Logo
>

Pertamina EP Penuhi Target Produksi dan Swasembada Energi

Ditulis oleh Dian Finka
Pertamina EP Penuhi Target Produksi dan Swasembada Energi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina EP kembali mencatatkan keberhasilan luar biasa dalam produksi minyak dan gas. Target produksi sumur LKT-01 di Field Prabumulih tercatat melonjak hingga 625 persen, mencapai angka fantastis yaitu 1.250 barel minyak per hari (BOPD) dan 1.096 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

    Sumur LKT-01, yang juga dikenal dengan nama LBK25, berhasil mencatatkan angka produksi yang sangat mengesankan pada uji produksi awal. Dengan metode sembur alam open flow, sumur ini mampu menghasilkan 3.283 BOPD untuk produksi minyak dan 3,02 MMSCFD untuk gas. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi dalam sejarah wilayah kerja Pertamina, menjadikannya sumur uji produksi dengan hasil terbaik di seluruh Wilayah Kerja Pertamina.

    Keberhasilan ini tentunya memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian target produksi menjelang akhir tahun 2024, yang diharapkan dapat menghasilkan hasil yang signifikan bagi industri energi nasional.

    General Manager PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Djudjuwanto, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata komitmen dan dedikasi Tim Zona 4 dalam mengelola pengembangan lapangan dan pemboran dengan cermat.

    “Dengan pencapaian ini, kami tidak hanya berhasil menemukan cadangan minyak baru, tetapi juga membuktikan bahwa kolaborasi serta dukungan yang kuat antara semua pihak terkait dapat menghasilkan dampak yang luar biasa. Program LKT-01 ini adalah tonggak penting dalam upaya kami untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mendukung pencapaian swasembada energi di Indonesia,” ujar Djudjuwanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

    SSDP Senior Manager, Reza Nur Ardianto, juga menambahkan bahwa keberhasilan pemboran sumur LKT-01 ini terjadi setelah tim berhasil mengatasi kompleksitas pemboran pada Formasi Talang Akar (TAF), yang terletak di blok interfield Lembak, Kemang, dan Tapus. Pemboran ini membuka peluang besar untuk peningkatan produksi di Field Prabumulih, khususnya di wilayah Lembak, Kemang, dan Tapus, yang sebelumnya belum diproduksikan.

    "Keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya eksplorasi yang intensif dan analisis data yang mendalam. Kami yakin bahwa masih banyak potensi yang belum tergarap di area ini," jelas Reza.

    Pambudi Suseno, Manager Sub Surface Development Area 2, menambahkan bahwa keberhasilan pemboran di LKT-01 pada akhir tahun 2024 semakin memotivasi tim untuk melanjutkan eksplorasi dan menemukan reservoir atau cadangan minyak baru yang belum pernah diproduksikan sebelumnya. Evaluasi lebih lanjut juga akan dilakukan terhadap potensi subsurface di area interfield untuk mendukung pencapaian target produksi yang lebih tinggi di masa depan.

    “Penemuan ini akan memotivasi kami untuk terus mencari cadangan minyak baru dan meningkatkan produksi di Field Prabumulih,” tutup Seno.

    Saat ini, berdasarkan data dari Sistem Operasi Terpadu (SOT) SKK Migas, produksi minyak mentah Zona 4 tercatat sebesar 28.769 BOPD, sementara produksi gas bumi mencapai sekitar 557,14 MMSCFD. Dengan capaian ini, PT Pertamina EP dan Zona 4 terus berkomitmen untuk mewujudkan Asta Cita dalam mencapai swasembada energi di Indonesia. Pencapaian ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

    Pertamina Diminta Tambah Produksi 20 Persen

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta Pertamina mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM) dengan cara menggenjot produksi minyak nasional.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot mengungkapkan bahwa produksi minyak masih lebih rendah dibandingkan tingkat konsumsi. Menurutnya, kondisi saat ini berbeda saat Indonesia mampu menjadi eksportir minyak.

    “Saat ini, produksi minyak bumi dalam negeri hanya sekitar 600.000 barel per hari, sementara tingkat konsumsi lebih dari 1,5 juta barel per hari. Akibatnya, kita harus memenuhi kebutuhan tersebut melalui impor,” ujar Yuliot dalam keterangannya, di Jakarta, dikutip Kamis, 5 Desember 2024.

    Ia membandingkan dengan tahun 1997 ketika Indonesia mampu menjadi eksportir minyak karena kebutuhan domestik dapat terpenuhi. Oleh karena itu, pihaknya mendorong pertamina meningkatkan kapasitas produksinya.

    Peningkatan produksi minyak Pertamina ini sejalan dengan program Asta Cita yang menekankan kepada swasembada energi dengan mengurangi impor dan meningkatkan bahan bakar nabati.

    Yuliot mengungkapkan bahwa saat ini Pertamina berkontribusi sebesar 400 ribu barel per hari. Jumlah tersebut masih di angka 60 persen dari total produksi minyak nasional.

    Lebih jauh, ESDM menargetkan produksi minyak nasional mampu mencapai 700 ribu barel per hari pada 2025-2026. Ia berharap Pertamina dapat memproduksi hingga 480 ribu barel per hari atau meningkat 20 persen.

    Di sisi lain, pihak ESDM juga mendorong program B40 dan B50 yang sebelumnya telah dicanangkan dapat memberi dampak positif dan mampu menekan impor BBM.

    “Kementerian ESDM dan Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini membutuhkan kolaborasi yang kuat agar arahan Presiden untuk mewujudkan swasembada energi dapat terwujud,” tegasnya.

    Yuliot menuturkan, ketahanan energi penting untuk dicapai untuk menjamin kebutuhan energi nasional. Menurutnya, ketersediaan energi juga harus dibarengi dengan harga yang terjangkau, berjangka panjang serta tetap memperhatikan perlindungan lingkungan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.