KABARBURSA.COM - Impor Indonesia pada Februari 2024 tercatat sebesar USD18,44 miliar, tumbuh 5,84 persen year on year (YoY). Peningkatan ini didorong oleh sektor nonmigas dan migas.
Peningkatan impor didorong oleh sektor nonmigas yang tumbuh 14,42 persen (yoy) dan sektor migas sebesar 23,82 persen (YoY).
Peningkatan impor juga dipengaruhi oleh kenaikan impor komoditas utama seperti bahan baku plastik, mesin/peralatan mekanis, dan mesin/perlengkapan elektrik.
Dari sisi penggunaan, peningkatan impor terutama berasal dari impor barang konsumsi sebesar 36,49 persen (YoY), barang modal sebesar 18,52 persen (YoY), dan impor bahan baku/penolong sebesar 12,82 persen (YoY).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan peningkatan impor tersebut memberi sinyal jika aktivitas ekonomi dalam negeri berjalan baik.
"Tren peningkatan impor di awal tahun 2024 menjadi sinyal membaiknya aktivitas ekonomi domestik," ujar Febrio dikutip Selasa, 19 Maret 2024.
Sementara itu, impor nonmigas masih didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan share masing-masing sebesar 38,29 persen, 7,54 persen dan 6,44 persen.
Secara kumulatif, total impor Indonesia pada periode Januari hingga Februari 2024 mencapai USD39,93 miliar.
"Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional dan menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama," kata Febrio. (yog/prm)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.