Logo
>

Pasar Asia Bergerak Beragam di Tengah Sentimen Global

Pergerakan IHSG, Bursa Eropa, maupun Wall Street, ditutup menguat. Namun untuk IHSG, peluang terkoreksi masih cukup lebar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Pasar Asia Bergerak Beragam di Tengah Sentimen Global
Ilstrasi Bursa Asia.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di pasar Asia, pergerakan indeks saham pada Rabu sore, 12 Maret 2025, berlangsung beragam, dipengaruhi oleh berbagai faktor global. Konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia, serta kebijakan perdagangan Amerika Serikat terkait tarif impor baja dan aluminium, menjadi faktor utama yang membentuk sentimen investor. Meskipun demikian, sejumlah indeks utama menunjukkan ketahanan.

    Indeks saham di Hong Kong dan China relatif stabil, mencerminkan kekuatan pasar terhadap ketidakpastian global. Sementara itu, Korea Selatan dan Taiwan mencatat penguatan, menandakan optimisme di kedua pasar tersebut. 

    Jepang juga berhasil mempertahankan posisinya setelah sebelumnya mengalami tekanan yang membawa indeks Nikkei ke level terendah dalam hampir enam bulan. Di sisi lain, indeks acuan Australia mengalami koreksi tajam, menutup sesi dengan penurunan signifikan 9,6 persen dari rekor tertingginya pada Februari.

    Kebijakan perdagangan Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan pasar. Tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium yang mulai berlaku pada hari Rabu memberikan dampak yang relatif kecil terhadap harga saham produsen baja di Asia, namun berpotensi menimbulkan ketegangan dagang yang lebih luas di masa mendatang.

    Sementara itu, Wall Street menunjukkan tanda-tanda pelemahan akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat. Beberapa perusahaan melaporkan hasil keuangan yang kurang memuaskan, yang memicu efek domino ke pasar global. Saham sektor perjalanan berada di bawah tekanan setelah Delta Air Lines memangkas proyeksi laba, yang kemudian berdampak negatif pada pesaingnya seperti United Airlines dan American Airlines.

    Di pasar valuta asing, pergerakan mata uang Asia menunjukkan fluktuasi yang cukup tajam. Yen Jepang melemah ke 148,37 per dolar AS, sementara dolar Singapura turun ke 1,3329. Mata uang yuan Tiongkok (CNY) juga mengalami pelemahan terhadap dolar, mencerminkan tekanan dari faktor eksternal. Rupiah Indonesia turun ke 16.452 per dolar AS, mengikuti tren pelemahan di pasar regional.

    Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, investor di pasar Asia tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Sentimen pasar ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, kebijakan perdagangan Amerika Serikat, serta dinamika perekonomian global yang dapat berdampak pada arus modal di kawasan Asia.

    IHSG Menguat

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan sore kemarin, ditutup menguat 119 poin atau 1,82 persen ke level 6.665. Sepanjang sesi, IHSG bertahan kokoh di zona hijau dengan nilai transaksi mencapai Rp9,78 triliun. 

    Volume perdagangan yang mencapai 186,95 juta lot saham mencerminkan meningkatnya minat beli di pasar.

    Sektor teknologi menjadi motor penggerak utama dengan kenaikan 5,51 persen, sementara sektor properti mengalami tekanan terbesar dengan penurunan 0,78 persen. Beberapa saham unggulan dalam indeks LQ45 turut menunjukkan pergerakan mencolok. 

    Saham Mitra Adiperkasa (MAPI), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) mencatat penguatan tertinggi, sementara Unilever Indonesia (UNVR), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Merdeka Battery Materials (MBMA) mengalami pelemahan.

    Bursa Eropa Menguat, Harga Minyak Stabil

    Pasar saham Eropa mengawali perdagangan Rabu sore, 12 Maret 2025, dengan lonjakan signifikan setelah Uni Eropa mengumumkan langkah balasan terhadap tarif impor baja dan aluminium yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Kebijakan ini memicu optimisme di kalangan investor, mengangkat indeks utama di bursa Eropa ke zona hijau.

    Indeks Stoxx 600, yang menjadi tolok ukur pasar saham Eropa, naik 0,6 persen begitu bel pembukaan berbunyi, menunjukkan respons positif terhadap perkembangan terbaru dalam kebijakan perdagangan global. 

    Bursa utama di kawasan ini pun ikut menguat, dengan indeks DAX Jerman menanjak 0,93 persen ke level 22.536, FTSE Inggris bertambah 0,25 persen menjadi 8.516, dan CAC Prancis melonjak 0,81 persen ke posisi 8.006.

    Penguatan ini terjadi di tengah ketidakpastian global, terutama terkait kebijakan perdagangan AS yang memicu reaksi dari mitra dagangnya. Uni Eropa mengeluarkan kebijakan tarif pembalasan sebagai respons terhadap keputusan Washington yang menaikkan bea masuk atas baja dan aluminium asal Eropa. 

    Langkah ini diharapkan dapat menyeimbangkan kembali dinamika perdagangan di kawasan, meskipun risiko volatilitas pasar tetap ada.

    Sementara itu, di pasar komoditas, harga minyak mengalami kenaikan tipis seiring dengan melemahnya dolar AS, meskipun tekanan dari perlambatan ekonomi global membatasi lonjakan yang lebih besar. Harga minyak mentah Brent bertambah 13 sen atau sekitar 0,2 persen, diperdagangkan di level  USD69,69 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan serupa, naik 13 sen menjadi $66,38 per barel.

    Menurut Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ, meskipun prospek ekonomi global menghadapi tantangan, permintaan terhadap minyak mentah masih menunjukkan ketahanan. Stabilitas harga minyak di tengah ketidakpastian ini menjadi indikasi bahwa pasar masih melihat adanya kebutuhan energi yang kuat dalam jangka pendek.

    Dengan dinamika yang terus berkembang, para investor di Eropa dan global kini mencermati langkah-langkah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dan bank sentral dalam menavigasi dampak dari perang dagang, serta bagaimana kondisi ekonomi global ke depan akan mempengaruhi pasar keuangan dan komoditas.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79