Logo
>

AMMN: Potensi Jangka Panjang Dibalik Volatilitas Harga Saham

Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp465,93 triliun, AMMN tetap menjadi salah satu emiten raksasa di Bursa Efek Indonesia.

Ditulis oleh Yunila Wati
AMMN: Potensi Jangka Panjang Dibalik Volatilitas Harga Saham
Ilustrasi batu bara.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) kembali mencuri perhatian para pelaku pasar setelah mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 5,76 persen ke level Rp6.425 pada penutupan perdagangan terbaru. 

    Kenaikan ini terjadi dengan pergerakan harga yang cukup volatil, dibuka pada level Rp6.075 dan sempat menyentuh titik terendah di Rp6.050, sebelum akhirnya ditutup pada titik tertingginya di Rp6.425. Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp465,93 triliun, AMMN tetap menjadi salah satu emiten raksasa di Bursa Efek Indonesia.

    Dalam lima hari terakhir, saham AMMN telah menguat sebesar 27,86 persen, menunjukkan adanya sentimen positif yang kuat di pasar. Namun, jika ditarik ke horizon waktu yang lebih panjang, performa saham ini menunjukkan dinamika yang kontras. 

    Dalam satu bulan terakhir, AMMN hanya mencatatkan kenaikan moderat sebesar 2,80 persen. Sementara itu, dalam enam bulan terakhir, saham ini telah terkoreksi tajam hingga 34,10 persen. 

    Bahkan sejak awal tahun, nilai saham AMMN telah turun 24,19 persen, menandakan tekanan yang cukup besar dari sisi fundamental maupun sentimen pasar.

    Salah satu indikator yang patut dicermati adalah rasio price to earnings (P/E) AMMN yang saat ini berada di angka 43,64, menunjukkan bahwa saham ini diperdagangkan dengan valuasi yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata sektor. 

    Ketidakhadiran dividen (dividend yield 0 persen) juga dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi investor yang mengincar pendapatan pasif dari kepemilikan saham.

    Pergerakan AMMN yang mencapai titik tertingginya dalam setahun di level Rp15.000 dan sempat menyentuh titik terendah di Rp4.500 mencerminkan volatilitas tinggi, kemungkinan dipicu oleh fluktuasi harga komoditas global, terutama tembaga dan emas yang merupakan produk utama Amman Mineral. 

    Dalam konteks makro, harga komoditas yang cenderung fluktuatif, serta perubahan kebijakan ekspor mineral dan energi dari pemerintah, turut mempengaruhi prospek jangka pendek perusahaan ini.

    Namun demikian, dengan prospek jangka panjang yang masih menarik di sektor pertambangan dan upaya pemerintah dalam memperkuat hilirisasi mineral, AMMN tetap menjadi emiten yang layak diperhatikan, terutama bagi investor dengan profil risiko yang agresif. 

    Jika momentum positif ini dapat dipertahankan, tidak menutup kemungkinan AMMN akan mencoba menembus kembali level-level resistensi penting dalam waktu dekat.

    Kinerja Keuangan dan Kestabilan Perusahaan

    Kinerja keuangan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) pada periode terakhir menunjukkan tekanan signifikan di berbagai aspek fundamental, mengindikasikan bahwa perusahaan tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga kestabilan bisnisnya. 

    Pendapatan perusahaan anjlok drastis sebesar 80,85 persen menjadi hanya sebesar USD169,06 juta. Penurunan ini menjadi sinyal kuat bahwa aktivitas operasional utama, terutama dari segmen pertambangan emas dan tembaga, mengalami kontraksi yang tajam—kemungkinan besar akibat penurunan volume produksi, harga komoditas yang melemah, atau hambatan regulasi ekspor.

    Meskipun beban operasional berhasil ditekan hingga 44,10 persen menjadi USD74,55 juta, hal ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan pendapatan. Alhasil, AMMN mencatatkan kerugian bersih sebesar USD80,22 juta, melonjak 142,34 persen dibandingkan periode sebelumnya. 

    Margin laba bersih perusahaan pun ikut terpuruk menjadi -47,45 persen, mencerminkan ketidakefisienan yang cukup mencolok dalam pengelolaan biaya dan pendapatan operasional. EBITDA perusahaan yang tercatat sebesar USD50 juta juga menurun tajam sebesar 87,84 persen, menandakan melemahnya kapasitas profitabilitas dari operasional inti.

    Dari sisi neraca keuangan, AMMN masih menunjukkan posisi aset yang kuat dengan total aset mencapai USD11,12 miliar, naik 22,25 persen. Namun, ini diiringi dengan kenaikan liabilitas sebesar 31,64 persen menjadi USD5,87 miliar, yang dapat menimbulkan kekhawatiran terkait struktur pendanaan perusahaan dalam jangka panjang. 

    Ekuitas yang tercatat sebesar USD5,25 miliar memberikan bantalan yang relatif solid, namun rasio price to book yang mencengangkan di level 86.790 kali mengindikasikan valuasi pasar yang sangat tinggi—mungkin terlalu tinggi—dibandingkan nilai buku riilnya.

    Kondisi arus kas AMMN juga memperlihatkan tekanan yang tidak kalah serius. Arus kas dari aktivitas operasional tercatat negatif sebesar USD446,99 juta, merosot lebih dari 2.200 persen. Ini menunjukkan bahwa operasional bisnis justru menyedot kas ketimbang menghasilkan. 

    Arus kas dari investasi pun negatif, meskipun menurun lebih ringan di angka USD399,63 juta. Hanya arus kas dari aktivitas pendanaan yang sedikit memberi dorongan dengan nilai USD334,17 juta, meskipun juga turun hampir separuhnya. 

    Secara keseluruhan, kas bersih perusahaan terkuras hingga USD511,55 juta, sementara free cash flow tercatat negatif USD584,22 juta, memperkuat gambaran betapa besarnya tekanan likuiditas yang sedang dihadapi.

    Dengan return on assets dan return on capital yang keduanya berada di wilayah negatif, AMMN menghadapi tantangan berat dalam menghasilkan nilai tambah dari aset dan modal yang dimilikinya. Hal ini memperkuat kesan bahwa meskipun perusahaan memiliki kekuatan dari sisi skala aset dan nama besar di sektor tambang, kinerja keuangannya sedang berada dalam fase kritis yang memerlukan perbaikan strategis dan efisiensi operasional yang mendalam. 

    Dalam situasi seperti ini, investor perlu mewaspadai risiko jangka pendek, sambil mencermati potensi pemulihan jika fundamental perusahaan mampu direstrukturisasi dengan lebih sehat.

    Proyeksi Saham dan Rekomendasinya

    Proyeksi saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) ke depan perlu dilihat dengan sangat hati-hati, mengingat kontras tajam antara performa harga saham yang melonjak dalam seminggu terakhir dan kinerja keuangan yang tengah berada dalam tekanan berat.

    Dalam satu minggu terakhir, saham AMMN mengalami lonjakan hingga hampir 28 persen. Kenaikan ini tidak disertai dengan perbaikan signifikan pada sisi fundamental, sehingga kemungkinan besar dipicu oleh faktor teknikal, sentimen pasar terhadap sektor komoditas, atau aksi spekulatif jangka pendek. 

    Pergerakan yang tajam dalam waktu singkat seperti ini juga mengindikasikan adanya potensi pembentukan pola "dead cat bounce", yakni lonjakan sementara setelah penurunan tajam, sebelum kembali melemah jika tidak ada dukungan fundamental.

    Dari sisi kinerja keuangan, kondisi AMMN cukup mengkhawatirkan. Pendapatan anjlok lebih dari 80 persen, EBITDA menyusut drastis, dan arus kas operasional bahkan negatif lebih dari USD400 juta. 

    Sementara itu, kerugian bersih yang besar serta tekanan pada free cash flow dan likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam masa transisi atau pemulihan yang tidak mudah. Rasio return on assets dan return on capital yang negatif menegaskan bahwa aset perusahaan belum mampu menghasilkan nilai ekonomis yang memadai dalam jangka pendek.

    Namun, prospek jangka panjang AMMN masih memiliki potensi, terutama jika dikaitkan dengan kekayaan tambangnya yang besar, posisi strategis di industri tembaga dan emas, serta kemungkinan membaiknya harga komoditas global. Selain itu, jika pemerintah konsisten mendorong hilirisasi mineral dan memberikan kepastian regulasi, hal ini dapat menjadi katalis positif bagi emiten tambang seperti AMMN.

    Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, saham AMMN saat ini kurang menarik untuk dikoleksi oleh investor konservatif atau jangka panjang, mengingat tingginya volatilitas dan lemahnya fundamental saat ini. 

    Namun, bagi investor bertipe agresif atau trader jangka pendek yang mampu mengelola risiko tinggi, AMMN bisa menjadi saham spekulatif dengan peluang cuan dalam waktu terbatas—selama mampu membaca momentum dan menggunakan strategi cut loss yang ketat.

    Ke depan, pemulihan harga saham AMMN akan sangat bergantung pada dua faktor utama: kembalinya kinerja keuangan ke jalur positif dan stabilitas harga komoditas global. Hingga hal tersebut terjadi, saham ini lebih tepat diposisikan sebagai spekulatif ketimbang core holding dalam portofolio investasi.

    Perjalanan AMMN

    PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) adalah perusahaan tambang tembaga dan emas yang memiliki sejarah operasional yang panjang sejak berdiri pada tahun 2000. Berbasis di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, perusahaan ini mengelola Batu Hijau Mine, salah satu tambang tembaga terbesar di Indonesia. 

    Sebagai bagian dari pengembangan bisnisnya, AMMN memiliki empat unit usaha yang saling terintegrasi, yaitu Amman Mineral Nusa Tenggara, Amman Mineral Integrasi, Amman Mineral Industri, dan Amman Nusa Propertindo, yang masing-masing memainkan peran penting dalam menciptakan nilai tambah di seluruh rantai pasok dan operasional perusahaan.

    Pada 7 Juli 2023, AMMN melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) yang menarik perhatian pasar dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 6.328.208.800 lembar, atau sekitar 8,80 persen dari total saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

    Saham ini dipasarkan dengan harga penawaran Rp1.695 per lembar, menghasilkan dana terkumpul sebesar Rp10,73 triliun. Jumlah ini mencerminkan minat yang tinggi dari investor terhadap AMMN, mengingat potensi besar yang dimiliki perusahaan dalam sektor pertambangan tembaga dan emas.

    Biro Administrasi Efek yang ditunjuk untuk mengelola IPO AMMN adalah PT Datindo Entrycom, sementara sejumlah penjamin emisi utama yang membantu dalam proses penawaran saham ini termasuk PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia, dan PT Maybank Sekuritas Indonesia. 

    Keberadaan sejumlah perusahaan sekuritas besar ini memberikan legitimasi yang kuat terhadap keseriusan dan kapabilitas AMMN dalam melaksanakan IPO dengan lancar.

    Penawaran saham yang sukses ini tidak hanya memberikan tambahan modal yang signifikan bagi perusahaan, tetapi juga menandai langkah penting dalam perjalanan AMMN untuk memperluas operasional dan memperkuat posisi di pasar global. 

    Meskipun dengan kondisi keuangan yang menantang dalam beberapa waktu terakhir, seperti yang tercermin dalam laporan kuartalan mereka, AMMN masih tetap memiliki prospek jangka panjang yang menarik berkat cadangan mineral yang kaya di Batu Hijau Mine dan potensi pertumbuhan sektor tambang Indonesia yang terus berkembang. 

    IPO ini juga memberikan kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan perusahaan yang memiliki visi besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas kontribusinya dalam industri pertambangan dan hilirisasi mineral di Indonesia.

    Dengan pencatatan saham di papan utama Bursa Efek Indonesia, AMMN kini menjadi salah satu emiten yang patut dicermati, baik oleh investor institusional maupun ritel. 

    Meskipun perjalanan AMMN setelah IPO ini masih penuh tantangan, terutama dalam mengelola kinerja keuangan dan menghadapi dinamika harga komoditas yang fluktuatif, perusahaan ini tetap menjadi salah satu pemain kunci di sektor pertambangan Indonesia, dengan potensi yang terus berkembang seiring dengan peningkatan permintaan global terhadap tembaga dan emas.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79