Logo
>

Adu Moncer BMRI dan BBNI sebagai <i>World's Best Companies 2024</i>

Ditulis oleh Yunila Wati
Adu Moncer BMRI dan BBNI sebagai <i>World's Best Companies 2024</i>

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM -Dua bank besar milik Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) kembali mencatatkan prestasi gemilang. BMRI dan BBNI masing-masing berhasil menempatkan diri pada posisi Time World's Best Companies 2024.

    BNI berada di peringkat 892 dalam daftar 1.000 perusahaan terbaik dunia, sementara Bank Mandiri berada di peringkat 914. Meskipun BNI menempati posisi yang sedikit lebih tinggi, kedua bank ini tetap berada di kisaran bawah dari daftar tersebut, menunjukkan bahwa mereka masih memiliki ruang untuk memperbaiki kinerja mereka di panggung global.

    Namun, dari perspektif keberlanjutan (sustainability), Bank Mandiri mencatatkan kinerja yang lebih baik dengan memperoleh sustainability rank tertinggi di Indonesia. Ini menegaskan bahwa, meskipun secara peringkat keseluruhan BNI lebih unggul, Bank Mandiri lebih diakui atas komitmen ESG (Environmental, Social, Governance), yang menjadi salah satu indikator kunci dalam penilaian oleh Time dan Statista.

    Kedua bank sama-sama menunjukkan fokus kuat pada pertumbuhan pendapatan dalam tiga tahun terakhir. Bank Mandiri, mencatatkan pencapaian yang luar biasa dalam hal portofolio keuangan berkelanjutan. Dengan penguasaan lebih dari 30 persen pangsa pasar pembiayaan berkelanjutan di Indonesia, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri telah mencapai Rp278 triliun pada pertengahan 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan 14,7 persen YoY, dengan kontribusi signifikan dari portofolio hijau dan sosial.

    Sebaliknya, BNI juga meraih pengakuan dalam daftar ini, sebagian besar karena pertumbuhan pendapatan dan kinerja positifnya yang didorong oleh dukungan strategis dari Kementerian BUMN untuk menjadikannya bank yang semakin mengglobal. Lolosnya BNI dalam daftar ini memperlihatkan bahwa mereka berhasil dalam meningkatkan daya saing mereka di pasar internasional.

    ESG dan Keberlanjutan

    Dalam aspek ESG, Bank Mandiri menonjol dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan operasional berkelanjutan, termasuk pengukuran jejak karbon, penggunaan kendaraan listrik (EV), dan instalasi panel surya di kantor mereka. Program keberlanjutan ini juga mencakup pelibatan seluruh karyawan untuk mendukung transisi ke operasional yang lebih ramah lingkungan.

    BNI, meskipun diakui secara global, tidak terlalu menonjol dalam aspek ESG dibandingkan dengan Bank Mandiri. Namun, keberhasilan BNI untuk masuk dalam daftar Time menunjukkan bahwa bank ini tetap memenuhi kriteria utama dalam pertumbuhan pendapatan dan kepuasan karyawan, yang merupakan dimensi utama dalam evaluasi.

    Kepuasan karyawan juga menjadi salah satu dimensi penilaian penting. Dari data yang ada, Bank Mandiri menunjukkan tingkat keterikatan pegawai yang meningkat selama tiga tahun terakhir, dengan skor keterikatan mencapai 89,65 persen pada 2023, yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, serta manajemen kinerja yang berfokus pada pengembangan talenta dan budaya kerja.

    Untuk BNI, meskipun tidak ada data spesifik terkait kepuasan karyawan yang disebutkan, pencapaian masuk ke daftar Time ini menandakan bahwa mereka juga cukup kompetitif dalam hal ini.

    Kinerja BMRI

    Bank Mandiri memiliki ROE (TTM) sebesar 22.17 persen. Ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri cukup efisien dalam menghasilkan keuntungan dari ekuitas pemegang saham. Data EPS Bank Mandiri juga menunjukkan EPS (TTM) sebesar 604.06 dan EPS tahunan sebesar 568.94. Berdasarkan tren EPS dalam laporan per kuartal, pertumbuhan BMRI positif. Laba kuartal kedua 2024 sebesar 13,848 B dibandingkan kuartal yang sama di 2023 sebesar 12,672 B, menunjukkan pertumbuhan laba yang stabil.

    Warren Buffett cenderung melihat valuasi perusahaan dengan memperhatikan Price-to-Earnings Ratio (P/E). Saat ini, P/E ratio (TTM) Bank Mandiri adalah 12.04, dan forward P/E ratio adalah 11.45. Dalam konteks IHSG dengan median P/E ratio sebesar 7.89, Bank Mandiri tampak sedikit mahal. Namun, karena ROE-nya tinggi dan pertumbuhan laba stabil, P/E ini mungkin masih wajar.

    Earnings Yield Bank Mandiri adalah 8.30 persen, yang cukup menarik dalam lingkungan suku bunga rendah, menunjukkan potensi imbal hasil yang kompetitif. Bank Debt to Equity Ratio sebesar 0.03, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sedikit utang relatif terhadap ekuitasnya, sebuah indikator positif menurut kriteria Buffett.

    Kinerja BBNI

    ROE BNI sebesar 14,25 persen menunjukkan efisiensi dalam menghasilkan keuntungan dari ekuitas pemegang saham, yang merupakan tanda positif menurut kriteria Buffett. Tingkat utang BNI cukup konservatif, dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,26, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak terlalu bergantung pada utang untuk mendanai operasinya. Ini selaras dengan preferensi Buffett untuk perusahaan yang stabil secara finansial.

    Rasio P/E sebesar 9,85 menunjukkan bahwa BNI diperdagangkan pada kelipatan laba yang relatif rendah, yang bisa berarti saham ini undervalued, tergantung pada prospek pertumbuhannya.

    Earnings yield sebesar 10,15 persen adalah angka yang menarik karena menunjukkan pengembalian yang baik dibandingkan dengan harga saham, yang cocok dengan strategi Buffett untuk mencari pengembalian tinggi dari modal yang diinvestasikan.

    Arus kas bebas negatif BNI dapat menandakan masalah dalam pengelolaan kas atau adanya pengeluaran modal yang besar, yang memerlukan analisis lebih mendalam untuk memahami penyebabnya.

    Meskipun pendapatan dan laba bersih BNI tumbuh dengan laju yang moderat, ini tetap merupakan angka pertumbuhan yang positif, yang merupakan tanda stabilitas jangka panjang.

    Dividend yield BNI sebesar 4,99 persen cukup sehat, dan rasio pembayaran dividen sebesar 48,93 persen menunjukkan bahwa bank ini mendistribusikan sekitar setengah dari labanya, meninggalkan cukup ruang untuk investasi kembali dalam pertumbuhan.

    Rasio P/B BNI sebesar 1,40 menunjukkan bahwa saham ini dihargai dengan wajar dibandingkan dengan nilai bukunya, yang merupakan poin positif lainnya.

    Dari performa kedua bank tersebu dapat disimpulkan:

    • BNI berhasil mencatatkan prestasi yang lebih tinggi secara peringkat dalam daftar perusahaan terbaik, namun masih memiliki ruang untuk memperkuat aspek keberlanjutan dan ESG, yang merupakan elemen penting untuk persaingan jangka panjang di panggung global.
    • Bank Mandiri unggul dalam hal keberlanjutan dan pertumbuhan portofolio hijau serta sosial, dengan dukungan kuat pada inisiatif ESG yang lebih mendalam. Ini memberikan keunggulan strategis bagi Bank Mandiri dalam jangka panjang, terutama dengan tren global yang semakin menitikberatkan pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

    Kedua bank ini, dengan fokus mereka masing-masing, menunjukkan bahwa sektor perbankan Indonesia terus berkembang dan beradaptasi di pasar global yang semakin kompetitif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79