Logo
>

ADHI Lunasi Obligasi Rp1,28 Triliun dan Klarifikasi Isu Tunggakan Gaji Anak Usaha

Manajemen mengungkapkan pembayaran tersebut telah disetorkan kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Ditulis oleh Desty Luthfiani
ADHI Lunasi Obligasi Rp1,28 Triliun dan Klarifikasi Isu Tunggakan Gaji Anak Usaha
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa.com/Abbas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM– PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengumumkan komitmennya dalam menjaga kepercayaan pasar keuangan dengan melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp1,28 triliun, tepat satu hari sebelum jatuh tempo pada 24 Mei 2025. 

    Manajemen mengungkapkan pembayaran tersebut telah disetorkan kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 23 Mei 2025 dan diterima oleh para pemegang obligasi sesuai ketentuan.

    Langkah ini menjadi penegasan posisi ADHI sebagai salah satu emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi yang terus menjaga reputasi dan tanggung jawab terhadap investor. Tak hanya tahun ini, ADHI juga telah melunasi dua obligasi senilai total Rp947 miliar pada 2024 secara tepat waktu.

    Di tengah langkah positif tersebut, ADHI juga menghadapi sorotan publik terkait pemberitaan media massa mengenai keterlambatan pembayaran gaji di salah satu anak perusahaannya, PT Adhi Persada Gedung (APG). Menanggapi permintaan klarifikasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 4 Juni 2025, manajemen ADHI menyampaikan bahwa kewajiban gaji telah diselesaikan seluruhnya pada 5 Juni 2025.

    "Keterlambatan bersifat sementara akibat kendala arus kas dan tidak mencerminkan fundamental Perseroan," kata Rozi Sparta, Corporate Secretary ADHI melalui keterangan resminya dikutip Selasa, 10 Juni 2025.

    Manajemen memastikan bahwa kejadian tersebut tidak mempengaruhi kelangsungan operasional anak usaha maupun induk usaha secara keseluruhan. ADHI juga menegaskan tidak terdapat informasi material lain yang berdampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha maupun pergerakan harga saham perusahaan.

    Lebih lanjut, ADHI menekankan komitmennya terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di seluruh lini usaha dan entitas anak. Transparansi, akuntabilitas, serta kepatuhan terhadap prosedur internal dan peraturan eksternal menjadi bagian dari upaya menjaga kredibilitas perusahaan di mata investor dan publik.

    Sebagai BUMN konstruksi pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Maret 2004, ADHI kini tidak hanya mengandalkan pendapatan dari jasa konstruksi, tetapi juga aktif dalam pengembangan properti & hospitality, manufaktur, serta investasi dan konsesi. ADHI mengusung tagline.

    ADHI terlibat dalam berbagai proyek strategis nasional, termasuk Tol Cisumdawu, Tol Solo–Yogyakarta–Kulonprogo, dan Tol Sigli–Banda Aceh. Perseroan juga mengambil bagian dalam pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN), seperti Jalan Tol Kariangau–Karangjoang, Jembatan Pulau Balang, dan Intake Sepaku.

    Di sektor transportasi publik, ADHI menjadi salah satu pionir dalam pembangunan perkeretaapian modern, seperti LRT Jabodebek, MRT Jakarta Fase 2A, serta proyek internasional North-South Commuter Railways di Manila, Filipina. Tak hanya itu, ADHI kini juga memimpin dalam proyek infrastruktur ramah lingkungan seperti RDF Bantargebang dan Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu (FPLT) di Kawasan Industri Medan.

    Dengan latar belakang portofolio dan rekam jejak tersebut, pelunasan obligasi ADHI tahun ini sekaligus menjadi sinyal positif atas ketahanan keuangan perusahaan di tengah tantangan likuiditas yang kerap membayangi sektor konstruksi nasional. Klarifikasi ADHI terhadap isu tunggakan gaji juga dinilai penting dalam menjaga persepsi pasar atas kredibilitas emiten pelat merah ini.

    Diberitakan sebelumnya, ADHI juga sempat menyelesaikan hutang-hutangnya. Perusahaan ini mencatatkan penurunan utang bruto subkontraktor sebesar 27,14 persen menjadi Rp3,00 triliun per 31 Desember 2024  menurun -27,14 persen dibandingkan 2023 yakni Rp4,12 triliun. 

    Selain itu penurunan utang tersebut tergolong signifikan setelah Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson dalam rapat dengan pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 5 Maret 2025 lalu melaporkan penurunan utang perseroan pada tahun 2024 dengan total kewajiban mencapai Rp25,4 triliun.

    Corporate secretary ADHI, Rozi Sparta menjelaskan strategi perusahaannya untuk melunasi utang bruto subkontraktor dengan pembayaran back to back. Hal ini menjadi faktor utama dalam perbaikan struktur liabilitas perusahaan. Atau pembayaran tanpa perantara.

    Menurut dia langkah ini efisien dilakukan dengan mencocokkan pembayaran kepada subkontraktor berdasarkan penerimaan dari proyek-proyek yang telah rampung. Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan fasilitas non cash loan dari perbankan sebagai bagian dari strategi manajemen arus kas.

    "Perusahaan sudah melaukan sistem pembayaran back to back, di mana pengakuan utang tanpa pihak ketiga. Untuk menghindari pembayaran dibanding pekerjanya” ujar Rozi Sparta dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 19 Maret 2025.

    Dengan adanya perbaikan ini, ADHI berharap dapat memperkuat posisi keuangannya di tengah dinamika industri konstruksi yang masih menghadapi tantangan dari sisi pendanaan dan peningkatan biaya operasional. Perusahaan juga menargetkan untuk mempertahankan pertumbuhan positif melalui strategi kontrak baru dan optimalisasi aset.

    ADHI juga mencatat peningkatan aset tetap sebesar 6,44 persen menjadi Rp2,18 triliun, yang sebagian besar berasal dari surplus revaluasi tanah. Aset dalam pembangunan, seperti proyek Adhi Tower yang ditargetkan rampung pada 2025, menjadi salah satu faktor utama dalam peningkatan nilai aset perusahaan.

    Selain itu, ADHI mencatatkan nilai kontrak baru sepanjang 2024 mencapai Rp19,2 triliun, meningkat 12,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mayoritas kontrak berasal dari proyek infrastruktur pemerintah serta proyek properti yang tengah dikembangkan. Salah satu proyek strategis yang sedang dikerjakan adalah jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya dan proyek jalan tol di beberapa wilayah strategis.

    Manajemen ADHI menegaskan bahwa strategi efisiensi keuangan ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam eksekusi proyek strategis, termasuk proyek infrastruktur nasional. Di tengah tantangan suku bunga yang masih tinggi, ADHI terus mengembangkan skema pembayaran yang lebih fleksibel dengan mitra kerja.

    “Manajemen risiko keuangan menjadi prioritas kami untuk menjaga kelangsungan proyek-proyek utama yang sedang berjalan,”kata dia.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".