KABARBURSA.COM – PT Aspirasi Hidup Indonesia atau dengan kode sajam ACES, kini berada di area yang banyak dilirik pelaku pasar, yaitu 480. Level ini menjadi titik beli strategis bagi yang ingin masuk lebih awal, dengan panduan target pertama di 505 dan target kedua di 525.
Menurut Technical Analyst – RHB Sekuritas Indonesia Ilham Fitriadi Budiarto, M.M., CTA®️, strateginya mirip seperti “mancing di spot favorit”, menunggu harga mantul dari area dukungan yang kuat sambil sudah tahu di mana akan mengambil untung.
Batas rugi ditempatkan di bawah 456, supaya risiko terjaga kalau skenario tidak berjalan sesuai harapan.
Dari sisi fundamental, ACES cukup menarik untuk ukuran perusahaan ritel besar yang sudah mapan. Price-to-Earnings Ratio berbasis laba tahunan terakhir (TTM) berada di 10,12—sedikit di atas median IHSG yang 8,41—dan bahkan forward PE turun ke 8,61, memberi sinyal bahwa pasar memperkirakan laba akan meningkat di tahun mendatang.
Price-to-Book Value di 1,34 dan Price-to-Sales di bawah 1 (0,95) membuat valuasinya terlihat wajar, bahkan condong murah jika dibandingkan kapasitas pendapatan yang dihasilkan. Earnings yield berada di 9,89 persen, angka yang cukup memikat, apalagi dibarengi dividend yield 7,02 persen dengan payout ratio hampir 99 persen.
Ini artinya, ACES tergolong royal membagikan laba, meski konsekuensinya ruang untuk reinvestasi jadi terbatas.
Kondisi neraca perusahaan terbilang sehat. Current ratio 4,79 dan quick ratio 2,01 menunjukkan kas dan aset lancar jauh lebih besar dari kewajiban jangka pendek. Debt-to-equity hanya 0,11 dengan total utang terhadap aset 0,08, menandakan beban utang sangat ringan.
Bahkan posisi kas bersih (net cash) mencapai Rp1,39 triliun, memberi keleluasaan untuk ekspansi, renovasi toko, atau bertahan menghadapi penurunan permintaan tanpa tergantung pada pinjaman.
Profitabilitasnya pun cukup stabil, dengan margin kotor 46,69 persen, margin operasi 9,08 persen, dan margin bersih 7,09 persen. Return on Equity 13,24 persen menunjukkan modal yang ditanamkan manajemen mampu menghasilkan keuntungan yang layak.
Meski demikian, data pertumbuhan menunjukkan adanya tantangan jangka pendek. Pendapatan kuartal terakhir turun tipis 0,44 persen secara tahunan, laba kotor berkurang 4,32 persen, dan laba bersih turun 6,01 persen.
Angka ini bisa menjadi catatan bahwa sektor ritel modern tengah menghadapi tekanan, entah dari perlambatan konsumsi, persaingan yang ketat, atau perubahan pola belanja konsumen. Namun, kestabilan arus kas dan neraca yang kuat membuat ACES tetap punya bantalan tebal untuk beradaptasi.
Dari sisi teknikal, gambarannya campuran. Rangkuman indikator memberi sinyal netral: empat indikator beli, empat jual, dan dua netral. RSI di 47,4 menunjukkan harga berada di tengah-tengah, belum mendekati overbought atau oversold.
ADX di 25,1 memberi sinyal tren mulai terbentuk, tetapi belum sepenuhnya menguat. MACD masih di zona negatif, memberi tanda bahwa momentum kenaikan belum solid.
Uniknya, moving average jangka pendek (MA5, MA10, MA20) berada di bawah harga dan memberi sinyal beli, tetapi moving average jangka menengah-panjang (MA50, MA100, MA200) masih menunjukkan tren menurun.
Ini seperti kapal yang mesinnya mulai panas, tapi arah layar masih menghadap ke belakang.
Secara level harga, area 481 menjadi pivot penting—bertahan di atasnya bisa mendorong harga menguji 490 hingga 495. Breakout yang meyakinkan di atas 495 akan membuka peluang ke 505 dan selanjutnya 525.
Sebaliknya, kegagalan bertahan di atas 476 akan membuat harga kembali ke zona dukungan 467 atau bahkan 462, di mana batas rugi di bawah 456 menjadi “pagar terakhir” bagi investor disiplin.
Volatilitasnya pun tergolong rendah dengan ATR sekitar 9,7, sehingga pergerakan tidak terlalu liar seperti saham berkapitalisasi kecil.
Bagi investor jangka pendek, strategi yang bisa dijalankan adalah memanfaatkan area 480 sebagai titik masuk, mengamankan keuntungan bertahap di 505 dan 525, sambil menjaga posisi tetap ringan jika harga mendekati batas rugi.
Untuk investor jangka menengah-panjang, kombinasi valuasi wajar, fundamental sehat, arus kas kuat, dan dividen tinggi menjadikan ACES sebagai kandidat menarik untuk portofolio defensif—meski tetap perlu kesabaran hingga tren teknikalnya pulih sepenuhnya.
Dengan kata lain, ACES saat ini seperti kapal yang berlabuh di pelabuhan aman, yaitu mesin dan perbekalan lengkap, tapi menunggu angin yang tepat untuk berlayar lebih jauh.
Bagi yang percaya arah anginnya akan menguntungkan, ini adalah waktu yang tepat untuk ikut naik sebelum layar terkembang penuh.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.