KABARBURSA.COM - Energi Mega Persada Tbk, berkode saham ENRG, mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan anggaran sebesar USD12 juta atau setara Rp192,22 miliar, berdasarkan kurs Bank Indonesia pada 17 Desember 2024 sebesar Rp16.019 per dolar Amerika Serikat.
Aksi beli saham ENRG ini merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk meningkatkan nilai investasi para pemegang saham sekaligus mencerminkan optimisme manajemen terhadap kinerja dan prospek perusahaan.
Buyback ini dirancang untuk mengurangi jumlah saham beredar di pasar, yang diharapkan mampu mendongkrak laba per saham (earnings per share). Dengan peningkatan ini, perusahaan ingin memperkuat tolok ukur profitabilitasnya.
Manajemen ENRG dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 19 Desember 2024, percaya bahwa harga saham saat ini belum mencerminkan nilai fundamental dan performa bisnis perusahaan, sehingga langkah pembelian kembali saham diharapkan dapat membantu mencerminkan nilai sesungguhnya dari perseroan di pasar modal.
Rencana buyback ENRG juga didukung oleh kondisi keuangan yang kuat. Perseroan memastikan bahwa transaksi ini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap operasional perusahaan, maupun potensi pendapatan ke depan. Modal kerja yang cukup memungkinkan buyback dilakukan tanpa mengganggu kegiatan usaha sehari-hari. Langkah ini juga diambil sebagai bentuk kepercayaan manajemen terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Sesuai peraturan, dana yang dialokasikan untuk buyback tidak akan melebihi 10 persen dari modal disetor, dengan tetap menjaga minimal 7,5 persen saham beredar di pasar. Kebijakan ini mencerminkan komitmen ENRG dalam memenuhi regulasi sekaligus menjaga likuiditas saham di bursa.
Rencana pembelian kembali saham ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 24 Januari 2025 pukul 14.00 WIB. Pemegang saham yang berhak berpartisipasi adalah mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perusahaan pada 30 Desember 2024.
Rapat ini akan berlangsung di ruang rapat Energi Mega yang berlokasi di Bakrie Tower Lantai 30, Rasuna Epicentrum. Jika mendapatkan persetujuan, pelaksanaan buyback akan dilakukan selama 12 bulan ke depan.
Langkah buyback ini tidak hanya menjadi strategi keuangan jangka pendek, tetapi juga merefleksikan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham, sekaligus menegaskan keyakinan terhadap kinerja positif di masa depan. Dengan strategi ini, ENRG berharap mampu memperbaiki persepsi pasar terhadap saham perusahaan, sekaligus menjaga kepercayaan investor.
Hidupkan Lapangan Idle
Tidak hanya melakukan aksi beli saham kembali atau Buyback, ENRG juga sedang melakukan optimalisasi lapangan yang sedang tidak berproduksi (idle). Produksi ini dilakukan melalui metode studi integrasi dan operasi yang lebih efisien serta ekonomis.
Direktur Utama ENRG Syailendra S Bakrie, mengatakan bahwa optimalisasi produksi minyak ini dilakukan dalam rangka mendukung komitmen pemerintah mencapai target produksi minyak dan gas.
"Perseroan, dengan didukung oleh SKK Migas, telah melaksanakan usaha peningkatan produksi dan komersialisasi,” kata Syailendra dalam keterangannya, Rabu, 11 Desember 2024.
Optimalisasi lapangan idle ini diklaim akan meningkatkan produksi di lapangan Tonga dengan laju alir minyak awal 100 BOPD di wilayah kerja Tonga dan lapangan MSTA di wilayah kerja Malacca Strait dengan laju alir minyak awal sebesar 200 BOPD.
Sebelumya, lapangan Tonga dianggap kurang ekonomis karena memerlukan trucking sejauh 410 km. Namun, dengan adanya integrasi operasi dengan lapangan Lindai yang dioperasikan oleh PT EMP Energi Gandewa di wilayah Kerja Siak, maka jarak tempuhnya menjadi 200 km, sehingga lebih ekonomis.
Selain itu, untuk lapangan MSTA juga menjadi lebih ekonomis setelah diintegrasikan dengan lapangan MSTB dan kemudian dilakukan penambahan titik sumur baru dengan potensi produksi awal minyak sebesar 750 BOPD senilai USD30 juta.
Untuk lapangan Wasambo di Wilayah Kerja Sengkang, Perseroan telah melakukan langkah komersialisasi dengan menandatangani Memorandum of Understanding dengan pihak ketiga untuk mengeksplorasi potensi penjualan gas sebesar 70 mmscfd selama lima tahun.
Selain itu, terdapat peluang lain terkait kebutuhan gas untuk memasok sistem ketenagalistrikan yang selama ini menjadi tulang punggung penjualan gas di Sulawesi Selatan.
Perseroan juga aktif melakukan pengeboran eksplorasi di Lapangan Sallobulo dan East Walanga guna menemukan cadangan baru yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi di Sulawesi Selatan.
“Perseroan sedang melakukan kajian reaktivasi lapangan minyak dan gas bumi dan potensi temuan minyak dan gas bumi yang belum dikembangkan (undeveloped discovery) di wilayah-wilayah kerja Perseroan dengan harapan memberikan potensi tambahan produksi dan cadangan,” kata Syailendra.
Berdasarkan hasil kajian, akan direncanakan berbagai kegiatan seperti akuisisi seismik 3D, pengeboran sumur appraisal, pengeboran sumur pengembangan, pemasangan kompresor Very Low Pressure (VLP), akuisisi data sumur, serta kerja ulang (workover).
Total investasi yang diperkirakan untuk kegiatan ini mencapai US$100 juta. Diharapkan, rangkaian kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, negara, dan masyarakat di sekitar wilayah operasi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.