Logo
>

AKRA dan Enam Emiten ini Sebentar Lagi Bagi Dividen Interim

Ditulis oleh Syahrianto
AKRA dan Enam Emiten ini Sebentar Lagi Bagi Dividen Interim

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Seiring dengan musim rilis laporan keuangan semester I 2024, beberapa emiten mulai membagikan bonus berupa dividen interim. Saat ini, ada 7 emiten yang dijadwalkan untuk membagikan dividen interim pada bulan Agustus.

    PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) akan memberikan dividen interim sebesar Rp986,85 miliar, atau Rp50 per saham. Cum dividen untuk pasar reguler dan pasar negosiasi telah berlangsung pada 2 Agustus 2024, sementara cum dividen untuk pasar tunai dijadwalkan pada 6 Agustus 2024.

    PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) mengalokasikan Rp201,55 miliar sebagai dividen interim, yang setara dengan Rp35 per saham.

    Pembagian dividen interim ini sesuai dengan keputusan direksi pada Selasa, 30 Juli 2024 yang telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris SMSM.

    Sepanjang semester I 2024, SMSM mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 3,71 persen menjadi Rp445,27 miliar. Tahun lalu pada periode yang sama perseroan hanya mengantongi laba bersih sebesar Rp429,33 miliar. Kenaikan laba kali ini terjadi ketika pendapatan SMSM mengalami penurunan.

    Penjualan neto SMSM menyusut 5,24 persen yoy dari sebelumnya Rp2,48 triliun menjadi Rp2,35 triliun hingga periode Juni 2024. Pada periode yang sama, SMSM membukukan laba bruto senilai Rp826,59 miliar atau turun 2,72 persen yoy.

    Sedangkan laba usaha SMSM tumbuh 0,45 persen yoy jadi Rp591,05 miliar pada semester I 2024. Sebagai informasi, dalam periode enam bulan pertama 2024, penjualan SMSM didapat dari pasar dalam negeri sebesar Rp952 miliar dan luar negeri senilai Rp1,39 triliun.

    Dilihat dari segmennya, penjualan SMSM ditopang oleh segmen penyaring (filter) senilai Rp1,75 triliun. Kemudian didapat dari segmen produk radiator sebesar Rp249 miliar dan karoseri Rp119 miliar.

    Selain itu, emiten lain yang juga akan membagikan dividen interim termasuk PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK).

    Dividen interim akan dibayarkan di tengah-tengah tahun keuangan, sementara pembayaran dividen final dilaksanakan setelah akhir tahun keuangan. Dapat dipahami pula bahwa pembayaran dividen interim dilakukan setelah penutupan setengah tahun keuangan, sedangkan dividen final dibayarkan setelah penutupan tahun keuangan.

    Oktavianus Audi, Head Customer Literation and Education di Kiwoom Sekuritas, menyatakan bahwa pembagian dividen interim kali ini umumnya sejalan dengan kinerja emiten. Beberapa emiten mengalami penurunan nilai karena pertumbuhan laba yang melambat.

    Penurunan ini secara umum sudah terlihat pada musim pembagian dividen tahun buku 2023, dengan kinerja yang cenderung melambat di sektor-sektor seperti tambang batubara, rokok, otomotif, dan consumer staples.

    Namun, Audi menambahkan bahwa emiten yang secara historis sering membagikan dividen kepada pemegang sahamnya kemungkinan besar akan kembali memberikan dividen interim tahun ini.

    "Di tengah ketidakpastian pasar, pembagian dividen interim bisa menjadi penopang pergerakan saham emiten," ujar Audi.

    Meskipun begitu, sentimen dividen interim sebagai pendorong harga saham diperkirakan akan terbatas kali ini. Sentimen tersebut terbentur oleh tekanan yang sedang melanda pasar saham.

    Kondisi ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 3,4 persen ke level 7.059,65 pada Senin, 5 Agustus 2024. Menurut Audi, koreksi ini lebih disebabkan oleh psikologis pasar terhadap sentimen eksternal.

    Namun, hal ini bisa membuat pelaku pasar memberikan respons yang terbatas terhadap katalis dividen interim.

    Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, setuju bahwa tekanan pada IHSG dapat mengurangi daya tarik katalis dividen interim. Oleh karena itu, pelaku pasar perlu lebih selektif untuk menghindari jebakan dividen di tengah volatilitas pasar saham.

    Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, memiliki pandangan yang serupa. Dia mencatat bahwa sejauh ini belum ada pergerakan signifikan dari saham-saham yang akan membagikan dividen interim, terutama saat IHSG melemah akibat penurunan bursa global.

    Dalam situasi seperti ini, ada kemungkinan investor asing akan melakukan aksi jual bersih (net sell) yang bisa memicu panic selling. Secara umum, William menyarankan untuk mengambil sikap wait and see terlebih dahulu.

    Namun, di antara saham-saham yang membagikan dividen interim, William melihat saham AKRA, SMSM, dan AMAR masih menarik untuk strategi buy on weakness. Hendra juga merekomendasikan buy on weakness untuk saham AKRA dan trading buy untuk saham SMSM.

    Target harga untuk AKRA adalah Rp1.560–Rp1.680, dan SMSM di Rp2.400. Selain itu, Audi merekomendasikan trading buy untuk SMSM dan speculative buy untuk PSSI. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.