KABARBURSA.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong agar sumber daya manusia (SDM) di sektor transportasi terus ditingkatkan kualitasnya. Pasalnya, SDM menjadi salah satu tonggak utama keberhasilan dan kemajuan transportasi.
Hal ini disampaikan Menhub saat membuka sekaligus memberi sambutan melalui video conference acara Seminar dan Talkshow "Harmoni Pembangunan SDM Transportasi: Menuju Talenta Unggul 2025", yang diselenggarakan oleh Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran, Bandung, Kamis, 3 Oktober 2024.
"Keberhasilan dan kemajuan sektor transportasi sangat bergantung pada SDM berkualitas yang mampu merancang, memelihara, mengoperasikan, serta mengeksplorasi sistem transportasi. Untuk itu, pembangunan SDM sangat penting untuk mencetak talenta unggul Indonesia di sektor transportasi," ujar Menhub.
Budi menekankan, dalam 10 tahun terakhir, pembangunan masif pada sektor transportasi telah memperkuat fondasi ekonomi dan sosial Indonesia. Pencapaian besar ini meliputi pembangunan infrastruktur fisik dan transformasi digital. Maka, SDM transportasi yang ada saat ini dan masa mendatang, perlu memperlengkapi diri agar mampu menghadapi transformasi digital serta kecanggihan infrastruktur terkini.
"SDM transportasi harus terus meng-upgrade diri agar bisa beradaptasi di tengah perubahan zaman yang begitu cepat. Pengembangan diri diantaranya bisa melalui program pendidikan dan pelatihan untuk mewujudkan sistem transportasi inovatif dan berkelanjutan," tutur Budi.
Sejalan dengan itu, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Prof. Dr. Ida Nurlinda menyampaikan pentingnya menghasilkan lulusan yang berkualitas dari sekolah tinggi bidang transportasi. Berkualitas di sini artinya selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, juga memiliki karakter dan dapat berkontribusi nyata pada capaian pembangunan nasional.
"Para lulusan ini memiliki peran strategis sebagai agen-agen pembangunan transportasi yang perlu mendapatkan dukungan pengembangan SDM yang berkelanjutan. Maka itu, kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan sangatlah penting untuk menghasilkan lulusan yang akan menjadi tenaga profesional yang mampu menghadapi tantangan," ujar Ida.
Kinerja Kemenhub
Kemenhub mengapresiasi hasil survei nasional persepsi publik atas layanan transportasi nasional yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indikator. Hasil survei ini menyatakan sebanyak 72,3 persen masyarakat puas pada kinerja Kemenhub dalam menyediakan prasarana transportasi antarkabupaten/kota dan antarprovinsi. Survei dilakukan pada 30 Agustus - 6 September 2024, dengam 1.450 responden dan toleransi kesalahan 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, lebih dari 70 persen masyarakat juga puas pada Kemenhub dalam memperlancar pengiriman barang serta menyediakan sarana transportasi antarkabupaten/kota dan antarprovinsi. Evaluasi warga terhadap program transportasi umum yang dilakukan Kementerian Perhubungan cenderung positif.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengungkapkan, hasil survei Indikator ini menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk layanan transportasi ke depan. "Ini satu hal yang sangat bermanfaat bagi Kemenhub sebagai penanggung jawab sektor transportasi di Indonesia. Kami menyambut positif dan akan menjadikan hasil survei ini sebagai bahan pembenahan ke depan," tuturnya.
Survei Indikator juga menunjukkan bahwa mayoritas publik, atau sebanyak 65 persen menilai kondisi transportasi umum di dalam negeri baik atau sangat baik, dengan tingkat kepuasan publik terhadap masing-masing transportasi umum berada di atas 80 persen.
Kepuasan paling tinggi berada di moda transportasi LRT yakni sebesar 97,4 persen, disusul pesawat terbang sebesar 95,8 persen, MRT 94,9 persen, kereta commuter line 94,7 persen, kereta api 90,9 persen, bus antar kota antar provinsi (AKAP) 88,5 persen, dan kapal laut 87,8 persen.
Secara total, Indeks Kepuasan Pengguna Transportasi Umum adalah 3,962 atau berada di kategori tinggi. Indeks tertinggi di aspek Keterandalan (transportasi umum membantu menyelesaikan urusan warga) dengan skor indeks 4,193. Sedangkan yang terendah adalah aspek Jumlah Armada dengan skor 3,704. Sebagai informasi, angka indeks 3,4 – 4,2 = tinggi dan > 4.2 = sangat tinggi.
“Bila kita lihat dari 10 tahun terakhir, tidak kurang dari 521 infrastruktur yang dibangun. Ini cukup merata baik di darat, laut, udara maupun kereta api. Orientasinya sesuai arahan Presiden, adalah Indonesia sentris. Kita tidak hanya membangun di Jawa saja, namun juga sampai ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP). Memang harus kita tingkatkan lagi agar makin memperkuat pembangunan di daerah pelosok,” kata Adita.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa masyarakat setuju hingga sangat setuju (92,6 persen) bahwa transportasi umum memudahkan orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian masyarakat setuju hingga sangat setuju (84,2 persen) bahwa transportasi umum meningkatkan perekonomian masyarakat. Lalu masyarakat setuju hingga sangat setuju (74,3 persen) bahwa transportasi umum dapat menciptakan pemerataan pembangunan.
“Bahwa arahan Presiden pembangunan infrastruktur harus ‘netes’ ke masyarakat. Memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat. Dari hasil survei sudah terlihat berdampak pada soal pemerataan dan perekonomian. Dan itulah visi dan misi pembangunan transportasi di Indonesia yang dapat mengangkat sektor lain,” pungkasnya.
Pengamat transportasi, Djoko Setidjowarno menyampaikan, pembangunan infastruktur transportasi dalam 10 tahun terakhir sudah cukup merata. Namun masih perlu kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta stakeholder terkait agar layanan transportasi semakin meningkat, terutama di daerah 3TP (tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan).
"Saya melihat pulau-pulau kecil sudah dilayani bandara, pembangunan dermaga juga sudah banyak. Ke depan, perlu kehadiran pemerintah, baik pusat maupun daerah terutama untuk menghadirkan layanan perintis, tidak hanya dari sisi transportasi, namun termasuk untuk pembangunan jaringan jalan," imbuhnya. (*)