Logo
>

Ada Sentimen Positif, IHSG Dibuka Menguat 0,18 Persen

Volume perdagangan pada pembukaan pagi ini mencapai 204.792 juta lembar saham dengan transaksi Rp240.824 miliar

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Ada Sentimen Positif, IHSG Dibuka Menguat 0,18 Persen
Kondisi IHSG pada penutupan perdagangan Senin, 24 Maret 2025. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat sebesar 0,18 persen atau 49 poin ke level 6.211 pada perdagangan sesi I, Selasa, 25 Maret 2025.

    Mengutip data RTI Business, volume perdagangan pada pembukaan pagi ini mencapai  204.792 juta lembar saham dengan  transaksi Rp240.824 miliar.  Adapun 187 saham terpantau menghijau, 75 saham melemah, dan 222 saham stagnan. 

    Sementara itu, mengutip Stockbit,  PT Golden Flower Tbk (POLU) menjadi saham yang memimpin top gainer dengan kenaikan tertinggi, melonjak sebesar 700 poin (+11,34 persen) ke level 6.875.

    Selain POLU, beberapa saham lain yang mencatat penguatan signifikan meliputi PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) dengan kebaikan 9,09 persen di harga 192.

    Ada pula PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) yang naik 6,36 psrsen ke level 585. Diikuti PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC)  dengan kenaikan 5,93 persen di harga 125, dan PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) di level 8.575 ( +5,86 persen)

    Sementara itu, PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) mencatat penurunan terdalam dengan -30 poin (-13,89 persen) ke level 186.

    Di posisi kedua ada  PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang turun -9,77 persen, PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) dengan -9,73 persen, PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) -9,09 persen, dan PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) dengan penurunan -8,02 persen. 

    Reliance Sekuritas, memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di kisaran support pada level 6,219 dan resistance pada level 6,333 dengan kecenderungan melemah.

    "Secara teknikal, candle IHSG berbentuk black spinning top, masih di bawah MA5 dan MA20 serta indikator Stochastic dalam keadaan dead cross. Dengan demikian, kami memproyeksikan hari ini IHSG akan melanjutkan penurunannya," tulis Reliance dalam risetnya. 

    Terpisah, Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata, mendeteksi adanya RSI negative plus terciptanya candle Doji,  mengindikasikan sepertinya  akan segera ada pullback pada USD. Sehingga, lanjut dia, menghasilkan sedikit  penguatan pada Rupiah yang mungkin bisa jadi sentimen positif ke IHSG. 

    "H-3 sebelum libur panjang Lebaran, strategi penipisan portfolio tampaknya masih akan jadi fokus para pelaku pasar dalam beberapa hari ke depan," terang dia. 

    Adapun, IHSG ditutup melemah sebesar 1,55 persen atau 96 poin ke level 6.161 pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025.

    Kembali merujuk data RTI Business, IHSG sempat menyentuh tempat terendah di level 5.967. Sebaliknya, peringkat tertinggi indeks hari ini adalah di level 6.269.

    Melemahnya IHSG membuat 500 saham berada di zona merah, 134 saham menguat, dan 168 saham stagnan. Adapun volume perdagangan terpantau  14.702 miliar lembar saham dengan  transaksi Rp14.370 triliun. 

    BEI: Meski Sering Mengalami Krisis, Pasar Modal Masih Mampu Bangkit

    Pasar modal Indonesia menghadapi tantangan besar sepanjang kuartal pertama tahun ini. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 11,61 persen hingga 21 Maret 2025, menjadikannya salah satu bursa berkinerja terlemah di antara pasar dengan kapitalisasi di atas USD100 miliar. 

    Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik, mengklaim kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga dialami oleh bursa Malaysia dan Thailand yang sama-sama menghadapi arus keluar modal akibat perubahan sentimen global.  

    Ia menyebut tekanan terhadap IHSG tidak terlepas dari sejumlah faktor eksternal. Di awal tahun, Bank Indonesia menurunkan suku bunga, yang beriringan dengan kebijakan tarif dagang baru oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara mitra. 

    Selain itu, beberapa saham di bursa Indonesia mengalami penurunan peringkat dari lembaga internasional seperti Morgan Stanley, yang semakin menambah tekanan terhadap indeks.

    Namun, di tengah kondisi ini, peran investor domestik menjadi semakin dominan dalam menopang pasar. Jeffrey mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sekitar Rp30 triliun dana asing telah keluar dari pasar ekuitas Indonesia. Meski demikian, mayoritas dari arus keluar tersebut telah terserap oleh investor domestik, khususnya investor ritel yang kini berkontribusi sebesar 44 persen dari total nilai transaksi harian.  

    "Kami melihat bahwa peran investor domestik, terutama ritel, sangat signifikan dalam menjaga stabilitas pasar. Namun, untuk skala yang lebih besar, diperlukan dukungan dari investor institusi seperti dana pensiun dan asuransi guna meredam volatilitas yang ditimbulkan oleh aksi jual asing," ujar Jeffrey dalam acara buka puasa bersama media pasar modal di Semasa Dulu, Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025. 

    Menurut dia pertumbuhan jumlah investor di pasar modal Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hingga Maret 2025, tercatat lebih dari 850 ribu investor baru, sehingga total investor pasar modal Indonesia kini mencapai lebih dari 15,7 juta orang. 

    Aktivitas di bursa juga terus meningkat, tercermin dari 10 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI sepanjang kuartal pertama tahun ini. Selain itu, transaksi di berbagai produk multi-aset juga mengalami pertumbuhan, dengan rata-rata nilai transaksi harian saham mencapai Rp11,87 triliun, sementara total transaksi non-saham dan perdagangan karbon masing-masing mencapai Rp721,34 miliar dan Rp27,27 miliar.  

    Jeffrey menekankan bahwa kondisi saat ini merupakan bagian dari siklus alami pasar modal yang telah berulang kali terjadi. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai krisis besar, mulai dari krisis ekonomi 1998, krisis keuangan global 2008, hingga pandemi 2020. Namun, setiap kali menghadapi tantangan besar, pasar modal Indonesia selalu berhasil bangkit dan tumbuh lebih kuat.  

    "Kami yakin bahwa setelah fase volatilitas ini, pasar akan kembali pulih. Sejarah telah menunjukkan bahwa setiap krisis yang terjadi selalu diikuti oleh periode pemulihan dan pertumbuhan yang lebih baik. Oleh karena itu, investor yang mampu melihat peluang dalam kondisi pasar yang sedang terdiskon berpotensi mendapatkan keuntungan besar di masa depan," kata dia. 

    Di tengah dinamika yang terjadi, BEI terus berupaya memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong partisipasi lebih luas dari investor domestik dan menghadirkan instrumen investasi baru yang lebih beragam. Dengan pondasi yang semakin kuat, pasar modal Indonesia diyakini mampu menghadapi berbagai tantangan global dan tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi para investor.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.