Logo
>

ADRO Tunjukkan Sinyal Pemulihan, Swing Trader Mulai Atur Posisi

Saham ADRO mulai bangkit dari tekanan setelah menguat dua hari beruntun, ditopang indikator teknikal dan dividen tinggi di tengah valuasi yang masih murah.

Ditulis oleh Yunila Wati
ADRO Tunjukkan Sinyal Pemulihan, Swing Trader Mulai Atur Posisi
Gedung Adaro di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. (Foto: Dok KabarBursa)

KABARBURSA.COM - Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mulai menarik perhatian pelaku pasar, terutama para swing trader, seiring munculnya indikasi teknikal bahwa saham ini tengah memasuki fase pemulihan jangka pendek. Setelah sempat terseret dalam tren turun selama beberapa pekan terakhir, pergerakan ADRO kini mulai menunjukkan perubahan arah yang menjanjikan.

Pada penutupan Jumat, 25 Juli 2025, ADRO ditutup menguat 1,57 persen ke posisi Rp1.945. Meski pergerakan hariannya masih terbatas, posisi harga kini berada di atas garis rata-rata bergerak 10 hari (MA10). Ini adalah sebuah level penting yang kerap digunakan pelaku teknikal untuk membaca arah jangka pendek. Penguatan ini juga ditopang oleh perbaikan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang bergerak mendekati garis nol, menandakan momentum kenaikan mulai terbentuk secara lebih meyakinkan.

Volume perdagangan memang belum sepenuhnya menunjukkan lonjakan besar, tetapi stabilitas di atas kisaran 10 juta saham memberi sinyal bahwa ada akumulasi yang sedang berlangsung. Sementara itu, pola candle yang terbentuk dalam beberapa hari terakhir memperlihatkan bahwa tekanan jual cenderung melemah, dan dukungan dari area MA10 menjadi fondasi penting bagi harga untuk bertahan.

Dari sisi strategi perdagangan, pengamat pasar modal Hendra Wardana dalam analisisnya Senin, 28 Juli 2025, melihat area Rp1.950 menjadi titik masuk yang dianggap ideal bagi pelaku swing trade. Apabila momentum terus berlanjut, ADRO diperkirakan bisa melaju menuju target harga pertama di Rp2.030 dan berpotensi menembus hingga Rp2.060.

Namun, seperti biasa, disiplin terhadap manajemen risiko tetap menjadi kunci. Level stop loss sebaiknya ditempatkan di kisaran Rp1.890 untuk mengantisipasi potensi koreksi lanjutan jika tekanan jual kembali membesar.

Secara fundamental, sektor energi batu bara masih menyimpan potensi pergerakan seiring perkembangan harga komoditas global. Namun dari sisi teknikal murni, posisi ADRO saat ini tergolong menarik untuk diperhatikan lebih lanjut, terutama jika mampu menjaga ritmenya di atas garis MA dan mempertahankan volume yang sehat.

Dengan pendekatan yang terukur dan analisis teknikal yang memadai, ADRO tampaknya mulai membuka peluang baru bagi investor jangka pendek yang cermat membaca arah.

Saham ADRO Bangkit Perlahan

Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) kembali menunjukkan napas pemulihan. Pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, harga sahamnya naik tipis 1,31 persen ke level Rp1.940 per saham. Meski belum spektakuler, pergerakan ini menandakan adanya ketertarikan pasar yang mulai pulih, terutama dari investor yang jeli membaca peluang dari valuasi dan fundamental perusahaan.

Harga pembukaan ADRO hari ini tercatat di Rp1.925 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp1.960, sebelum ditutup sedikit di bawahnya. Rentang harian yang sempit memberi sinyal bahwa pelaku pasar masih berhati-hati, tapi tidak meninggalkan sepenuhnya saham tambang batu bara ini. Kapitalisasi pasar ADRO saat ini berada di kisaran Rp59,67 triliun, cukup besar untuk ukuran sektor energi dan memperlihatkan posisi ADRO sebagai salah satu pemain utama di industrinya.

Namun yang paling menarik justru datang dari sisi valuasi. Dengan rasio price to earnings (P/E) hanya 3,41, saham ADRO tergolong murah, bahkan sangat murah jika dibandingkan dengan emiten energi lainnya. Ini mengindikasikan bahwa harga saham belum mencerminkan sepenuhnya kekuatan laba bersih perusahaan. Bagi investor yang mengedepankan nilai fundamental, ini adalah sinyal positif.

Di tengah tren pasar yang cenderung menahan diri akibat suku bunga tinggi dan ketidakpastian global, ADRO justru tetap mampu menarik perhatian berkat imbal hasil dividen (dividend yield) yang tinggi: 14,10 persen. Angka ini terbilang besar di tengah kondisi pasar seperti saat ini. Dividen jumbo ini tidak hanya menjadi daya tarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif, tapi juga menjadi indikator keyakinan perusahaan terhadap arus kas yang stabil.

Meski begitu, harus diakui bahwa ADRO masih berada dalam tekanan jika melihat pergerakan harga selama satu tahun terakhir. Dari posisi tertingginya di Rp4.300, saham ini sudah terkoreksi cukup dalam, bahkan sempat menyentuh titik terendah di Rp1.600. Koreksi lebih dari 50 persen ini bisa terlihat mengkhawatirkan bagi sebagian pelaku pasar. Namun di sisi lain, penurunan tajam ini juga membuka ruang bagi potensi technical rebound, terlebih jika sentimen global mulai membaik dan harga batu bara kembali bergerak positif.

Saat ini, ADRO masih berada dalam fase konsolidasi. Namun bagi investor yang sabar dan fokus pada fundamental, kondisi saat ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mulai melirik. Apalagi jika mempertimbangkan bahwa perusahaan masih konsisten dalam pembagian dividen dan memiliki posisi keuangan yang relatif kuat.

Dengan valuasi rendah, dividen tinggi, dan peluang teknikal yang mulai terbuka, ADRO menunjukkan bahwa meskipun tekanan belum sepenuhnya berlalu, potensi pemulihan tetap ada. Yang dibutuhkan hanyalah kesabaran dan timing yang tepat.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79