KABARBURSA.COM - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sukses mengakuisisi saham Midi Utama Indonesia Tbk atau MIDI. Aksi korporasi ini membuat harga saham keduanya terbang ke zona hijau.
Perusahaan induk jaringan ritel Alfamart ini menunjukkan langkah strategisnya dalam memperkuat penguasaan di sektor ritel nasional. Pada 14 Mei 2025, perseroan menandatangani Akta Jual Beli Saham untuk mengambil alih 1,48 miliar lembar saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dari pemegang saham sebelumnya, PT Lancar Wiguna Sejahtera.
Transaksi ini dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp135 per saham, sehingga total nilai pembelian mencapai Rp200,45 miliar. Dalam laporan resmi yang disampaikan ke publik, AMRT menyatakan bahwa kesepakatan ini bersifat langsung tanpa melalui mekanisme RUPS, karena tidak termasuk dalam kategori benturan kepentingan maupun transaksi material sebagaimana diatur dalam regulasi POJK No. 42/2020 dan POJK No. 17/2020.
Menariknya, meski nilai transaksi cukup signifikan, manajemen menyebutkan bahwa aksi korporasi ini tidak memberikan dampak langsung terhadap kondisi operasional, hukum, keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan secara keseluruhan.
Hal ini bisa diartikan bahwa akuisisi dilakukan sebagai bagian dari manuver internal konsolidasi struktur kepemilikan, yang tidak akan mengganggu jalannya bisnis ritel yang selama ini dijalankan oleh Alfamart maupun MIDI.
Sebagai informasi, MIDI merupakan pengelola jaringan ritel Alfamidi dan sejenisnya, segmen yang tumbuh pesat sebagai pelengkap lini minimarket Alfamart yang sudah tersebar luas di seluruh Indonesia. Dengan penguatan posisi kepemilikan ini, AMRT tampaknya ingin semakin mempererat kendali strategis atas lini bisnis tersebut, sekaligus memperkuat sinergi dalam rantai pasok dan pengelolaan toko di bawah grup yang sama.
Langkah ini juga menjadi sinyal bahwa AMRT tidak hanya fokus pada ekspansi jaringan toko, tetapi juga serius dalam memperkuat struktur pemilikannya atas entitas anak yang berperan penting dalam pertumbuhan perusahaan secara menyeluruh.
Jika dilihat dari sisi pasar, pergerakan ini bisa memberi kepercayaan tambahan bagi investor bahwa Alfamart sedang memantapkan fondasi jangka panjangnya di tengah dinamika persaingan ritel modern yang kian ketat.
Bergerak Positif ke Zona Hijau
Saham dua raksasa ritel, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), bergerak ke arah yang sama-sama positif hari ini, meski dalam skala penguatan yang berbeda. Keduanya mencerminkan respons pasar terhadap aksi korporasi strategis yang baru saja diumumkan, yaitu pembelian saham MIDI oleh AMRT senilai Rp200 miliar lebih.
Untuk MIDI, pergerakannya terbilang tenang namun stabil. Saham dibuka di harga Rp422 dan ditutup naik tipis di Rp424, hanya menguat 2 poin atau 0,47 persen dibanding hari sebelumnya. Meski pergerakan harian ini relatif sempit, saham sempat menyentuh Rp436 di titik tertingginya sebelum kembali turun ke level rata-rata harian di Rp428.
Volume transaksi juga cukup moderat, sekitar 107.390 lot, dengan nilai perdagangan mencapai Rp4,6 miliar. Artinya, pelaku pasar merespons aksi korporasi ini dengan sikap wait and see atau belum terburu-buru mengoleksi, namun tetap menjaga ekspektasi terhadap sinergi jangka panjang MIDI sebagai bagian dari strategi besar AMRT.
Di sisi lain, saham AMRT tampil lebih agresif. Saham dibuka di Rp2.390, langsung reli menuju Rp2.520, sebelum akhirnya ditutup di Rp2.480, menguat 5,08 persen atau 120 poin dari harga penutupan sebelumnya.
Aktivitas transaksi cukup ramai dengan 387.070 lot saham berpindah tangan, dan nilai transaksi harian menyentuh Rp95,8 miliar. Rata-rata harga saham di Rp2.475, menandakan bahwa sebagian besar aksi beli terjadi pada kisaran harga atas—mengindikasikan minat beli yang kuat sepanjang hari perdagangan.
Pasar tampaknya menilai bahwa langkah AMRT membeli saham MIDI bukan hanya konsolidasi kepemilikan biasa, melainkan bagian dari upaya strategis memperkuat kendali operasional dan sinergi bisnis dalam ekosistem ritel yang lebih luas.
Sentimen ini langsung tercermin dari lonjakan harga saham induk, sementara saham anak perusahaannya bergerak stabil sambil menanti kepastian arah jangka panjang pasca aksi korporasi.
Secara keseluruhan, pergerakan hari ini menunjukkan bagaimana satu aksi akuisisi bisa memberi efek berantai di pasar modal. AMRT mendapatkan suntikan sentimen positif dari persepsi penguatan struktur bisnisnya, sementara MIDI tetap dijaga dalam radar investor yang menantikan dampak lanjutan dari konsolidasi kepemilikan yang baru saja terjadi.
Jika dalam waktu dekat muncul sinyal positif lanjutan, baik dari sinergi operasional maupun pertumbuhan kinerja keuangan, tak tertutup kemungkinan saham keduanya bisa terus menjadi primadona sektor ritel di bursa.
AMRT Siap Gas di Kuartal II 2025
Setelah mencetak kinerja kuat di kuartal pertama 2025, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), emiten ritel pemilik jaringan Alfamart, diprediksi melanjutkan momentum positifnya pada kuartal kedua tahun ini.
Perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp975,11 miliar, tumbuh 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan pun ikut terkerek naik, menembus Rp32,77 triliun, atau meningkat hampir 12 persen secara tahunan.
Kinerja ciamik ini semakin diperkuat dengan langkah strategis AMRT yang mengakuisisi 70 persen saham PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS), operator gerai Lawson di Indonesia. Transaksi senilai Rp200,45 miliar tersebut dilakukan melalui pembelian saham dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), anak usaha AMRT yang juga mengelola jaringan Alfamidi.
Manajemen AMRT menyebut akuisisi ini sebagai bagian dari strategi memperluas jangkauan produk makanan siap saji (ready to eat), sekaligus memperluas pangsa pasar di tengah tren gaya hidup urban yang makin mengutamakan kepraktisan.
Kehadiran Lawson di bawah kendali AMRT dipandang sebagai peluang memperkuat posisi perusahaan di segmen ritel modern, terutama di area metropolitan yang menjadi target utama ekspansi.
Dari sisi pasar modal, langkah ini disambut positif. Phintraco Sekuritas memberikan target harga saham AMRT di level Rp2.570 per saham, seiring proyeksi pertumbuhan laba yang solid sepanjang tahun.
Sementara itu, Kiwoom Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp2.210, menilai AMRT sebagai salah satu pemain ritel yang memiliki fundamental kuat di tengah dinamika industri.
Meski begitu, perusahaan tetap perlu mencermati tantangan di sektor ini. Kenaikan biaya distribusi dan sewa toko bisa menjadi tekanan tersendiri terhadap margin keuntungan. Namun dengan basis operasional yang luas, manajemen yang adaptif, serta diversifikasi lini usaha, AMRT dinilai cukup siap menghadapi tantangan tersebut.
Dengan sinergi yang makin solid antara Alfamart, Alfamidi, dan kini Lawson, AMRT tampaknya tak hanya fokus menjaga pertumbuhan, tetapi juga membangun ekosistem ritel yang lebih menyeluruh dan terintegrasi.
Kuartal kedua 2025 menjadi panggung lanjutan untuk melihat seberapa besar dampak dari strategi ekspansi yang tengah dijalankan perusahaan. Dan sejauh ini, semua indikator mengarah ke arah yang positif.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.