasuk volatilitas harga komoditas dan perubahan regulasi global terkait energi. Dengan demikian, ADRO tetap menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar modal dan investor.
Berdasarkan data keuangan terbaru, ADRO membukukan pendapatan bersih yang cukup signifikan pada kuartal pertama dan kedua 2024. Pendapatan bersih (net income) ADRO pada Q1 2024 mencapai Rp5,942 triliun, sementara di Q2 2024 naik menjadi Rp6,825 triliun.
Kenaikan ini cukup menggembirakan, meski tidak setinggi performa pada tahun 2022 yang mencatat pendapatan bersih tertinggi. Dalam tren tahunan (annualised), pendapatan bersih ADRO diproyeksikan mencapai Rp25,534 triliun pada 2024, mendekati angka pendapatan pada 2023 yang berada di Rp25,342 triliun.
Pada tahun-tahun sebelumnya, ADRO menghadapi fluktuasi kinerja yang cukup signifikan. Pada 2022, perusahaan ini mencatat kinerja yang sangat baik dengan pendapatan tahunan sebesar Rp38,872 triliun, puncaknya terjadi pada Q2 dan Q3 2022 ketika ADRO meraih Rp12,303 triliun dan Rp10,946 triliun secara berurutan.
Namun, pada 2021 dan tahun-tahun sebelumnya, kinerja perusahaan sempat berfluktuasi, dengan pendapatan bersih tahun 2021 hanya mencapai Rp13,328 triliun, dan bahkan lebih rendah pada 2020 dengan Rp2,043 triliun karena dampak pandemi global.
Peningkatan kinerja di tahun 2024 menunjukkan pemulihan yang kuat setelah melewati periode penuh tantangan. Meski belum sepenuhnya mencapai puncak kinerja seperti pada 2022, ADRO tampak semakin stabil dari sisi operasional dan keuangan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.