Logo
>

Pasar Dunia Cemas Menanti Balasan Iran usai Serangan AS

Harga minyak naik, emas menguat, dan dolar stabil di tengah ketegangan Timur Tengah. Pasar menanti arah respons Iran atas serangan AS.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Pasar Dunia Cemas Menanti Balasan Iran usai Serangan AS
Ilustrasi: Pasar global waspada usai serangan AS ke Iran. Harga minyak melonjak, emas diburu investor, dan risiko geopolitik membayangi pergerakan aset dunia. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pasar saham global melemah pada Senin, 23 Juni 2025, pagi, sementara harga minyak sempat menembus level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Dolar Amerika menguat tipis. Di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat, investor menanti kemungkinan langkah balasan Iran atas serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklirnya.

    Hingga saat ini, reaksi pasar terhadap eskalasi di Timur Tengah masih cenderung tenang. Investor memilih bersikap menunggu sambil mencermati arah situasi geopolitik yang masih cair. Dilansir dari Reuters di Jakarta, berikut adalah beberapa tanggapan analis pasar merespons situasi ini.

    Analis valas di Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong, menyebut respons pasar terhadap konflik masih lemah karena pelaku pasar menunggu reaksi resmi dari Iran. Ia menilai pasar lebih khawatir terhadap dampak inflasi dari konflik ini ketimbang efek perlambatan ekonomi.

    Menurut dia, nilai tukar global akan sangat sensitif terhadap pernyataan dan langkah dari pemerintah Iran, Israel, maupun Amerika Serikat. Jika ketegangan meningkat, ia memperkirakan mata uang safe haven seperti yen dan franc Swiss akan menguat signifikan.

    Kepala strategi investasi di Saxo, Singapura, Charu Chanana, mengatakan pasar saat ini memandang serangan AS ke Iran sebagai peristiwa yang masih terkendali. Minimnya aliran modal ke aset aman, menurut dia, menunjukkan bahwa investor belum melihat ini sebagai ancaman serius terhadap pasokan minyak global atau perdagangan internasional.

    Chanana juga menilai, sebagian investor justru menginterpretasikan serangan ke fasilitas nuklir Iran sebagai bentuk pengurangan risiko jangka panjang. Jika kemampuan nuklir Iran dianggap melemah signifikan, pasar bisa membaca situasi ini sebagai de-eskalasi terselubung, bukan ancaman baru. Namun ia mengingatkan setiap sinyal balasan dari Iran, apalagi yang menyangkut Selat Hormuz, bisa cepat mengubah sentimen dan memaksa pasar menghitung ulang risiko geopolitik.

    Analis suku bunga kawasan Asia-Pasifik dari TD Securities, Prashant Newnaha, menilai pergerakan harga sejauh ini menunjukkan pasar memandang konflik ini tidak akan berlangsung lama dan kemungkinan besar akan mereda dengan sendirinya.

    Sementara itu di Tokyo, Shoki Omori dari Mizuho Securities mengatakan pelaku pasar Jepang lebih memilih bersikap wait-and-see. Antisipasi sebelumnya terhadap penguatan obligasi pemerintah Jepang pasca penurunan tajam penerbitan obligasi 20 tahun tidak sepenuhnya terwujud. Hal ini disebabkan minimnya pergerakan suku bunga AS serta sentimen yang justru cenderung mendukung penguatan dolar.

    Direktur Strategi Investasi OCBC, Vasu Menon, mengatakan arah pasar global kini sangat bergantung pada bagaimana Iran merespons. Serangan mendadak dari AS dan peringatan keras dari Donald Trump agar Iran tidak membalas, menurut dia, bisa menahan langkah agresif dari Teheran.

    Menon juga memperkirakan volatilitas akan terus mewarnai pasar global dalam beberapa hari hingga pekan ke depan, seiring ketidakpastian yang ditimbulkan dari Timur Tengah dan kebijakan tarif Trump yang belum jelas. Meski begitu, ia menilai krisis ini belum cukup kuat untuk menggoyang tren bull market di pasar saham global, selama inflasi tidak melonjak tajam dan ekonomi dunia tak jatuh ke jurang resesi.

    Ia menambahkan, aset lindung nilai seperti emas masih berpeluang menguat. Ketidakpastian global yang terus membayangi dan tren diversifikasi cadangan devisa dari dolar AS ke emas oleh sejumlah bank sentral dunia, menurut dia, bisa mendorong harga emas menembus USD3.900 per ons dalam 12 bulan ke depan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).