Logo
>

Alokasikan Capex USD319 Juta untuk 2025, PGEO Perkuat Posisi di Bisnis EBT

Ditulis oleh Yunila Wati
Alokasikan Capex USD319 Juta untuk 2025, PGEO Perkuat Posisi di Bisnis EBT

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor energi hijau nasional dengan menargetkan peningkatan signifikan dalam produksi listrik dan kapasitas terpasangnya pada tahun 2025.

    Perusahaan menargetkan produksi listrik sebesar 4.930 GWh pada 2025, mengalami kenaikan sebesar 2,12 persen secara tahunan dibandingkan estimasi produksi pada 2024 yang berada di level 4.827 GWh. Kenaikan ini mencerminkan optimisme PGEO dalam memperluas kontribusinya terhadap bauran energi baru terbarukan Indonesia.

    Dorongan utama peningkatan produksi ini berasal dari rencana pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2, yang dijadwalkan mulai commissioning pada Mei 2025. Kehadiran unit baru ini diharapkan meningkatkan total kapasitas terpasang PLTP milik PGEO menjadi 728 MW, naik 8 persen secara tahunan.

    Hal ini menjadi langkah penting bagi perusahaan dalam meningkatkan output energi bersih yang lebih andal dan ramah lingkungan.

    Selain menggenjot produksi, PGEO juga telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 319 juta dolar AS untuk 2025. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan estimasi realisasi capex tahun 2024 sebesar 180 juta dolar AS.

    Alokasi capex ini menegaskan komitmen perusahaan terhadap pembangunan dan pengembangan infrastruktur energi panas bumi yang mendukung pertumbuhan produksi di masa depan.

    Investasi strategis ini tidak hanya mencakup pembangunan unit baru, tetapi juga peningkatan efisiensi operasional di fasilitas yang sudah ada, sehingga memperkuat daya saing perusahaan dalam sektor energi berkelanjutan.

    Langkah ambisius yang ditempuh oleh PGEO sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional. Dengan dukungan belanja modal yang besar, rencana ekspansi kapasitas yang terencana baik, dan operasionalisasi fasilitas baru yang tepat waktu, PGEO berada dalam jalur yang tepat untuk mendorong pertumbuhan yang signifikan sekaligus memberikan dampak positif bagi dekarbonisasi sektor energi di Indonesia.

    Langkah-langkah ini tidak hanya memperkokoh posisi PGEO sebagai pemimpin pasar dalam energi panas bumi, tetapi juga menunjukkan perannya yang strategis dalam mendukung target keberlanjutan nasional.

    Eksplorasi Potensi Panas Bumi di Lampung

    Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE telah memulai eksplorasi untuk membuktikan potensi cadangan energi panas bumi sebesar 55 megawatt (MW) di Desa Gunung Tiga, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

    Proyek ini diharapkan menjadi sumber baru energi bersih yang dapat mendukung ketahanan energi nasional serta mendukung target transisi energi menuju net zero emission pada 2060.

    Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGEO Edwil Suzandi, menyebutkan bahwa peluncuran proyek pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga merupakan tonggak penting dalam upaya memperluas pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia.

    “Kami optimistis bahwa eksplorasi ini dapat membuktikan cadangan sekitar 55 MW. Hal ini tidak hanya menambah kapasitas energi terbarukan, tetapi juga menjadi wujud komitmen kami dalam menghidupkan ekosistem, memberdayakan masyarakat, serta mendorong roda perekonomian di Lampung dan Sumatra,” ujarnya dalam keterbukaan informasi pada Sabtu, 21 Desember 2024.

    Wilayah Gunung Tiga dipilih karena karakteristik panas bumi yang dimilikinya dinilai sangat menjanjikan. Proyek ini mencakup pengeboran tiga sumur eksplorasi yang dilakukan secara bertahap dengan menerapkan standar keselamatan dan pengelolaan lingkungan yang ketat.

    Langkah eksplorasi ini menjadi salah satu strategi PGEO untuk mendukung target swasembada energi pemerintah, sekaligus mempercepat pengembangan energi terbarukan. Keberhasilan proyek di Gunung Tiga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pencapaian target energi berkelanjutan serta ketahanan energi nasional.

    Dorong Kolaborasi Global

    PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) memperkuat komitmennya untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi panas bumi melalui langkah-langkah strategis yang inovatif. Salah satu fokus utama perusahaan adalah mempercepat pengembangan hidrogen hijau skala komersial sebagai sumber pendapatan baru di luar sektor ketenagalistrikan (beyond electricity).

    PGE saat ini telah menginisiasi pilot project hidrogen hijau di Area Ulubelu sebagai langkah awal untuk menggali potensi besar energi terbarukan di Indonesia. Untuk meningkatkan keekonomian produksi hidrogen hijau, perusahaan juga menargetkan penurunan Levelized Cost of Green Hydrogen (LCOGH) dengan mengadopsi teknologi yang tepat dalam setiap tahap rantai produksi.

    Sebagai langkah strategis terbaru, PGE menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) dan Genvia, perusahaan asal Prancis yang fokus pada teknologi elektrolisis berbasis Solid Oxide Electrolyzer (SOEL). Penandatanganan MoU ini berlangsung pada ajang Indonesia-France Business Forum di Paris, Prancis, pada 26 September 2024.

    Acara tersebut turut dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, dan Monako, sekaligus Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Mohamad Oemar. Kemitraan ini diharapkan menjadi dasar pengembangan lebih lanjut dalam memproduksi hidrogen hijau yang ramah lingkungan.

    Dalam kesepakatan ini, Pertamina NRE, PGE, dan Genvia akan melakukan studi bersama untuk mengembangkan hidrogen rendah karbon. Teknologi SOEL yang dikembangkan Genvia direncanakan akan diintegrasikan dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi (combined heat and power/CHP) milik PGE. Studi ini melanjutkan kolaborasi antara Pertamina NRE dan Genvia sejak Juli 2024 untuk menjajaki potensi integrasi energi panas bumi dengan teknologi SOEL.

    Implementasi hasil studi ini akan dilakukan di salah satu Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE dan diharapkan dapat menjadi model bisnis kompetitif untuk hidrogen hijau berbasis listrik panas bumi di pasar global.

    Direktur Utama PGE Julfi Hadi, menyatakan bahwa kolaborasi ini tidak hanya bernilai strategis, tetapi juga menandai langkah penting bagi PGE untuk masuk ke pasar energi hijau global.

    "Nilai strategis pengembangan hidrogen hijau bukan hanya menciptakan sumber pendapatan baru, tetapi juga memanfaatkan potensi panas bumi Indonesia secara inovatif," ujarnya.

    Senada dengan Julfi Hadi, Direktur Utama Pertamina NRE John Anis, menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya memperluas portofolio energi hijau Pertamina Group, tetapi juga memperkuat upaya dekarbonisasi global.

    “Kami optimistis kemitraan dengan Genvia ini akan mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Indonesia. Ini adalah wujud komitmen kami untuk mengeksplorasi solusi inovatif dalam mencapai produksi hidrogen yang efisien, sekaligus memaksimalkan potensi energi hijau Indonesia,” ujar John Anis.

    Genvia sendiri merupakan usaha patungan antara sejumlah organisasi terkemuka, seperti CEA (Komisi Energi Alternatif dan Energi Atom Prancis), Schlumberger, Vinci Construction, Vicat, dan pemerintah daerah Occitanie di Prancis. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan teknologi hidrogen bersih untuk mendukung transisi energi global.

    Melalui kemitraan ini, PGE memperkuat posisinya sebagai pelopor energi hijau di Indonesia, berkomitmen pada pengurangan emisi karbon, dan mendukung tercapainya masa depan yang lebih berkelanjutan. Proyek ini juga diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat serta lingkungan.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79