Logo
>

ACRO Cairkan Dividen Rp9,34 Miliar Tahun Depan, Telisik Detailnya

Ditulis oleh Syahrianto
ACRO Cairkan Dividen Rp9,34 Miliar Tahun Depan, Telisik Detailnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) mengumumkan pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2023, sebesar Rp9.345.617.935. Dividen ini akan dibayar kepada pemegang saham yang terdaftar pada tanggal tertentu dalam jadwal yang telah ditetapkan.

    Direktur Utama Samcro Hyosung Adilestari Chung Tae Sung mengatakan, dividen tunai ini akan dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada daftar pemegang saham pada tanggal 7 Januari 2025 (DPS). Pembayaran dividen akan dilakukan paling lambat 10 hari setelah tanggal pencatatan (recording date).

    "Keputusan untuk membagikan dividen tunai ini berdasarkan pada kinerja keuangan yang solid pada tahun 2023," ujar Chung Tae Sung, dalam keterbukaan informasi, Jumat, 27 Desember 2024.

    Berikut adalah jadwal penting yang perlu diperhatikan terkait pembagian dividen tunai PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk.:

    • Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS): 7 Januari 2025, pukul 16:00 WIB
    • Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 3 Januari 2025
    • Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 6 Januari 2025
    • Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 7 Januari 2025
    • Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 8 Januari 2025
    • Tanggal Pembayaran Dividen: 17 Januari 2025

    Keuangan Perusahaan yang Mendasari Pembagian Dividen

    PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk. melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp9.682.399.050, dan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp56.679.869.204. Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp56.679.869.204. Laba bersih per saham (EPS) sebesar Rp 2,40 per lembar, perusahaan menunjukkan peningkatan signifikan dalam profitabilitas dibandingkan kuartal sebelumnya.

    Selama sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24), ACRO membukukan pendapatan sebesar Rp32,4 miliar. Meski pendapatan mengalami penurunan sebesar 8,0 persen secara kuartalan (QoQ) dibandingkan kuartal kedua 2024, margin keuntungan perusahaan tetap terjaga di tingkat yang mengesankan.

    Kinerja EBITDA perusahaan mencapai Rp 12,8 miliar pada kuartal ketiga 2024, meningkat 47,1 persen QoQ, sementara laba bersih menunjukkan kenaikan drastis sebesar 94,7 persen QoQ dari Rp 4,7 miliar di kuartal kedua menjadi Rp 8,4 miliar.

    ACRO juga mempertahankan neraca keuangan yang kuat dengan total aset sebesar Rp 207,2 miliar dan total ekuitas Rp 191,0 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) berada pada level rendah sebesar 0,08, mencerminkan pengelolaan utang yang prudent. Dengan kas sebesar Rp 31,7 miliar, perusahaan memiliki likuiditas yang memadai untuk mendukung operasional dan investasi strategis.

    Dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 263,7 miliar dan harga saham terakhir di Rp 76 per lembar, ACRO mencatat valuasi yang menarik bagi investor. Rasio EV/EBITDA sebesar 19,37x menandakan potensi pertumbuhan di masa depan, meski perlu diimbangi dengan efisiensi operasional yang lebih tinggi.

    Namun, penurunan pendapatan pada kuartal ketiga menjadi catatan penting bagi perusahaan. Ke depan, manajemen ACRO diharapkan dapat menjaga stabilitas pendapatan sambil meningkatkan efisiensi untuk memperkuat posisi kompetitif perusahaan di pasar.

    Performa Harga Saham ACRO

    Saham PT Samoro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) ditutup melemah pada sesi perdagangan Jumat, 27 Desember 2024. Saham ACRO turun sebesar Rp 2 (-1,82 persen) ke level Rp 108, setelah sebelumnya dibuka di harga Rp 114.

    Saham ACRO bergerak fluktuatif dengan mencatat harga tertinggi di Rp 124 dan harga terendah di Rp 107. Penurunan ini terjadi di tengah nilai transaksi sebesar Rp 9,8 miliar dengan total volume perdagangan mencapai 86,15 juta saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume harian sebesar 13,36 juta saham.

    Tekanan pada harga saham ACRO diduga berasal dari aksi jual oleh investor setelah saham ini mencapai level tertinggi harian di Rp 124. Meski demikian, harga saham masih berada jauh di atas batas bawah auto rejection (ARB) sebesar Rp 72.

    Penurunan harga ini juga bertepatan dengan sentimen pasar yang cenderung bearish menjelang akhir pekan, di mana investor kemungkinan melakukan aksi ambil untung (profit-taking) setelah penguatan signifikan sebelumnya.

    Meski mengalami penurunan harga, kapitalisasi pasar ACRO tetap cukup solid di kisaran Rp 263,7 miliar. Volume transaksi yang tinggi hari ini mengindikasikan minat yang masih kuat terhadap saham ini, meskipun tekanan jual mendominasi.

    Penurunan 1,82 persen pada harga saham ACRO dianggap wajar mengingat volatilitas pasar yang terjadi secara keseluruhan. Dengan posisi harga tertinggi di Rp 124 yang mendekati batas auto rejection atas (ARA) sebesar Rp 148, saham ini menunjukkan potensi untuk kembali menguat jika didukung oleh sentimen positif dan aksi beli investor. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.