Logo
>

Sisa Dua Bulan, Menteri Investasi Yakin Realisasi Rp1.650 Triliun Tercapai

Ditulis oleh Syahrianto
Sisa Dua Bulan, Menteri Investasi Yakin Realisasi Rp1.650 Triliun Tercapai

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, optimis bahwa target realisasi investasi sebesar Rp1.650 triliun untuk tahun 2024 akan tercapai. Ia berencana mempercepat program-program yang telah dirancang oleh Bahlil Lahadalia untuk mencapai target tersebut.

    “Tim tetap sama, dan justru akan kami percepat sehingga target akhir tahun ini bisa tercapai,” ujar Rosan seperti dikutip Selasa, 20 Agustus 2024.

    Rosan menyadari bahwa masa jabatan Presiden Joko Widodo dan Kabinet Indonesia Maju tinggal tersisa dua bulan hingga 20 Oktober 2024. Namun, ia yakin waktu tersebut cukup untuk meningkatkan capaian target investasi.

    Salah satu langkah awal Rosan adalah menetapkan skala prioritas program yang sudah ada, serta mengakselerasi dan menyempurnakannya jika diperlukan. Namun, ia tidak merinci upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mempercepat realisasi investasi hingga mencapai target pemerintah.

    “Insyaallah saya optimis, apalagi tim Pak Bahlil bekerja dengan sangat baik dan solid. Saya yakin target yang telah ditetapkan Pak Bahlil akan tercapai,” kata Rosan.

    Ketika ditanya tentang percepatan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rosan menyatakan bahwa ia akan segera berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk membahas langkah-langkah lanjutan.

    “Beliau Pak Bahlil sebagai Menteri ESDM menjadi wakil di satgas IKN. Kami akan berkoordinasi di satgas itu, kemarin kami sudah berdiskusi. Kami akan memaksimalkan waktu yang ada,” jelasnya.

    Sebagai tambahan, Bahlil Lahadalia, yang kini menjabat sebagai Menteri ESDM, berpesan kepada Rosan agar menuntaskan target realisasi investasi 2024 sebesar Rp1.650 triliun. Hingga semester I 2024, realisasi investasi telah mencapai Rp829,9 triliun atau sekitar 50 persen dari target.

    Bahlil menyebut salah satu tugas Rosan adalah mencapai target realisasi investasi di kuartal III-2024. Target investasi pada kuartal III dipatok sebesar 76 persen, dengan realisasi hingga kuartal II mencapai sekitar 50 persen.

    “Pak Rosan akan mengumumkan capaian kuartal III pada Oktober, sambil melanjutkan penataan,” ujar Bahlil.

    Kuartal Dua Lambat

    Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti soal pertumbuhan investasi Indonesia yang hingga kuartal II 2024 hanya mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah melampaui 5 persen.

    Sri Mulyani mengatakan meski investasi Indonesia masih menunjukkan kekuatan, terutama didorong oleh Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan sektor perbankan, pertumbuhan ini perlu didorong lebih lanjut untuk mempercepat perekonomian secara keseluruhan.

    “Pertumbuhan investasi masih perlu didorong. Meskipun kita selalu relatif konstan di sekitar 4,4 persen, tentunya ada potensi untuk akselerasi yang bisa menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi,” kata Sri Mulyani.

    Sri Mulyani juga menekankan bahwa kekuatan investasi saat ini didorong oleh kinerja PMA dan PMDN yang telah tumbuh lebih dari dua kali lipat dalam empat tahun terakhir.

    Menurut paparan eks Direktur Bank Dunia (World Bank) ini, pada kuartal I-2020, investasi PMA dan PMDN tercatat sebesar Rp211 triliun. Angka ini melonjak menjadi Rp428 triliun pada kuartal II-2024, menjadikannya yang tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir.

    Selain itu, sektor perbankan juga mulai menunjukkan peningkatan dengan total kredit yang tumbuh sebesar 11,5 persen (yoy) per Juni 2024. Pertumbuhan kredit investasi tercatat sebesar 13,9 persen, sementara kredit modal kerja naik 10,9 persen.

    “Pertumbuhan dua digit dari sektor perbankan dan PMA serta PMDN ini menciptakan kapital yang tertanam dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Sri Mulyani.

    Target Investasi 2025

    Selain itu, Kementerian Investasi menargetkan nilai investasi pada tahun 2025 mencapai Rp1.900 triliun, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar 5,2 persen.

    Wakil Menteri Investasi, Yuliot, menjelaskan bahwa target ini meningkat dibandingkan dengan tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp1.650 triliun.

    “Target investasi ke depan sekitar Rp1.900 triliun, naik dari tahun ini yang berada di angka Rp1.650 triliun,” ujar Yuliot, dikutip pada Minggu, 18 Agustus 2024.

    Untuk mencapai target investasi yang signifikan ini, pemerintah akan menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya adalah dengan memperbanyak kegiatan yang dapat menarik investor ke sektor industri bernilai tambah atau proyek-proyek hilirisasi.

    Selain itu, pemerintah juga akan memperluas cakupan hilirisasi tersebut.

    “Hilirisasi akan kita kembangkan lebih mendalam lagi. Jika sebelumnya hilirisasi fokus pada produk-produk yang melalui 1 atau 2 tahap pengolahan, ke depan kita akan lebih mendalami struktur industrinya. Contohnya, kita akan mendorong ekstraksi dari sumber daya alam (SDA) hingga menjadi produk jadi,” jelasnya.

    Salah satu sektor industri yang akan menjadi fokus adalah industri semikonduktor.

    “Sebagai contoh, semikonduktor chip bisa mendorong pertumbuhan industri utama. Jadi itu yang akan kita kembangkan lebih lanjut. Selain itu, kita juga akan memfokuskan upaya pada sektor-sektor yang terkait dengan ketahanan energi dan ketahanan pangan sebagai bagian dari upaya menarik investasi ke depan,” ungkap Yuliot. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.