Logo
>

Wamentan Minta Bulog Serap Gabah Petani: Tambah 1 Juta Ton!

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Wamentan Minta Bulog Serap Gabah Petani: Tambah 1 Juta Ton!

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono berharap agar Perum Bulog memperkuat jaringan kantor wilayah di seluruh Indonesia dalam penyerapan gabah petani, demi tersedianya stok pangan pemerintah.

    "Mohon kepada Bulog yang jaringannya ada di mana-mana, kami mohon betul-betul, (penyerapan dalam negeri) jangan nambah 1000 ton. (Kalau bisa) 1 juta ton, minimal 600 ribu ton," kata Sudaryono dalam keterangan di Jakarta, Kamis 1 Agustus 2024.

    Sudaryono menyampaikan hal itu saat menghadiri penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso, sebagai upaya meningkatkan pasokan pangan di dalam negeri.

    Menurut Sudaryono, dengan adanya sinergi tersebut, peran Bulog sebagai BUMN di bidang pangan bisa dimaksimalkan dalam penyerapan beras lokal melalui kantor wilayah di seluruh Indonesia. Dengan demikian, Bulog bisa menghasilkan hingga 1 juta ton beras atau minimal 600 ribu ton hingga akhir tahun 2024.

    Sudaryono juga menekankan bahwa Perpadi adalah mitra pemerintah. Ia berharap asosiasi tersebut bisa membantu pemerintah dalam mengatasi masa sulit akibat fenomena El Nino.

    "Perpadi ini adalah mitra pemerintah, tidak boleh main-main. Maksudnya di kala mereka sulit kita bantu, tapi di saat pemerintah butuh bantuan, ya harus (ada). Pertanian ini hulu sampai hilir, harus kompak," ujarnya.

    Sinergi semua pihak sangat penting dalam mengatasi masalah pangan, terutama dengan adanya kekeringan panjang akibat El Nino. Sudaryono menyatakan bahwa ancaman El Nino dalam beberapa bulan ke depan diprediksi akan mengurangi produksi pangan jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menambal kekurangan tersebut agar kebutuhan tetap terpenuhi.

    "Maka bagaimana kita menambal supaya kekurangannya tidak banyak-banyak dan syukur-syukur bisa cukup," ucapnya.

    Ia menegaskan bahwa semua pihak dalam sektor pertanian, mulai dari hulu hingga hilir, harus bekerja sama. Ini termasuk penyediaan pupuk dan bibit. Rencana tanam dan persiapan bibit harus dilakukan setahun sebelum masa tanam agar tidak ada kekurangan bibit untuk tahun depan.

    "Teori yang kami percaya juga sekarang ini adalah caranya supaya panen banyak, maka lahan untuk panennya harus lebih banyak," ungkapnya.

    Sudaryono optimistis bahwa jika skema tersebut berjalan dengan baik, panen yang melimpah serta serapan yang banyak oleh Bulog dan swasta akan terjadi, dengan harapan bahwa sektor hilir juga akan berjalan lancar.

    "Jika itu beres skemanya nantinya, bakal panen banyak dan serapan banyak oleh Bulog dan swasta juga dan kita berharap hilir juga begitu," kata Sudaryono.

    Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan bahwa nota kesepahaman yang telah ditandatangani dengan Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso adalah upaya untuk meningkatkan pasokan pangan di dalam negeri.

    "Ini dalam rangka kerja sama untuk mewujudkan keterpaduan yang sinergi dalam bidang perberasan dan pangan lain," kata Bayu.

    Bayu menjelaskan bahwa Perum Bulog bersinergi dengan Perpadi sebagai landasan untuk melaksanakan kerja sama di bidang perberasan dan pangan lain mulai dari kegiatan di hulu.

    "Baik melalui kemitraan on farm, pengolahan, pergudangan, penyaluran atau penjualan beras dan pangan lain, serta penguatan komunikasi publik terkait beras dan pangan," tambahnya.

    Peningkatan Harga Gabah

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan harga gabah dan beras di tingkat petani pada bulan Juni 2024. Plt Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi menuturkan, kenaikan gabah dan beras terjadi dalam skala tahunan maupun bulanan.

    Untuk gabah kering panen (GKP), Machdi mencatat kenaikan sebesar 5,64 persen atau sekitar Rp6.171 per kilogram per Juni 2024. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp5.842 per kilogram.

    “Gabah kering panen itu naik sebesar 5,64 persen secara month to month dan sebesar 11,34 persen secara year on year,” kata Machdi dalam konferensi persnya yang diikuti secara daring, Senin, 1 Juli 2024.

    Sementara gabah kering giling (GKG), terlihat fluktuatif kendati mengalami peningkatan tipis. BPS mencatat kenaikan GKG sebesar 2,75 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi Rp6.859 per kilogram. Sedangankan secara tahunan (year-on-year/yoy) naik sebesar 8,17 persen.

    “Gabah kering giling naik sebesar 2,75 persen secara month to month dan sebesar 8,17 persen secara year on year,” ungkapnya.

    Di sisi lain, BPS juga mencatat harga beras di penggilingan yang terkerek naik pada bulan Juni 2024. Machdi menyebut, kenaikan beras di penggilingan naik sebesar 0,80 persen mtm dan 11,39 persen yoy menjadi Rp12.537 per kilogram jika dibandingkan bulan Mei 2024 sebesar Rp12.438 per kilogram.

    “Rata-rata harga beras di penggilingan pada bulan Juni 2024 naik sebesar 0,80 persen secara month to month dan sebesar 11,39 persen secara year on year,” jelasnya.

    Machdi juga mencatat adanya inflasi beras di tingkat grosiran dan eceran pada bulan Juni 2024. Di tingkat grosiran, inflasi beras tercatat sebesar 10,87 persen yoy atau sekitar Rp13.434 per kilogram.

    Meski begitu, Machdi juga mencatat deflasi beras di tingkat grosiran seiring dengan naiknya tingkat inflasi. “Bulan Juni 2024 pada tingkat grosir terjadi deflasi sebesar 0,28 persen secara month to month dan inflasi sebesar 10,87 persen secara year on year” jelasnya.

    Sementara di tingkat eceran, Machdi mencatat adanya inflasi sebesar 0,10 persen mtm dan 11,88 persen yoy atau Rp14.547 per kilogram. “Dalam hal ini perlu saya informasikan kembali bahwa harga beras yang kami sampaikan merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup di seluruh wilayah Indonesia,” tutupnya.

    Mengutip data dari panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 1 Juli 2024, harga beras premium meningkat 0,26 persen menjadi Rp15.480 per kilogram. Sementara beras medium tercatat mengalami penurunan 0,15 persen menjadi Rp13.490 per kilogram.

    Nilai Tukar Petani Meningkat

    Di samping itu, Machdi juga menyebut adanya peningkatan nilai tukar petani (NTP) di bulan Juni 2024 sebesar 118,77 atau naik 1,77 persen jika dibandingkan dengan bulan Mei 2024. Adapun kenaikan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik.

    Machdi menyebut, kenaikan NTP terjadi akibat indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,85 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan bulan Mei 2024. “Lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,08 persen,” kata Machdi.

    Dia menuturkan, komoditas pertanian yang mendorong naiknya NTP diantaranya gabah, kakao, kopi, dan karet. Peningkatan NTP tertinggi, kata Machdi, ada di subsektor perkebunan rakyat sebesar 2,68 persen.

    “Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani juga naik sebesar 2,88 persen lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar oleh petani sebesar 0,2 persen,” jelasnya.

    Sementara komoditas yang dominan mempengaruhi indeks harga yang diterima petani berada di subsektor perkebunan rakyat diantaranya, kakao, kopi, karet, dan kelapa sawit.

    Di sisi lain, Machdi juga menyebut adanya penurunan NTP terdalam terjadi pada subsektor perikanan, yakni pembudidaya ikan sebesar 0,42 persen. Dia menyebut, penurunan terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun 0,33 persen sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani naik sebesar 0,08 persen. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.