KABARBURSA.COM - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menggelar Business Matching and Expo (Kontak Bisnis dan Pameran), di Trans Studio Mal (TSM) Denpasar Bali, 20-21 Juli 2024.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Eddy S Bramiyanto, Mengatakan produk unggulan dari 20 UMKM Jateng akan dipasarkan di TSM.
Dia menjamin produk yang dipasarkan benar-benar berkualitas. Sebab, produk tersebut sudah lulus kurasi. Apalagi, bakal ada produk kejutan yang dijual di tempat itu.
“Konsultan kami dari Bali lho. Dari 265 UMKM yang mendaftar, setelah dikurasi lolos 76 UMKM, kemudian diseleksi lagi dan lolos 20 UMKM. Tapi, bukannya yang di luar 20 UMKM ini tidak berpotensi. Tapi produk mereka sudah dibawa ke Yordania, Mexico, dan lain-lain,” kata Eddy, Jumat, 19 Juli 2024.
Dijelaskan Eddy, 20 UKMM tersebut berasal dari 11 kabupaten/kota di Jawa Tengah, yakni Banjarnegara, Cilacap, Jepara, Klaten, Purbalingga, Sukoharjo, Tegal, Wonosobo, Kota Semarang, Salatiga, dan Surakarta. Mereka membawa beragam produk, di antaranya fesyen, aksesoris, furnitur atau homedecor, alat musik, hingga makanan dan minuman.
Tak hanya pameran, lanjut dia, para pelaku UMKM juga dipertemukan dengan sekitar 35 Konsulat Jenderal (Konjen) dan 16 buyer. Tujuannya, agar produk UMKM dapat menambah pasar ekspor.
“Kita support teman-teman UMKM. Tahun lalu ketemu buyer tembus (transaksi) Rp25 miliar. Selain itu, dari penjualan di lokasi dapat Rp300 juta. Di Banjarmasin, produk fesyen dapat kontrak Rp1 miliar,” ujarnya.
Ia menyampaikan, mengingat potensi yang luar biasa, pihaknya terus melakukan pembinaan UMKM. Seperti, membekali UMKM cara membuat desain, dan promosi produk. Sebab, kebanyakan para buyer selalu mengikuti UMKM melalui website.
“Kelemahan UMKM, belum banyak menginfokan produk mereka ke website. Rata-rata promosinya di Instagram. Padahal buyer banyak yang melihat lewat website,” tutur Bram.
Sementara, para pelaku UMKM di Jawa Tengah juga dilatih untuk mengekspor produknya, termasuk tekanan apa yang bakal mereka hadapi agar punya semangat bersaing, dan yang tidak kalah pentingnya, menjaga mereka jangan sampai dapat order fiktif.
“Contohnya, penderes kelapa di salah satu kabupaten. Kita datang, ketemu para pemuda, kita ajari, akhirnya sekarang mereka jadi eksportir dan jadi kebanggaan. Potensinya di desa, tapi melek teknologi, memulai dari nol bikin usaha kecil-kecilan. Sekarang, beberapa kali buyer Jerman memberi bonus, terakhir Rp1 miliar. Dan rata-rata penderes punya tabungan Rp7,5 juta/bulan,” tuturnya.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Riena Retnaningrum. Kata dia, pihaknya terus berupaya menjalin sinergi dan kerja sama, memajukan produk UMKM di wilayahnya. Sejumlah pelatihan pun dilakukan, termasuk pelatihan pemasaran digital.
“Seperti saat pandemi, mereka diajarkan jualan via online. Awalnya kesulitan, tapi dengan transformasi digital, mau tidak mau mereka belajar digital, sampai sekarang Mungkin lebih pintar mereka berjualannya,” ujarnya.
Riena mengajak masyarakat Bali, agar datang, melihat produk UMKM Jawa Tengah di Trans Studio Mal, dan membelinya. Apalagi, produk yang ada di sana, sangat berkualitas.
“Dengan datang dan membeli, berarti ikut mendukung UMKM kita,” pungkasnya.
Adapun, ditempat yang berbeda, guna fasilitasi promosi UMKM, Pemerintah Kabupaten Jepara telah meresmikan portal MyUMKM.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, tenaga kerja, dan transmigrasi (Diskop UKM Nakertrans) Kabupaten Jepara Samiadji menyampaikan portal MyUMKM merupakan wadah untuk promosi dan penjualan produk UMKM Jepara.
“Tujuannya, adalah untuk memfasilitasi promosi UMKM dan menjual produk berbasis online dan digital, yang tentunya akan menjangkau konsumen lebih luas, cepat, dan mudah, serta mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan,” ungkapnya Samiadji.
Apresiasi pun disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta atas diluncurkannya portal MyUMKM. Menurutnya, perkembangan teknologi harus mampu memunculkan berbagai inovasi.
“Inovasi menjawab di era digitalisasi. Ini juga tentu menjadi alasan dalam peluncuran portal MyUMKM Jepara,” ucapnya.
Dengan adanya portal tersebut, dia berharap, lebih dari 80.900 pelaku UMKM di Jepara bisa terbantu di tengah usaha bisnis yang semakin kompetitif. Selain itu, dia juga meminta agar portal MyUMKM Jepara ini terus dikawal dan disempurnakan.
Terkait koperasi, lanjut dia, saat ini terdapat 694 koperasi di Jepara, tetapi sejumlah 369 statusnya sudah tidak aktif dan 325 unit masih beroperasi aktif.
“Ini PR (pekerjaan rumah) kita bersama tentunya, dan sampai saat ini koperasi masih menjadi salah satu penggerak roda perekonomian di Jepara. Posisinya, sangat dekat dengan masyarakat dan sebagai pengurus harus betul-betul prima dan integritasnya agar selalu dijaga,” kata jelas Edy.
Dirinya menuturkan, melalui pinjaman yang telah disalurkan koperasi kepada pedagang kecil dan pelaku UMKM, ekonomi di Jepara dapat tumbuh dan bergerak menyentuh sampai ekonomi bawah.
“Lebih dari 7.400 karyawan dan lebih dari 173.674 anggota menjadi bukti koperasi memiliki andil dalam penurunan angka pengangguran dan kemiskinan di Jepara,” ungkapnya. (bay/*)