Logo
>

PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu: Permintaan Listrik Turun

Ditulis oleh Yunila Wati
PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu: Permintaan Listrik Turun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Industri manufaktur merupakan salah satu penggerak utama laju pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya. Oleh karena itu, penurunan level PMI manufaktur Indonesia yang terjadi dalam beberapa bulanterakhir yang mencerminkan terjadinya penurunan aktivitas di sektor industri manufaktur, perlu segera diatasi.

    Apalagi dalam dua bulan terakhir, level PMI manufaktur Indonesia berada pada level di bawah 50 yang menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur Indonesia sedang berada pada kategori kontraksi.

    Diketahui, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 menunjukkan penurunan signifikan, terkontraksi menjadi 48,9, dari sebelumnya 49,3 pada Juli. Ini menandai dua bulan berturut-turut di mana PMI mengalami kontraksi, dan merupakan kelanjutan dari tren negatif yang telah berlangsung selama lima bulan terakhir. PMI anjlok dari 54,2 pada Maret 2024, mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sektor manufaktur di Tanah Air.

    Kontraksi PMI mencerminkan penurunan aktivitas manufaktur, yang terlihat dari beberapa indikator. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, salah satu dampak dari kontraksi ini adalah penurunan permintaan listrik industri sebesar 2,9 persen. Selain itu, permintaan semen hanya tumbuh tipis, mencerminkan melandainya kegiatan konstruksi yang menjadi salah satu pendorong utama sektor industri.

    S&P Global melaporkan bahwa bukan hanya Indonesia, banyak negara di Asia dan zona Eropa serta Amerika Serikat juga mengalami kontraksi serupa dalam sektor manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi bukan hanya bersifat lokal, tetapi juga merupakan bagian dari tren global.

    Harapan dari Sektor Impor

    Meskipun situasi saat ini mengkhawatirkan, Sri Mulyani optimis bahwa pertumbuhan impor sebesar 9 persen dapat membantu mendorong kegiatan manufaktur. Dia berharap bahwa di kuartal terakhir, proyek konstruksi dapat meningkat, memberikan dorongan tambahan bagi sektor industri.

    "PMI kita masuk kontraksi ini perlu waspada, tapi kita harap dengan impor yang tumbuh di 9 persen itu bisa dorong kegiatan manufaktur," ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita pada 23 September 2024.

    Sri Mulyani juga mencatat bahwa sektor jasa terlihat lebih ekspansif dibandingkan sektor manufaktur, menunjukkan adanya transformasi dalam perekonomian dunia. Sektor jasa dan digital diperkirakan akan memainkan peran yang lebih dominan dan penting dalam perekonomian semua negara, termasuk Indonesia.

    "Untuk PMI jasa kelihatan paling kanan itu semuanya pada zona yang ekspansif. Ini gambarkan perekonomian dunia mengalami transformasi," jelasnya.

    Kontraksi PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 mencerminkan tantangan yang harus dihadapi sektor industri. Dengan penurunan dalam permintaan listrik dan pertumbuhan tipis di sektor konstruksi, penting bagi para pemangku kepentingan untuk segera mengambil langkah strategis.

    Meskipun tantangan besar masih ada, optimisme akan potensi pertumbuhan melalui sektor impor dan akselerasi proyek konstruksi diharapkan dapat membawa perubahan positif. Dengan perhatian yang tepat dan responsif, sektor manufaktur Indonesia diharapkan mampu beradaptasi dan bangkit kembali dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

    Komisi VII DPR RI perlu mendorong pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah yang berdampak langsung dalam mengatasi permasalahan di sektor industri ini. Juga, perlu mengevaluasi kebijakan yang mempengaruhi turunny level PMI manufaktur Indonesia.

    Kinerja Emiten Manufaktur

    Kondisi manufaktur Indonesia memang sedang mengalami keresahan. Hal ini bisa kita lihat pula dari kinerja beberapa emiten terkait, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), yang merupakan salah satu produsen makanan dan minuman terbesar di Indonesia, serta PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), produsen makanan dan minuman serta produk perawatan pribadi.

    INDF

    Pada perdagangan hari ini, 23 September 2024, hingga pukul 15.49 WIB, saham diperdagangkan menyusut 0,35 persen atau setara dengan 25 poin ke level Rp7,125, dari sebelumnya Rp7,150.

    1. Pergerakan Harga:

      • Harga Tertinggi: Rp7.175, menunjukkan potensi kekuatan saat mencapai level ini.
      • Harga Terendah: Rp7.075, menunjukkan adanya tekanan jual yang membuat harga turun ke level ini.

    2. Volume Perdagangan:

      • Lot Perdagangan: Terdapat 104.000 lot yang diperdagangkan, menunjukkan likuiditas yang cukup baik.
      • Frekuensi Transaksi: 3.560 transaksi, menunjukkan bahwa saham ini cukup aktif diperdagangkan.

    3. Nilai Perdagangan: Total nilai transaksi mencapai Rp73,9 miliar, menandakan adanya minat investasi yang signifikan.
    4. Average Price: Rata-rata harga perdagangan berada di Rp7.111, sedikit di bawah harga saat ini, menunjukkan bahwa harga saat ini masih berada dalam kisaran yang wajar jika dibandingkan dengan rata-rata.

    Saham INDF menunjukkan sedikit penurunan di tengah pasar yang aktif. Meskipun mengalami penurunan, aktivitas perdagangan yang tinggi dan nilai transaksi yang signifikan menunjukkan bahwa masih ada minat investor untuk membeli saham ini.

    Para investor perlu memantau pergerakan harga lebih lanjut, terutama di sekitar level support di Rp7.075 dan resistance di Rp7.175. Jika harga dapat menembus resistance, mungkin akan ada potensi penguatan lebih lanjut. Sebaliknya, jika terus menurun di bawah level support, bisa menjadi sinyal untuk mempertimbangkan aksi jual.

    UNVR

    Berbeda dengan INDF, shaam UNVR justru sedang melonjak. Pada perdagangan hari ini, saham naik 1,84 persen atau setara dengan 40 poin dan mengantarkannya ke level Rp2.210.

    1. Pergerakan Harga:

      • Harga Tertinggi: Rp2.210, menunjukkan bahwa harga mencapai puncaknya pada level ini selama sesi perdagangan.
      • Harga Terendah: Rp2.170, menunjukkan bahwa ada sedikit tekanan jual yang menahan harga di level ini.

    2. Volume Perdagangan:

      • Lot Perdagangan: Terdapat 174.000 lot yang diperdagangkan, menandakan likuiditas yang cukup baik.
      • Frekuensi Transaksi: 3.698 transaksi, menunjukkan bahwa saham ini cukup aktif diperdagangkan.

    3. Nilai Perdagangan: Total nilai transaksi mencapai Rp38,3 miliar, menunjukkan minat investor yang signifikan dalam saham ini.
    4. Average Price: Rata-rata harga perdagangan berada di Rp2.201, yang sejalan dengan harga saat ini, menunjukkan bahwa harga saat ini masih berada dalam kisaran yang stabil.

    Saham UNVR menunjukkan performa yang baik dengan kenaikan harga dan aktivitas perdagangan yang tinggi. Momen positif ini bisa menjadi sinyal bagi investor untuk mempertimbangkan posisi beli, terutama jika harga dapat mempertahankan level di atas Rp2.210.

    Namun, investor juga perlu memperhatikan potensi level support di Rp2.170. Jika harga menembus level tersebut, bisa jadi sinyal untuk mempertimbangkan aksi jual. Secara keseluruhan, UNVR menunjukkan potensi yang baik dalam jangka pendek.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79