Logo
>

AALI Bagi Dividen Lebih Besar 2025, Cuannya Segini

Dividen AALI 2025 naik ke Rp268/saham. Astra Agro Lestari catatkan laba Rp1,14 triliun dan tunjuk Presiden Direktur baru, Djap Tet Fa.

Ditulis oleh Yunila Wati
AALI Bagi Dividen Lebih Besar 2025, Cuannya Segini
Ilustrasi. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) kembali mencuri perhatian pelaku pasar dan investor setelah mengumumkan pembagian dividen tunai 2025 yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya. 

    Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin, 28 April 2025, AALI memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp515,8 miliar atau Rp268 per saham. Ini meningkat dari dividen tahun buku 2023 yang tercatat Rp247 per saham.

    Dividen ini terdiri dari dividen interim sebesar Rp84 per saham yang sudah dibayarkan sebelumnya, dan dividen final sebesar Rp184 per saham yang akan didistribusikan pada 28 Mei 2025. Kenaikan ini mencerminkan optimisme manajemen terhadap kinerja solid perusahaan di tengah dinamika industri kelapa sawit global.

    Lalu, berapa cuan yang akan diterima investor?

    Simulasi Perhitungan Dividen AALI 2025 untuk Investor

    Data Pembagian Dividen:

    • Total dividen per saham: Rp268
    • Dividen Interim (sudah dibayarkan): Rp84 per saham
    • Dividen Final (dibayarkan 28 Mei 2025): Rp184 per saham

    Simulasi Cuan Investor

    Ilustrasi cuan dari dividen AALI.
    - Jika Investor Memiliki 1.000 Lembar Saham AALI

    Total dividen interim yang sudah diterima = 1.000 lembar x Rp84 = Rp84.000

    Total dividen final yang akan diterima (28 Mei 2025) = 1.000 lembar x Rp184 = Rp184.000

    Total cuan dividen 2025 = Rp268.000

    Artinya, hanya dari dividen tahun ini, investor dengan 1.000 lembar saham akan menerima Rp268.000.

    - Jika Investor Memiliki 10.000 Lembar Saham AALI

    Total dividen interim yang sudah diterima = 10.000 lembar x Rp84 = Rp840.000

    Total dividen final yang akan diterima = 10.000 lembar x Rp184 = Rp1.840.000

    Total cuan dividen 2025 = Rp2.680.000

    Artinya, pemegang 10.000 lembar saham AALI akan mengantongi Rp2,68 juta dari dividen saja.

    Catatan Tambahan

    Investor individu domestik akan dikenakan pajak dividen 10 persen final, kecuali memiliki NPWP yang memenuhi syarat untuk tarif lebih rendah.

    Perhitungan Setelah Pajak (asumsi tarif pajak 10 persen): 

    Misalnya, dari Rp268.000 dividen kotor, setelah dikurangi pajak 10 persen = Rp241.200 dividen bersih.

    Dengan kata lain, potongan pajaknya sekitar Rp26.800 untuk 1.000 lembar saham.

    Jadi, dengan dividen Rp268 per saham, setiap 1.000 saham AALI akan menghasilkan Rp268.000 kotor (belum dipotong pajak), memberikan keuntungan tambahan di luar potensi kenaikan harga saham.

    Kinerja Keuangan Astra Agro Lestari

    Dari sisi kinerja keuangan 2024, Astra Agro Lestari berhasil membukukan pendapatan bersih Rp21,82 triliun, naik 5,16 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp20,74 triliun. Peningkatan ini didorong oleh naiknya harga rata-rata CPO (Crude Palm Oil) global sebesar 12 persen di pasar Rotterdam, serta peningkatan harga CPO perusahaan sebesar 15,6 persen menjadi Rp12.883/kg.

    Pendapatan Astra Agro mayoritas disumbang dari penjualan minyak sawit mentah dan turunannya sebesar Rp20,18 triliun, diikuti pendapatan dari inti sawit sebesar Rp1,62 triliun, dan pendapatan lainnya sebesar Rp11,36 miliar. Dengan strategi efisiensi biaya, inovasi operasional, dan fokus pada sustainability, Astra Agro mampu mencatatkan laba bersih Rp1,14 triliun, naik 8,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Pasar domestik masih menjadi andalan dengan kontribusi 69 persen terhadap total penjualan, sementara 31 persen diserap pasar ekspor ke negara-negara utama seperti China, India, Korea Selatan, dan Pakistan.

    Grafik pendapatan dan laba Astra Agro Lestari. Sumber: Stockbit
    Melangkah ke tahun 2025, Astra Agro Lestari memasang target yang ambisius. Perusahaan menargetkan produksi minyak sawit mentah (CPO) mencapai 1,2 juta ton, lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi sebesar 1,12 juta ton pada tahun sebelumnya.

    Untuk mencapai sasaran ini, AALI berfokus pada optimalisasi lahan sawit yang kini mencapai 284.831 hektare. Mereka juga menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) dari kebun inti dan plasma sebanyak 3,85 juta ton, dengan produktivitas atau yield TBS inti ditargetkan mencapai 16,2 ton per hektare.

    Strategi utama yang dijalankan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas meliputi program replanting dengan menggunakan bibit unggul yang dikembangkan sendiri, penerapan pupuk organik ASTEMIC yang lebih berkelanjutan dan efisien secara biaya, serta inovasi yang didorong oleh tim riset dan pengembangan (R&D) internal. Semua upaya ini diarahkan untuk mengoptimalkan hasil panen sekaligus memperkuat daya saing jangka panjang perusahaan.

    Astra Agro Lestari juga menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan. Pada tahun 2024, mereka meluncurkan dua unit methane capture di Riau untuk mengubah emisi limbah pabrik kelapa sawit menjadi nol emisi, sebuah langkah nyata dalam menekan emisi gas rumah kaca. Sebagai hasil dari inisiatif lingkungan ini, perusahaan berhasil mereduksi emisi sebesar 126,33 kiloton CO2 selama tahun 2024.

    Dari sisi pasar, prospek harga minyak sawit mentah tampak cerah. Harga rata-rata CPO di pasar Rotterdam meningkat 12 persen dari 964 dolar AS per ton pada 2023 menjadi 1.084 dolar AS per ton pada 2024. Tren ini memberikan dukungan terhadap harga jual rata-rata CPO perusahaan yang ikut melonjak 15,6 persen, menjadi Rp12.883 per kilogram dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di level Rp11.142 per kilogram.

    Secara global, permintaan terhadap CPO juga menunjukkan tren positif. Pada 2024, permintaan global diperkirakan mencapai 80,3 juta ton, sementara produksi hanya berada di kisaran 79,3 juta ton, menciptakan defisit pasokan yang berpotensi mendorong harga tetap kuat pada tahun berjalan. Astra Agro Lestari pun memanfaatkan peluang ini dengan mengarahkan sekitar 31 persen dari total penjualannya ke pasar ekspor, melayani negara-negara besar seperti China, India, Korea Selatan, dan Pakistan, sementara sisanya tetap difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

    Meskipun demikian, perusahaan tetap waspada terhadap beberapa tantangan yang bisa menghambat kinerja di tahun ini. Di antaranya adalah isu produktivitas tanaman akibat usia pohon kelapa sawit yang semakin tua serta potensi penurunan produksi tandan buah segar. Namun, dengan berbagai strategi inovatif yang telah diterapkan, manajemen optimistis bahwa kinerja tahun 2025 akan tetap tumbuh positif dan berkelanjutan.

    Dengan kombinasi kinerja keuangan yang solid, ekspansi produksi yang terencana, inisiatif keberlanjutan yang kuat, serta kondisi pasar yang kondusif, Astra Agro Lestari menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kelapa sawit global, sekaligus menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi para pemegang sahamnya.

    Formasi Baru AALI

    Tak hanya memperkuat fundamental bisnis, Astra Agro Lestari juga melakukan pergantian struktur manajemen yang strategis. Dalam keputusan RUPST tersebut, Djap Tet Fa resmi diangkat sebagai Presiden Direktur baru AALI, menggantikan Santosa. Santosa sendiri kini menjabat sebagai Komisaris Utama, mengambil alih posisi yang sebelumnya dipegang oleh Chiew Sin Cheok.

    Selain itu, AALI juga menunjuk Veronica Lusi Herdiyanti dan Bandung Sahari sebagai Direktur baru, menggantikan posisi Djap Tet Fa dan Hadi Sugeng Wahyudiono. Langkah ini diharapkan membawa penyegaran dalam kepemimpinan dan mempercepat pencapaian target pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.

    Dengan kombinasi pertumbuhan laba, peningkatan dividen, dan restrukturisasi manajemen, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memperlihatkan tekad kuat untuk menjaga posisinya sebagai salah satu emiten sawit terkemuka di Bursa Efek Indonesia. Para investor kini menanti realisasi kinerja AALI sepanjang 2025, di tengah prospek harga CPO global yang masih menjanjikan dan langkah ekspansi perusahaan yang semakin agresif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79