KABARBURSA.COM - Gaikindo atau Gabungan Industri Kendaraan Bermotor mengamati bahwa kemungkinan pasar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia didominasi oleh produsen China semakin dapat diprediksi.
Kukuh Kuswara, Sekretaris Umum Gaikindo, menyatakan bahwa tren ini terbukti dari langkah agresif beberapa produsen otomotif China seperti Wuling, NG, Neta, hingga DFSK dalam memperluas operasi produksi dan distribusi mereka di Indonesia.
"Jadi, produsen-produsen China telah memperhatikan hal ini. Jika permintaan di pasar domestik mereka sudah cukup besar untuk berkendara, mereka cenderung memproduksi di Indonesia dan kemudian mengekspornya, karena pasar domestik kita cukup besar," kata Kukuh, dikutip Jumat, 10 Mei 2024.
Menurut data Gaikindo, Indonesia merupakan negara dengan jumlah kendaraan yang menggunakan kemudi setir kanan terbesar kedua di dunia setelah India. Ini menjadi peluang bagi produsen mobil China untuk memperkuat kehadiran mereka di pasar Indonesia.
"Ini menjadi peluang produksi lokal yang kemudian bisa diekspor, dan kondisi pasar kita saat ini cukup baik, dengan harapan dapat dipertahankan. Ini merupakan situasi yang menarik dan menggembirakan," ucap Kukuh.
Sebagai perbandingan, merek-merek mobil China saat ini sudah menguasai 10 persen dari keseluruhan pasar otomotif di Thailand. Sebaliknya, produsen mobil Jepang yang sudah lama berada di Thailand mengalami penurunan sebesar 8,2 poin persentase tahun lalu setelah sebelumnya menguasai lebih dari 80 persen pangsa pasar selama bertahun-tahun.
Penjualan kendaraan listrik di Thailand tumbuh pesat tahun lalu, mencapai sekitar 76.000 unit dari kurang dari 10.000 unit sebelumnya, menurut analis otomotif senior dari Bloomberg Intelligence, Tatsuo Yoshida.
Apa yang terjadi di Thailand mungkin menjadi indikator bagi perkembangan di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, yang sebelumnya didominasi oleh merek-merek Jepang.
Dominasi China di Thailand semakin kuat dengan pendirian pabrik mereka di sana, dan bahkan ekspor kendaraan energi baru mereka dalam jumlah besar ke Thailand dan negara-negara lainnya, sehingga menjadikan China sebagai eksportir mobil terbesar di dunia, mengungguli Jepang.
"Produsen mobil Jepang tidak boleh lengah ketika melihat apa yang terjadi di Thailand dan negara-negara lain di kawasan ini," kata Takeshi Miyao, seorang analis di konsultan otomotif Carnorama.
Negara-negara lain juga memberikan insentif untuk mendorong pertumbuhan kendaraan listrik. Perusahaan-perusahaan China dan Korea Selatan tengah berlomba-lomba merebut pangsa pasar di Indonesia, yang merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Sementara itu, Isuzu dan Suzuki Motor Corp baru-baru ini kehilangan pangsa pasar di Indonesia.
Meskipun penjualan kendaraan listrik hanya menyumbang 1 persen dari total penjualan kendaraan penumpang di Asia Tenggara pada 2020, menurut Bloomberg NEF, diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 14 persen pada 2030 dan mencapai 64 persen pada 2040.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.