Logo
>

Tiga Hari Lesu, Harga Minyak Sawit (CPO) Rebound

Ditulis oleh Yunila Wati
Tiga Hari Lesu, Harga Minyak Sawit (CPO) Rebound

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mengalami rebound. Kenaikan ini terjadi setelah harga CPO melemah dalam tiga hari berturut-turut, dengan traders melancarkan aksi pembelian di harga yang dianggap murah.

    Berdasarkan data BMD, berikut adalah perubahan harga kontrak berjangka CPO pada penutupan Rabu:

    • September 2024: Turun 14 Ringgit Malaysia menjadi 3.967 Ringgit Malaysia per ton.
    • Oktober 2024: Naik 18 Ringgit Malaysia menjadi 3.963 Ringgit Malaysia per ton.
    • November 2024: Meningkat 16 Ringgit Malaysia menjadi 3.901 Ringgit Malaysia per ton.
    • Desember 2024: Bertambah 16 Ringgit Malaysia menjadi 3.857 Ringgit Malaysia per ton.
    • Januari 2025: Naik 14 Ringgit Malaysia menjadi 3.833 Ringgit Malaysia per ton.
    • Februari 2025: Terkerek 8 Ringgit Malaysia menjadi 3.822 Ringgit Malaysia per ton.

    Faktor Penggerak Harga CPO

    Dr. Sathia Varqa, analis senior Fastmarket Palm Oil Analytics, menjelaskan bahwa rebound harga CPO disebabkan oleh aksi pembelian murah oleh traders setelah harga melemah dalam beberapa hari sebelumnya. Meskipun demikian, beberapa faktor masih memberikan tekanan pada harga CPO:

    • Ekspor yang Lemah: Permintaan ekspor yang kurang kuat dapat menahan kenaikan harga CPO.
    • Penguatan Ringgit Malaysia: Kenaikan nilai mata uang Ringgit Malaysia dapat mempengaruhi daya saing harga CPO di pasar internasional.
    • Aksi Profit Taking: Trader yang mengambil keuntungan menjelang data September dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) juga mempengaruhi pergerakan harga.

    David Ng, seorang trader minyak sawit, menambahkan bahwa penurunan harga kedelai terus menekan harga CPO. Namun, ekspektasi penurunan produksi CPO mampu membatasi penurunan harga lebih dalam. Ng mengidentifikasi level support di 3.800 Ringgit Malaysia dan resistance di 3.980 Ringgit Malaysia untuk harga CPO.

    Analisis dan Prospek

    Rebound harga CPO menunjukkan adanya pemulihan setelah periode penurunan harga yang cukup signifikan. Pergerakan harga ini mencerminkan respons pasar terhadap aksi pembelian di level harga yang dianggap murah serta ekspektasi terhadap penurunan produksi yang dapat membatasi penurunan harga lebih lanjut.

    Namun, tetap perlu diperhatikan bahwa faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi nilai mata uang, permintaan ekspor, dan kondisi pasar kedelai dapat mempengaruhi tren harga CPO ke depan. Para pelaku pasar harus memperhatikan perkembangan ini untuk mengantisipasi perubahan harga yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.

    Kenaikan harga CPO ini dapat memberikan dorongan positif bagi produsen dan eksportir CPO di berbagai negara, termasuk Malaysia, sebagai produsen utama, dan negara-negara lain yang terlibat dalam industri ini.

    Di lain sisi, Indonesia, yang juga merupakan salah satu produsen dan eksportir terbesar CPO di dunia, sehingga fluktuasi harga CPO di pasar global memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian negara. Berikut adalah beberapa pengaruh utama. Kenaikan harga CPO dapat meningkatkan pendapatan negara dari ekspor CPO. Harga yang lebih tinggi dapat memberikan keuntungan tambahan bagi eksportir CPO Indonesia dan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap neraca perdagangan.

    Produsen CPO di Indonesia, seperti perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit, dapat merasakan dampak positif dari kenaikan harga CPO. Margin keuntungan mereka bisa membaik, yang berpotensi meningkatkan profitabilitas dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Kenaikan harga CPO dapat mendorong investasi lebih lanjut dalam sektor perkebunan kelapa sawit. Perusahaan-perusahaan mungkin lebih terdorong untuk melakukan ekspansi dan peningkatan kapasitas guna memanfaatkan harga yang menguntungkan.

    Meskipun kenaikan harga CPO dapat menguntungkan produsen, harga yang lebih tinggi juga bisa mempengaruhi harga barang dan jasa yang menggunakan CPO sebagai bahan baku. Ini bisa berdampak pada inflasi dan biaya hidup domestik.

    Beberapa emiten di Indonesia yang terlibat dalam industri kelapa sawit akan merasakan dampak dari fluktuasi harga CPO. Berikut adalah beberapa emiten yang kemungkinan terpengaruh:

    1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Sebagai salah satu produsen CPO terbesar di Indonesia, PT Astra Agro Lestari dapat mengalami peningkatan pendapatan dan laba seiring dengan kenaikan harga CPO. Kinerja saham perusahaan ini mungkin akan meningkat jika tren harga CPO berlanjut.
    2. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO). Emiten ini juga terlibat dalam produksi dan pengolahan CPO. Kenaikan harga CPO dapat memberikan dorongan positif terhadap kinerja keuangan dan harga saham PT Sampoerna Agro.
    3. PT SMART Tbk (SMAR). PT SMART merupakan salah satu pemain besar di industri kelapa sawit. Peningkatan harga CPO dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan ini, dengan potensi kenaikan harga saham jika harga CPO tetap tinggi.
    4. PT Wilmar International Tbk (WILMAR), Sebagai perusahaan yang terlibat dalam industri minyak sawit dan pengolahan, PT Wilmar International juga akan merasakan dampak dari pergerakan harga CPO. Kenaikan harga dapat meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan ini.

    Rebound harga CPO pada 11 September 2024 memiliki dampak yang bervariasi terhadap perekonomian Indonesia dan emiten terkait. Kenaikan harga dapat meningkatkan pendapatan dari ekspor, memperbaiki margin keuntungan perusahaan-perusahaan perkebunan, dan mendorong investasi dalam sektor ini. Namun, perlu diperhatikan juga potensi dampak negatif seperti inflasi domestik.

    Emiten yang terlibat dalam industri CPO seperti PT Astra Agro Lestari, PT Sampoerna Agro, PT SMART, dan PT Wilmar International akan merasakan pengaruh langsung dari pergerakan harga CPO ini, dengan potensi dampak positif pada kinerja keuangan dan harga saham mereka.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79