KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat mengakhiri sesi perdagangan Kamis, 24 April 2025, dengan performa impresif. Ketiga indeks utama Wall Street—Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq—berada di zona hijau, ditopang oleh lonjakan saham sektor teknologi serta harapan akan mencairnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan signifikan sebesar 486,83 poin atau 1,23 persen ke level 40.093,40. Indeks S&P 500 melesat 2,03 persen menjadi 5.484,77, sementara Nasdaq Composite tampil sebagai pemimpin penguatan dengan lonjakan 2,74 persen dan ditutup di level 17.166,04.
Lonjakan tersebut menjadikan penguatan indeks utama Wall Street berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Ini mencerminkan sentimen investor yang kian positif meskipun tetap dibayangi ketidakpastian.
Salah satu faktor pendorong utama lonjakan ini adalah membaiknya sentimen pasar terhadap sektor teknologi, khususnya yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (AI). Hal ini terlihat dari performa saham ServiceNow yang melesat lebih dari 15 persen setelah melaporkan hasil keuangan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi analis.
Permintaan yang tinggi terhadap perangkat lunak berbasis AI menjadi katalis kuat di balik kinerja gemilang perusahaan tersebut, sekaligus memberi dorongan besar pada indeks Nasdaq yang sarat dengan saham teknologi.
Selain ServiceNow, Hasbro juga melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan, yang ditopang oleh kekuatan segmen permainan digitalnya. Saham perusahaan mainan tersebut pun melesat 14,6 persen, menambah semarak pada pergerakan bursa.
Di sisi lain, perusahaan konsumen seperti Procter & Gamble dan PepsiCo justru berada di posisi sebaliknya, setelah keduanya merevisi atau menarik kembali proyeksi kinerja mereka karena meningkatnya ketidakpastian konsumen. Saham Procter & Gamble turun 3,7 persen, sementara PepsiCo anjlok 4,9 persen.
Secara umum, musim laporan keuangan kuartal pertama menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dari 157 perusahaan yang telah merilis laporan keuangan sejauh ini, sekitar 74 persen berhasil melampaui ekspektasi analis.
Konsensus pasar kini memperkirakan pertumbuhan laba tahunan indeks S&P 500 mencapai 8,9 persen, naik dari estimasi sebelumnya sebesar 8,0 persen pada awal April.
Angin Segar bagi Sektor Semikonduktor
Dinamika eksternal juga memainkan peran penting dalam sentimen pasar. Pemerintah China menyerukan penghapusan seluruh tarif unilateral dari Amerika, menyusul sinyal positif dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang mengindikasikan kesediaan Gedung Putih untuk meredakan ketegangan perdagangan.
Hal ini turut memberi angin segar bagi sektor semikonduktor, yang selama ini menjadi sorotan dalam perselisihan dagang kedua negara. Penguatan saham-saham chip turut memberi sumbangan besar terhadap reli sektor teknologi.
Seiring dengan itu, data ekonomi AS terbaru turut memperkuat narasi ketahanan ekonomi. Pesanan baru untuk barang tahan lama tercatat lebih kuat dari perkiraan, sementara klaim pengangguran tetap berada pada level yang rendah. Kombinasi data ekonomi yang positif dan kinerja keuangan perusahaan yang mengesankan menciptakan suasana optimisme yang meluas di lantai bursa.
Dari sisi teknikal, sektor teknologi mencatatkan penguatan tertinggi dengan kenaikan 3,5 persen, menjadikannya sektor paling dominan pada hari itu.
Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, hanya sektor kebutuhan pokok (consumer staples) yang mengalami pelemahan. Rasio saham yang naik terhadap yang turun menunjukkan dominasi sentimen positif, dengan perbandingan 5,84 banding 1 di NYSE dan 3,38 banding 1 di Nasdaq.
Volume perdagangan di bursa Wall Street tercatat sebesar 14,95 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata harian selama 20 hari terakhir sebesar 19,15 miliar saham. Meski begitu, lonjakan harga saham dan dominasi sektor teknologi memberikan sinyal kuat bahwa pasar saham Amerika tengah berada dalam momentum positif, setidaknya untuk jangka pendek.
Dengan mencairnya ketegangan tarif, meningkatnya laba korporasi, serta data ekonomi yang tetap solid, investor kini mulai mengalihkan fokus pada arah kebijakan moneter dan geopolitik global yang akan menentukan kelanjutan tren pasar dalam beberapa pekan mendatang.
Kontras Kinerja Warnai Perdagangan
Di balik kenaikan indeks secara agregat, performa masing-masing saham memperlihatkan dinamika kontras yang mencerminkan keragaman sentimen investor terhadap fundamental dan prospek tiap emiten.
Di jajaran Dow Jones Industrial Average, Salesforce Inc mencatatkan lonjakan harga tertinggi dengan kenaikan mencapai 5,63 persen. Saham perusahaan perangkat lunak berbasis cloud ini mendapat dorongan positif dari ekspektasi pasar terhadap peningkatan permintaan solusi enterprise berbasis kecerdasan buatan dan analitik data.
Kinerja kuat ini disusul oleh Caterpillar yang menguat 3,75 persen, didukung optimisme terhadap belanja infrastruktur dan proyek pembangunan global. Sementara itu, Nvidia kembali menunjukkan kekuatannya sebagai raksasa semikonduktor, dengan sahamnya naik 3,57 persen berkat sentimen positif terhadap teknologi AI dan permintaan chip kelas atas.
Namun, tak semua saham di indeks biru ini berhasil mengikuti tren positif. IBM menjadi saham dengan kinerja terburuk, merosot 6,58 persen usai laporan keuangan yang kurang memuaskan dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan divisi hybrid cloud-nya.
Procter & Gamble (P&G) juga mengalami tekanan dengan penurunan 3,74 persen, di tengah sentimen kehati-hatian konsumen yang mulai mengencang ikat pinggang. Coca-Cola, raksasa minuman ringan, juga ikut tertekan dengan koreksi 1,06 persen, mencerminkan ketidakpastian pada sektor consumer staples.
S&P 500 turut menunjukkan deretan saham unggulan yang membukukan kenaikan mencolok. ServiceNow Inc menjadi sorotan utama setelah sahamnya melonjak 15,49 persen.
Perusahaan ini mendapat keuntungan besar dari hasil keuangan yang melampaui ekspektasi, khususnya dari segmen solusi digital bertenaga AI yang semakin dibutuhkan dalam otomasi proses bisnis.
Hasbro menyusul dengan kenaikan 14,54 persen, berkat kinerja gemilang dari segmen permainan digital dan konsol. Microchip Technology, perusahaan yang bergerak di bidang semikonduktor, juga menikmati reli sebesar 12,33 persen, mengindikasikan tingginya permintaan terhadap chip di tengah tren transformasi digital.
Namun, S&P 500 juga mencatat kejatuhan tajam pada sejumlah saham. Fiserv, penyedia layanan pembayaran dan teknologi keuangan, menjadi yang paling terpukul dengan penurunan drastis 18,52 persen setelah laporan keuangannya menunjukkan tekanan margin yang signifikan.
LKQ Corporation, perusahaan penyedia suku cadang otomotif, merosot 11,56 persen, dipicu kekhawatiran pasar terhadap melemahnya sektor otomotif global. Sementara itu, Tyler Technologies, yang fokus pada solusi perangkat lunak untuk pemerintahan lokal, kehilangan 6,81 persen dari nilai sahamnya.
Di indeks Nasdaq, lonjakan ekstrem terlihat pada saham Odyssey, yang melonjak luar biasa hingga 100,87 persen. Kenaikan ini mencerminkan respons pasar yang sangat positif terhadap pengumuman atau spekulasi pasar, meski detail katalisnya belum sepenuhnya jelas.
Cantor Equity Partners A mengikuti dengan kenaikan 50,30 persen, disusul oleh TMC The Metals Company yang naik 44,71 persen, seiring meningkatnya ketertarikan investor pada prospek tambang mineral strategis yang diperlukan untuk transisi energi hijau.
Namun, sisi gelap Nasdaq juga terlihat jelas. Saham Greenlane anjlok hingga 93,89 persen, menandai salah satu koreksi terdalam di bursa, kemungkinan besar akibat ketidakpastian operasional atau dampak penurunan tajam dalam permintaan.
Jiuzi Holdings mengalami nasib serupa, jatuh 68,11 persen di tengah tekanan likuiditas dan sentimen negatif terhadap prospek ritel otomotifnya. Ocean Biomedical juga berada dalam tekanan ekstrem, dengan sahamnya jatuh 52,20 persen, yang dapat mencerminkan reaksi keras terhadap hasil uji klinis atau tantangan pendanaan di sektor bioteknologi.
Seluruh gambaran ini mencerminkan bahwa di tengah optimisme indeks utama yang menanjak, investor tetap selektif dan reaktif terhadap kinerja perusahaan per individu. Volatilitas tinggi pada beberapa saham menegaskan pentingnya analisis fundamental dan kehati-hatian dalam membaca prospek jangka pendek, terutama dalam lingkungan pasar yang dipenuhi oleh ketidakpastian makroekonomi dan perubahan kebijakan global.
Wall Street pun terus menjadi panggung utama bagi drama antara ekspektasi dan realitas bisnis, yang tercermin setiap harinya lewat grafik harga saham.(*)