Logo
>

Trump Tunda Tarif, Wall Street Lompat Tinggi

S&P 500 mencatat lonjakan harian tertingginya sejak krisis finansial 2008, ditutup melonjak 9,52 persen ke level 5.456,90.

Ditulis oleh Yunila Wati
Trump Tunda Tarif, Wall Street Lompat Tinggi
Bursa saham Indonesia ikut terpukul perang tarif Amerika Serikat dengan China. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar keuangan global mencatat rebound dramatis pada Rabu waktu setempat, atau Kamis dinihari WIB, 10 April 2025, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan jeda sementara dalam kebijakan tarif yang selama ini menjadi pemicu utama kekacauan pasar. 

    Pernyataan Trump, yang disampaikan pada Rabu sore hari setelah serangkaian tekanan hebat di pasar obligasi dan mata uang, berhasil membalikkan arah pasar secara drastis. 

    S&P 500 mencatat lonjakan harian tertingginya sejak krisis finansial 2008, ditutup melonjak 9,52 persen ke level 5.456,90, sementara Nasdaq meroket 12,16 persen menjadi 17.124,97, dalam kenaikan satu hari terbesar sejak Januari 2001.

    Pengumuman Trump menyebutkan bahwa pemerintahan AS akan memberlakukan jeda tarif selama 90 hari untuk banyak negara, meskipun tetap menaikkan bea masuk atas barang-barang dari Tiongkok menjadi 125 persen. Keputusan ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa eskalasi perang dagang yang dimulai awal April akan menyeret perekonomian global ke jurang resesi. 

    Sebelumnya, pasar sempat terpuruk karena rencana menaikkan tarif ke tingkat tertinggi dalam lebih dari satu abad, mendorong aksi jual besar-besaran di pasar obligasi dan dolar AS.

    Namun, euforia pasar tidak sepenuhnya menghapus kekhawatiran jangka panjang. Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group, mengatakan bahwa pernyataan Trump merupakan “momen krusial yang telah ditunggu-tunggu pasar,” terutama karena bertepatan dengan awal musim laporan keuangan kuartalan. 

    Meski demikian, ia juga menekankan bahwa ketidakpastian tetap menyelimuti pasar terkait arah kebijakan tarif setelah masa 90 hari berakhir. Investor kini dihadapkan pada risiko volatilitas lanjutan, dengan ketegangan perdagangan masih menjadi bayang-bayang utama.

    Kinerja luar biasa di Wall Street turut mengangkat indeks saham global. MSCI All-Country World Index melonjak 5,70 persen ke posisi 785,28. Namun, reli pasar global ini terjadi setelah penurunan tajam di Eropa sebelumnya, di mana indeks STOXX 600 Eropa ditutup turun 3,5 persen, mencerminkan kepanikan investor sebelum pengumuman jeda tarif dari Trump.

    Di sisi obligasi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sempat menyentuh 4,515 persen, tertinggi sejak 20 Februari, sebelum akhirnya turun ke 4,328 persen seiring meningkatnya permintaan dalam lelang siang hari yang menunjukkan respons positif investor. Kinerja pasar obligasi belakangan ini menjadi perhatian setelah adanya laporan tentang aksi likuidasi besar-besaran yang memicu kekhawatiran atas likuiditas dan stabilitas pasar.

    Mata uang dolar AS juga menunjukkan penguatan pasca pengumuman Trump. Indeks dolar naik 0,25 persen menjadi 103,03, sementara dolar menguat lebih dari 1 persen terhadap yen Jepang dan franc Swiss. Euro tergelincir tipis 0,08 persen ke posisi USD1,0947. Sebelumnya, dolar sempat melemah di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif yang agresif akan melemahkan daya saing ekspor AS.

    Di pasar komoditas, harga minyak mentah mencatat lonjakan signifikan seiring meningkatnya optimisme bahwa jeda tarif akan mendukung permintaan energi global. Minyak mentah Brent naik 4,23 persen menjadi USD65,48 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) melonjak 4,65 persen ke $62,35.

    Meski pasar saat ini merespons positif langkah jeda tarif dari Presiden Trump, para analis menilai bahwa kejelasan arah kebijakan jangka panjang tetap krusial. Apabila setelah 90 hari tidak ada resolusi konkret, maka gejolak yang lebih hebat bisa kembali terjadi. Dengan laporan keuangan kuartalan perusahaan besar, termasuk sektor perbankan seperti JPMorgan Chase, yang akan dirilis dalam waktu dekat, investor akan mencari petunjuk tambahan mengenai daya tahan ekonomi Amerika Serikat di tengah gejolak kebijakan perdagangan.

    Bursa Dunia Tertekan

    Pasar saham global mengalami gejolak signifikan pada Rabu, 9 April 2025, dipicu oleh eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pengenaan tarif baru oleh AS, termasuk tarif 104 persen terhadap impor dari Tiongkok, memicu kekhawatiran akan potensi resesi global dan mengganggu stabilitas aliansi politik dan ekonomi yang telah terjalin sejak Perang Dunia II.

    Bursa Eropa

    Di Eropa, indeks STOXX 600 ditutup melemah 3,5 persen, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak negatif tarif tersebut. Sektor kesehatan menjadi salah satu yang paling terpukul, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tinggi pada produk farmasi impor.

    Bursa Asia

    Di Asia, pasar saham juga mengalami tekanan berat. Indeks Nikkei 225 Jepang turun lebih dari 3 persen akibat kekhawatiran investor terhadap dampak tarif AS yang mulai berlaku. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks lainnya di kawasan Asia menunjukkan penurunan signifikan, mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar global.

    Bursa Indonesia

    Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terdampak oleh sentimen global yang negatif. Sejak awal tahun 2025 hingga April, IHSG telah mengalami penurunan sebesar 8,04 persen, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global dan dampaknya terhadap pasar domestik.

    Secara keseluruhan, eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok telah memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham di berbagai belahan dunia, meningkatkan volatilitas, dan menambah ketidakpastian bagi para investor.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79