KABARBURSA.COM - Anak perusahaan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), Star Energy Group Holdings Pte. Ltd. (SEGHPL), telah menandatangani Amandemen Perjanjian Fasilitas (Amended and Restated Facilities Agreement) dengan Bangkok Bank Public Company Limited.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BREN, Merly, mengungkapkan bahwa penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung pada 2 September 2024. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, 5 September 2024.
Amandemen ini membawa sejumlah perubahan material, salah satunya adalah penyesuaian margin menjadi 2,50 persen di atas Secured Overnight Funding Rate (SOFR), dari sebelumnya 4 persen di atas London Interbank Offered Rate (LIBOR) atau 4,42826 persen di atas SOFR.
Selain itu, tanggal jatuh tempo akhir yang sebelumnya ditetapkan pada 14 Desember 2027 kini berubah menjadi 30 Agustus 2029.
Merly menambahkan, amandemen ini akan memberikan dampak positif bagi keuangan perseroan, terutama melalui penurunan margin yang signifikan.
"Penurunan margin ini akan memperkuat kondisi keuangan perusahaan dan mencerminkan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap komitmen kami dalam mengembangkan energi terbarukan," ujar Merly.
Amandemen Perjanjian Fasilitas ini merupakan revisi dari Facilities Agreement senilai 665 juta dolar AS yang awalnya ditandatangani antara SEGHPL dan Bangkok Bank pada 11 Desember 2022.
Sebagai informasi tambahan, Star Energy Group Holdings Pte. Ltd. (SEGHPL) adalah entitas yang sepenuhnya dimiliki oleh perseroan. Sementara itu, perjanjian fasilitas sebesar 665 juta dolar AS beserta dokumen penjaminannya telah diungkapkan dalam prospektus Penawaran Umum Perdana perseroan pada 3 Oktober 2023.
Catatan Pertumbuhan Laba
Perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), mencatat pertumbuhan tipis laba bersih tahunan pada semester I 2024.
Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan, BREN mengalami penurunan pendapatan sebesar 2,32 persen year-on-year menjadi USD290,07 juta pada semester I 2024. Pendapatan ini terdiri atas penjualan listrik kepada pihak ketiga sebesar USD132,54 juta, penjualan uap sebesar USD59,99 juta, biaya manajemen USD18.000, pendapatan sewa operasi USD77,69 juta, dan pendapatan sewa pembiayaan USD19,81 juta.
Di sisi lain, BREN mencatat beberapa beban, seperti beban depresiasi dan amortisasi sebesar USD36,94 juta, beban kompensasi dan tunjangan karyawan sebesar USD21,86 juta, beban konsultasi dan teknisi sebesar USD6,96 juta, tunjangan produksi kepada PGEO sebesar USD8,41 juta, dan beban keuangan sebesar USD67,92 juta.
Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lainnya, BREN berhasil mencatatkan kenaikan tipis pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD57,95 juta atau sekitar Rp950,08 miliar pada semester I 2024. Laba ini meningkat 0,53 persen dibandingkan dengan USD57,64 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, hingga 30 Juni 2024, BREN memiliki total liabilitas sebesar USD3 miliar, yang terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar USD2,70 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar USD300,06 juta.
BREN juga mencatatkan ekuitas sebesar USD700,21 juta dengan total aset mencapai USD3,70 miliar hingga akhir Juni 2023. Perusahaan ini berencana meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 116 megawatt di WKP Wayang Windu, Salak, dan Darajat.
Proyek BREN
Direktur Utama Barito Renewables Energy Hendra Tan mengatakan pengembangan WKP saat ini masih menunggu perizinan dan dalam tahap negosiasi dengan para kontraktor-kontraktor yang ditunjuk untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut.
“Proses tersebut diharapkan selesai akhir kuartal II 2024,” ujarnya, baru baru ini.
Proyek Wayang Windu, Salak, dan Darajat sendiri telah beroperasi dan memiliki kapasitas masing-masing sebesar 230,5 megawatt 381 megawatt dan 274,5 megawatt. Selain itu, BREN memiliki beberapa proyek yang sedang dalam tahap eksplorasi dan pengembangan lainnya.
Dua proyek yang sedang dalam tahap eksplorasi adalah Sekincau Selatan di Lampung Selatan dan Hamiding di Maluku Utara dengan kapasitas potensial mencapai 500 megawatt untuk masing-masing proyek.
Selain itu, terdapat tiga proyek BREN yang sedang dalam tahap pengembangan yakni Sidrap 2 di Sulawesi Selatan dengan kapasitas potensial 69 megawatt, serta proyek Sukabumi dan proyek Lombok dengan kapasitas potensial berturut-turut sebesar 150 megawatt dan 99 megawatt.
Di sisi lain, BREN memproduksi listrik sebesar 1.727 gigawatt hour (GWh) sampai dengan kuartal I/2024. Setiap tahunnya, net generation di power plant geothermal ini mampu mempertahankan net capacity factor di atas 90 persen.
Kinerja Keuangan 2023
Sepanjang tahun 2023, BREN menunjukkan pertumbuhan positif yang terlihat dari peningkatan pendapatan dan laba bersih perusahaan energi baru terbarukan (EBT) ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, BREN mencatat pendapatan sebesar USD594,93 juta, yang meningkat 4,42 persen secara tahunan (yoy) dari USD569,78 juta.
Rinciannya, penjualan listrik menyumbang USD275,12 juta, penjualan uap sebesar USD126,52 juta, biaya manajemen sebesar USD28.000, dan penjualan kredit karbon sebesar USD4.000.(*)