Logo
>

Potensi Transaksi Indonesia di CAEXPO 2024 Capai Rp479 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Potensi Transaksi Indonesia di CAEXPO 2024 Capai Rp479 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indonesia kembali berpartisipasi dalam China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-21 yang diselenggarakan di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), Nanning, China, pada 24-28 September 2024.

    Dalam pameran tahunan ini, Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar Rp479 miliar. Produk-produk yang paling diminati antara lain kelapa sawit, kelapa, cengkeh, kopi, buah tropis, kerajinan tangan, mi instan, serta makanan olahan.

    “Kami bangga dengan hasil transaksi yang telah dicapai. Ini adalah bukti nyata potensi besar yang dimiliki produk Indonesia. Kami berharap hasil pameran ini dapat mendorong peningkatan ekspor dan memperkuat daya saing produk lokal di pasar internasional, khususnya China,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Mardyana Listyowati.

    Pada CAEXPO kali ini, Indonesia menampilkan tiga paviliun, yaitu Paviliun Komoditas, Paviliun Nasional, dan Paviliun ASEAN High Tech.

    Paviliun Komoditas diikuti oleh 51 peserta yang berpartisipasi secara mandiri atau difasilitasi oleh pemerintah pusat, daerah, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sementara Paviliun Nasional dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mempromosikan potensi kelapa sawit dan produk turunannya. Paviliun ASEAN High Tech khusus menampilkan produk mobil listrik yang diproduksi Wuling Indonesia, dengan tujuan menggambarkan Indonesia sebagai negara yang ramah investasi asing dan mampu berkontribusi dalam rantai pasok global.

    Pada CAEXPO tahun ini, Indonesia berhasil meraih tujuh penghargaan bergengsi, yaitu Best Trade and Economic Outcomes, Best National Pavilion, Best Promotion on Investment Cooperation, Best Industry Organizer, CAEXPO Silver Award untuk PT Surabaya Indah Permai, CAEXPO Excellent Design Award untuk CV Pitoyo Indo Furniture, serta CAEXPO Popularity Award untuk PT Rahayu Alam Arto (Kopi Negrikoe).

    “CAEXPO 2024 tidak hanya membuka peluang kerja sama baru, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pelaku usaha Indonesia untuk berinteraksi dengan pasar China yang sangat besar. Dengan hasil yang menggembirakan ini, Indonesia semakin optimistis dalam memperkuat posisinya di pasar internasional, khususnya di China dan ASEAN,” tambah Mardyana.

    Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, Miftah Farid, menambahkan bahwa selain CAEXPO 2024, Indonesia juga berpartisipasi dalam berbagai forum untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi. Beberapa di antaranya adalah Dialogue on China's Green Value Chain dan China-Indonesia Trade and Investment Conference yang diadakan di Grand Metro Park Hotel, Nanning, China. Kedua forum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS) 2024 dan Indonesia-China Investment Forum.

    Di sela-sela pameran, Indonesia juga menggelar pertemuan bilateral dengan perwakilan Provinsi Guangxi serta menghadiri forum The RCEP High-Level Dialogue yang diadakan di Hotel Shangri-La, Nanning, China.

    “Partisipasi dalam CAEXPO 2024, yang dilengkapi dengan kehadiran di berbagai forum internasional, menjadi wadah strategis dan efektif untuk mempromosikan produk dan investasi Indonesia,” tambah Miftah.

    Perdagangan Indonesia-China

    Pada kuartal I 2024, ekspor Indonesia ke China mengalami penurunan sebesar 21,20 persen dibandingkan dengan kuartal IV 2023. Meskipun demikian, pada Maret 2024, ekspor Indonesia ke China mencapai USD4,75 miliar, naik dari USD4,06 miliar pada Februari 2024. Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan ekspor pada Maret 2023 yang mencapai USD5,67 miliar.

    Pada Juni 2024, China tetap menjadi negara asal impor nonmigas terbesar bagi Indonesia, dengan nilai impor mencapai USD7,40 miliar atau sekitar 48,75 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Hal ini menunjukkan ketergantungan Indonesia yang cukup besar terhadap produk-produk dari China.

    China juga masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, dengan porsi yang signifikan, mencapai 23,71 persen dari total ekspor pada Juni 2024. Ini mencerminkan peran penting China dalam hubungan dagang Indonesia, baik sebagai mitra ekspor maupun impor.

    Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II 2024 hanya tercatat sebesar 4,7 persen secara tahunan, mengalami penurunan dibandingkan kuartal I 2024 yang tumbuh 5,3 persen. Perlambatan ini dapat berdampak pada permintaan terhadap produk ekspor Indonesia, mengingat kuatnya hubungan dagang antara kedua negara.

    Pada Januari 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD2,02 miliar. Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas, yang berkontribusi sebesar USD3,32 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa sektor nonmigas masih menjadi andalan utama dalam menjaga keseimbangan perdagangan Indonesia.

    Produk ekspor utama Indonesia ke China terdiri dari gas bumi, batu bara, minyak kelapa sawit, dan bubur kayu. Di sisi lain, produk impor Indonesia dari China meliputi produk elektronik, bawang putih, mesin, besi, dan baja. Hubungan dagang ini menunjukkan bagaimana kedua negara saling melengkapi dalam kebutuhan masing-masing. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.