KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia telah resmi menurunkan tarif pungutan ekspor untuk produk kelapa sawit melalui regulasi terbaru, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 62 Tahun 2024. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk meningkatkan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar global.
Salah satu perubahan signifikan dalam regulasi ini adalah pengalihan dari skema tarif progresif menjadi skema tarif satuan (single tariff). Untuk produk Crude Palm Oil (CPO), tarif pungutan ekspor yang baru ditetapkan sebesar 7,5 persen dari harga referensi CPO yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan.
Dengan harga CPO saat ini sekitar MYR 3,925/ton, pungutan ekspor yang dikenakan akan menjadi sekitar USD 70/ton. Ini merupakan penurunan signifikan dari USD 95/ton yang berlaku di bawah peraturan sebelumnya.
Dengan tarif pungutan ekspor yang lebih rendah, produk CPO diharapkan akan lebih kompetitif dibandingkan minyak nabati lainnya. Hal ini diperkirakan akan mendorong peningkatan permintaan di pasar internasional, serta memberikan dukungan pada harga CPO yang selama ini berfluktuasi.
Emiten yang Terdampak
Mengutip Stockbit Sekuritas, Jumat, 20 September 2024, penurunan tarif ini akan berdampak positif pada sejumlah emiten yang beroperasi di sektor kelapa sawit, antara lain:
- TAPG (PT Tunas Baru Lampung Tbk)
- DSNG (PT Dharma Satya Nusantara Tbk)
- LSIP (PT London Sumatra Indonesia Tbk)
- AALI (PT Astra Agro Lestari Tbk)
"Dengan penurunan tarif pungutan ekspor kelapa sawit ini, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mendukung industri kelapa sawit Indonesia di tengah persaingan global. Emiten-emiten yang terlibat dalam sektor ini diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan daya saing dan kinerja mereka di pasar," kata Edi Chandren, Lead Investment Analyst Stockbit, dalam surat keterangannya yang dikutip hari ini.
Pasar akan mengawasi perkembangan ini dengan cermat, mengingat dampaknya terhadap harga CPO dan kinerja emiten yang terkait.
Sebelumnya, 11 September 2024, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, telah menerbitkan peraturan baru yang mengatur tarif pungutan ekspor untuk produk kelapa sawit dan turunannya. Peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja perdagangan ekspor dan mendukung daya saing industri kelapa sawit Indonesia di pasar global.
Aturan baru ini, yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/2024 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, mulai berlaku pada 21 September 2024. Dengan regulasi ini, tarif pungutan ekspor untuk CPO ditetapkan sebesar 7,5 persen dari harga referensi yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan. Selain itu, tarif pungutan ekspor untuk palm kernel dan bungkil inti sawit ditetapkan sebesar USD 25/ton.
Regulasi baru ini juga mengatur tarif ekspor untuk produk turunan sawit dengan persentase yang bervariasi, yaitu:
- 3 persen dari harga referensi untuk produk tertentu.
- 4,5 persen untuk produk lainnya.
- 6 persen untuk produk turunan tertentu.
Peraturan ini menggantikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.05/2022 yang sebelumnya mengatur tarif layanan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Kinerja Emiten
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TAPG)
Saham TAPG berada di level yang stabil di 815, tanpa ada perubahan yang signifikan pada harga. Ini menunjukkan bahwa saham TAPG saat ini berada dalam fase konsolidasi, di mana investor mungkin menunggu katalis yang lebih kuat untuk menentukan arah selanjutnya.
Tidak ada variasi harga dalam hari perdagangan ini, yang menunjukkan bahwa tidak ada tekanan beli atau jual yang cukup untuk mempengaruhi harga. Ini bisa berarti bahwa pasar sedang menunggu berita atau informasi lebih lanjut yang dapat mempengaruhi kinerja saham.
Level auto rejection atas di 1,015 menunjukkan bahwa jika harga saham TAPG mencapai level tersebut, perdagangan akan dihentikan untuk mencegah fluktuasi yang berlebihan. Sebaliknya, level auto rejection bawah di 615 menunjukkan batas di mana penurunan lebih lanjut akan menyebabkan perdagangan dihentikan untuk melindungi investor dari kerugian yang lebih besar.
Penurunan tarif pungutan ekspor yang baru-baru ini ditetapkan oleh pemerintah dapat meningkatkan daya saing TAPG, yang bergerak di sektor kelapa sawit. Jika kinerja keuangan perusahaan menunjukkan perbaikan, hal ini dapat menarik minat investor.
Kondisi pasar yang tenang saat ini dapat diikuti oleh pergerakan harga yang lebih volatil, tergantung pada berita atau perkembangan industri yang dapat mempengaruhi sentimen pasar.
Meskipun tidak ada data volume perdagangan yang disediakan, penting untuk memantau apakah ada peningkatan volume yang menyertai pergerakan harga di masa mendatang.
Saham TAPG saat ini menunjukkan stabilitas harga di level 815, tetapi investor harus memperhatikan perkembangan pasar dan industri kelapa sawit yang dapat mempengaruhi arah pergerakan saham. Dengan perubahan regulasi yang menguntungkan, ada potensi positif bagi TAPG, tetapi pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan momentum dan arah tren yang lebih jelas.
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
Saham DSNG berada di level 830 dengan tidak ada perubahan harga yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa saham ini dalam fase konsolidasi, di mana tidak ada tekanan kuat dari pembeli atau penjual untuk menggerakkan harga.
Tidak adanya variasi harga menunjukkan bahwa saham DSNG tidak mengalami aktivitas perdagangan yang intens. Ini bisa berarti bahwa investor masih menunggu informasi lebih lanjut yang dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka.
Level auto rejection atas di 1,035 menunjukkan batas di mana perdagangan akan dihentikan jika harga mencapai level tersebut, mencegah fluktuasi harga yang berlebihan. Sebaliknya, level auto rejection bawah di 625 berfungsi sebagai batas di mana penurunan lebih lanjut akan memicu penghentian perdagangan untuk melindungi investor dari kerugian lebih lanjut.
Penurunan tarif pungutan ekspor yang diberlakukan pemerintah dapat berdampak positif pada daya saing produk kelapa sawit, termasuk produk yang dihasilkan oleh DSNG. Jika kinerja perusahaan meningkat seiring dengan permintaan yang lebih tinggi, ini bisa menarik minat investor.
Saat ini, saham DSNG tampaknya berada dalam kondisi tenang, tetapi bisa menghadapi pergerakan harga yang lebih volatil jika ada perkembangan signifikan di industri atau ekonomi yang lebih luas.
Meskipun tidak ada informasi tentang volume perdagangan, penting untuk memantau apakah ada perubahan dalam likuiditas yang dapat mengindikasikan minat pasar yang lebih besar di masa mendatang.
Saham DSNG stabil di level 830 tanpa perubahan harga, mencerminkan konsolidasi pasar. Namun, dengan adanya kebijakan baru yang menguntungkan sektor kelapa sawit, ada potensi positif untuk DSNG jika permintaan dan kinerja keuangan meningkat. Investor perlu terus memantau perkembangan pasar dan industri untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah tren saham ini.
PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Saham LSIP saat ini berada di level 975 tanpa adanya perubahan harga, menunjukkan bahwa saham ini dalam fase konsolidasi dan tidak ada tekanan dari pihak pembeli atau penjual yang cukup kuat untuk menggerakkan harga.
Tidak adanya fluktuasi dalam rentang harga menunjukkan bahwa saham ini belum menarik perhatian investor secara signifikan. Stabilitas ini bisa berarti bahwa investor sedang menunggu informasi atau data yang lebih kuat sebelum membuat keputusan.
Level auto rejection atas di 1,215 menunjukkan batas maksimal di mana perdagangan akan dihentikan jika harga mencapai level tersebut. Ini bisa mengindikasikan potensi upside yang ada jika ada sentimen positif. Sebaliknya, level auto rejection bawah di 735 akan melindungi investor dari kerugian lebih lanjut jika harga jatuh ke level tersebut.
Penurunan tarif pungutan ekspor untuk produk kelapa sawit dapat meningkatkan daya saing dan permintaan untuk produk sawit, termasuk yang diproduksi oleh LSIP. Ini bisa menjadi pendorong positif bagi kinerja keuangan perusahaan.
Meskipun saat ini saham LSIP tampak stabil, pergerakan harga di masa mendatang bisa menjadi lebih volatil, tergantung pada perubahan dalam sektor kelapa sawit atau faktor eksternal lainnya.
Data volume perdagangan tidak tersedia, namun penting untuk memantau likuiditas saham ini. Kenaikan volume dapat menunjukkan minat investor yang lebih besar.
Saham LSIP stabil di level 975 tanpa perubahan harga, mencerminkan konsolidasi pasar. Potensi positif dari penurunan tarif pungutan ekspor dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan menarik minat investor di masa mendatang. Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan di sektor kelapa sawit dan volume perdagangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang prospek saham ini.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Saham AALI saat ini stagnan di level 6,475, tanpa adanya perubahan harga. Ini menunjukkan bahwa saat ini tidak ada aktivitas perdagangan yang signifikan, dengan kekuatan tawar dari pembeli dan penjual yang seimbang.
Rentang harga yang tetap menunjukkan bahwa tidak ada fluktuasi dalam perdagangan hari ini. Hal ini mungkin menunjukkan fase konsolidasi, di mana investor menunggu sinyal atau informasi yang lebih jelas sebelum mengambil keputusan.
Level auto rejection atas di 7,750 menunjukkan potensi upside yang ada. Jika harga mencapai level ini, perdagangan akan dihentikan, yang mencerminkan bahwa investor percaya pada potensi kenaikan lebih lanjut. Sementara itu, level auto rejection bawah di 5,200 akan melindungi investor dari kerugian lebih lanjut jika terjadi penurunan tajam.
Dengan penurunan tarif pungutan ekspor untuk produk kelapa sawit, AALI sebagai salah satu emiten utama di sektor ini berpotensi mendapat manfaat. Ini dapat meningkatkan daya saing dan permintaan produk AALI, berpotensi mendukung kenaikan harga saham di masa mendatang.
Walaupun saat ini saham AALI menunjukkan stabilitas, perubahan dalam sentimen pasar atau berita terkait industri kelapa sawit dapat memicu pergerakan harga yang lebih signifikan.
Meskipun data volume tidak tersedia, pemantauan terhadap likuiditas saham AALI akan penting. Kenaikan volume perdagangan dapat menunjukkan minat investor yang meningkat dan mendorong pergerakan harga.
Saham AALI stabil di level 6,475 tanpa perubahan harga, mencerminkan kondisi pasar yang tenang. Penurunan tarif pungutan ekspor dapat memberikan dorongan positif bagi kinerja perusahaan, sementara pengamatan terhadap volume perdagangan dan perkembangan sektor kelapa sawit akan menjadi kunci dalam memprediksi arah pergerakan harga di masa depan. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar dan saham ini.(*)