KABARBURSA.COM – Aksi korporasi yang terjadi di tubuh Perintis Triniti Properti Tbk, berkode saham TRIN, cukup menarik untuk diperhatikan. Ada satu nama yang muncul ke permukaan, yaitu Rahayu Saraswati. Beliau adalah anak dari pengusaha ternama Indonesia, Hashim Djojohadikusumo.
Rahayu masuk sebagai investor baru. Kehadirannya langsung menyita perhatian pasar, yang kemudian berdampak pada pergerakan harga TRIN. Harga saham langsung bergejolak pada perdagangan Rabu, 10 Desember 2025, bahkan langsung menyentuh auto rejection atas (ARA).
Orderbook menggambarkan antusiasme besar dari pelaku pasar, di mana terlihat dominasi bid tebal di harga ARA dan antrian offer yang semakin tipis. Euforia beli meluap dan tekanan jual melemah.
Masuknya Rahayu dipersepsikan sebagai sinyal penguatan ekosistem TRIN dalam jangka panjang. Dari keterbukaan informasi diketahui Rahayu akan memiliki 5 persen saham TRIN. Bahkan, kepemilikan tersebut dapat meningkat hingga 20 persen.
Pasar membaca ini sebagai peningkatan kredibilitas dan kapasitas ekspansi TRIN ke sektor-sektor yang disebutkan dalam keterbukaan informasi, yaitu rumah tapak, kawasan logistik, dan data center. Ketiga sektor tersebut merupakan area yang secara struktural tumbuh, sehingga investor melihat peluang transformasi bisnis TRIN semakin konkret.
Dari sisi teknikal, kenaikan TRIN tidak berdiri sendiri. Broker flow mengungkap bahwa akumulasi terbesar datang dari sekuritas yang biasanya menjadi rujukan investor besar. Stockbit Sekuritas (XL) dan Semesta Indovest (MG) tercatat sebagai pembeli dominan dengan nilai transaksi yang terus meningkat sepanjang sesi.
Sebaliknya, distribusi cenderung dilakukan oleh broker-broker yang biasanya lebih dekat dengan pelaku ritel. Artinya, arus dana institusional sedang bergerak masuk. Pola ini umum terjadi ketika sebuah saham mendapatkan katalis fundamental baru yang dianggap valid dan berkelanjutan.
Pengendali Perusahaan Diambil Alih?
Terkait pengambilalihan pengendali perusahaan, manajemen TRIN menegaskan bahwa KDI dan III tetap menjadi pemegang kendali. Klarifikasi bahwa TRIN tidak otomatis menjadi bagian dari grup WIFI atau entitas lain juga membantu menjaga narasi agar tetap fokus pada potensi pengembangan inti perseroan, bukan merger struktural yang tidak jelas.
Harga transaksi yang merujuk pada rata-rata saham bulan Oktober memberikan sentimen tambahan. Pasar melihat bahwa valuasi kesepakatan tidak dilakukan secara spekulatif atau premium berlebihan. Hal ini memperkuat persepsi bahwa aksi korporasi ini realistis, terukur, dan memiliki dasar analitis yang kuat.
Semua faktor tersebut saling bertemu dan menciptakan gelombang optimisme. Pasar membaca masuknya Rahayu sebagai kombinasi dari dukungan modal, perluasan jaringan bisnis, dan validasi atas arah strategis TRIN.
Kenaikan harga secara vertikal menuju ARA bukan hanya cerminan spekulasi jangka pendek, tetapi respons terhadap narasi transformasi yang mulai terbentuk.
Dengan euforia yang masih kuat dan struktur teknikal yang mendukung, pasar tampaknya melihat aksi korporasi ini sebagai awal dari fase baru bagi TRIN—fase dengan peluang ekspansi yang lebih besar, ekosistem bisnis yang lebih luas, dan visibilitas pertumbuhan yang lebih jelas.(*)