Logo
>

ALTO Tunjuk Direktur Utama Jadi Corporate Secretary Baru

Ditulis oleh Syahrianto
ALTO Tunjuk Direktur Utama Jadi Corporate Secretary Baru

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO), emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK), menunjuk corporate secretary baru. Perubahan ini berlaku efektif pada Senin, 15 Oktober 2024.

    ALTO menetapkan sekaligus mengangkat Huda Nardono sebagai Corporate Secretary Tri Banyan Tirta, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama. Sementara, sekretaris perusahaan lama yang digantikan adalah Januar Pitono.

    "Dalam menjalankan fungsi, tugas, wewenang, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sekretaris perusahaan (corporate secretary) perseroan, sekretaris perusahaan (corporate secretary) mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan, Peraturan Pasar Modal serta merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) lainnya yang berlaku," tulis keterbukaan informasi, Jumat, 18 Oktober 2024.

    Adapun, emiten produsen AMDK bermerk Alto, Total, dan Total 8+, tidak menjelaskan lebih lanjut alasan perubahan ini.

    Sementara itu, kinerja keuangan PT Tri Banyan Tirta Tbk memang masih tertekan. Hingga triwulan kedua tahun 2024, rugi bersihnya masih mengalami peningkatan.

    Kinerja Keuangan ALTO

    ALTO kembali membukukan hasil keuangan yang kurang menggembirakan pada kuartal II tahun 2024, dengan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp10,7 miliar. Angka ini mencerminkan peningkatan kerugian sebesar 69,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, di mana perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp6,3 miliar. Dengan demikian, rugi bersih per saham ALTO setara dengan Rp4,87 per lembar saham.

    Pendapatan ALTO juga mengalami penurunan signifikan, dengan total pendapatan di semester pertama 2024 hanya mencapai Rp44,4 miliar, turun drastis sebesar 70,4 persen dibandingkan pendapatan Rp149,8 miliar pada semester pertama 2023. Penurunan pendapatan ini turut memengaruhi laba kotor, yang hanya mencapai Rp4,0 miliar, turun 70,8 persen dari Rp13,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) perusahaan juga mencatatkan penurunan tajam, hanya sebesar Rp884,1 juta, turun sebesar 89,5 persen dibandingkan Rp8,4 miliar di semester pertama tahun 2023. Selain itu, EBITDA margin ALTO juga tergerus menjadi hanya 2 persen, jauh di bawah kinerja tahun sebelumnya.

    Dalam laporan keuangannya, ALTO juga mencatatkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) yang cukup tinggi, mencapai 2,06 kali, dengan total liabilitas jangka pendek sebesar Rp155,9 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp488,1 miliar. Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp313,0 miliar, sementara total aset mencapai Rp957,0 miliar.

    Dari sisi profitabilitas, perusahaan mencatatkan rasio Return on Assets (ROA) sebesar -1,12 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar -3,43 persen, yang mencerminkan tekanan kinerja keuangan perusahaan selama semester pertama 2024. Net margin tercatat di angka -24,1 persen, mencerminkan kerugian yang cukup besar dalam kegiatan operasional perusahaan.

    Meskipun kondisi pasar tetap menantang, perusahaan belum membagikan dividen untuk periode ini, dengan rasio dividen yang tetap di 0,00. Rasio price-to-book value (PBV) perusahaan tercatat sebesar 0,11x, yang menunjukkan valuasi pasar yang relatif rendah dibandingkan nilai buku perusahaan.

    Dengan kondisi ini, ALTO harus menghadapi tantangan besar untuk mengembalikan kinerja keuangannya di paruh kedua tahun 2024. Manajemen diharapkan dapat mengimplementasikan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan pendapatan dan mengelola beban operasional guna mengurangi kerugian yang terus membesar.

    Pergerakan Harga Saham ALTO

    Adapun saham ALTO mencatatkan harga penutupan stabil di level Rp18 per lembar pada perdagangan hari ini, Jumat, 16 Oktober 2024, dengan volume transaksi mencapai 22.800 lembar. Meskipun tidak mengalami perubahan harga, volume perdagangan rata-rata selama periode ini tercatat mencapai 336.134 lembar.

    Dalam satu minggu terakhir, harga saham ALTO mengalami kenaikan sebesar 12,50 persen. Namun, dalam periode tiga bulan terakhir, kinerja saham ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan kenaikan mencapai 50,00 persen.

    Meskipun demikian, dalam sebulan terakhir, saham ALTO mengalami penurunan sebesar 5,26 persen, sementara dalam enam bulan terakhir, saham ini tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,88 persen. Namun, selama satu tahun terakhir, saham ALTO mengalami penurunan signifikan sebesar 64,00 persen.

    Investor saat ini memantau dengan cermat perkembangan terbaru terkait perusahaan, termasuk adanya notasi khusus pada saham ini yang menunjukkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Notasi ini, bersama dengan status efek bersifat ekuitas dalam pemantauan, dapat mempengaruhi sentimen pasar terhadap saham ALTO ke depan.

    Para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan terus memperhatikan perkembangan selanjutnya terkait kebijakan perusahaan dan langkah-langkah untuk mengatasi tantangan keuangan yang ada, guna memastikan investasi mereka tetap aman. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.