Logo
>

Anak Usaha MEDC Tawarkan Sukuk Wakalah, ini Tujuannya

Ditulis oleh Yunila Wati
Anak Usaha MEDC Tawarkan Sukuk Wakalah, ini Tujuannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Anak usaha PT MEdco Energi Internasional Tbk atau MEDC, PT Medco Power Indonesia, menawarkan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2025. Nilai maksimal dari Sukuk Wakalah yang ditawarkan mencapai Rp1,5 triliun.

    Instrumen keuangan syariah ini dirancang tanpa warkat fisik, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Wakalah yang akan diterbitkan atas nama KSEI sebagai bukti investasi. Rencana ini disampaikan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diterbitkan pada Jumat, 17 Januari 2025.

    Dalam keterbukaan informasi tersebut dijabarkan, perusahaan menawarkan sukuk ini pada nilai 100 persen dari modal investasi. Dari jumlah yang ditawarkan, Rp968,83 miliar akan dijamin secara kesanggupan penuh. Jumlah ini terbagi ke dalam tiga seri dengan skema yang berbeda.

    Seri A mencakup dana investasi sebesar Rp101,89 miliar dengan imbal hasil sebesar Rp7,89 miliar per tahun, atau setara dengan 7,75 persen per tahun, dan tenor selama tiga tahun. Seri B menawarkan nilai Rp683,92 miliar dengan imbal hasil Rp61,55 miliar per tahun, ekuivalen dengan 9 persen per tahun, dan memiliki tenor lima tahun.

    Sementara itu, Seri C menghadirkan nilai Rp183,01 miliar dengan imbal hasil Rp17,38 miliar per tahun, setara dengan 9,5 persen per tahun, dan jangka waktu tujuh tahun sejak penerbitan. Sisanya, yakni Rp181,17 miliar, akan dijamin melalui penjaminan kesanggupan terbaik, tanpa kewajiban untuk diterbitkan bila tak terjual seluruhnya.

    Imbal hasil untuk sukuk wakalah ini dijadwalkan dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal penerbitan.

    Pembayaran pertama akan dilakukan pada 7 Mei 2025, dengan pembayaran akhir serta pelunasan modal investasi bervariasi berdasarkan seri:

    • Seri A pada 7 Februari 2028
    • Seri B pada 7 Februari 2030, dan
    • Seri C pada 7 Februari 2032.

    Penjamin pelaksana emisi untuk penerbitan ini meliputi PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM), dengan PT Bank Mega Tbk. (MEGA) bertindak sebagai wali amanat.

    Pelunasan Obligasi

    Dana hasil penerbitan sukuk akan dialokasikan untuk sejumlah kewajiban finansial. Sebagian besar dana akan digunakan untuk pelunasan obligasi dan sukuk yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya.

    Termasuk di dalamnya adalah Obligasi Medco Power Indonesia I Tahun 2018 Seri C sebesar Rp258 miliar dan Sukuk Wakalah dari tahun yang sama sebesar Rp43 miliar, keduanya jatuh tempo pada Juli 2025.

    Selanjutnya, ada pelunasan beberapa Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Tahap I dan II Tahun 2022 senilai total Rp1,029 triliun yang akan jatuh tempo antara Agustus hingga Desember 2025.

    Selain itu, sekitar Rp80 miliar dialokasikan untuk melunasi pinjaman promes kepada PT Bank Maybank Indonesia Tbk. yang jatuh tempo pada Mei 2025.

    Dengan pelaksanaan aksi korporasi ini, Medco Power Indonesia bertujuan tidak hanya menyelesaikan kewajiban finansialnya tetapi juga memperbaiki struktur pendanaan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan, mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, dan memberikan manfaat optimal bagi para pemegang sahamnya.

    Saham MEDC Turun Signifikan

    Sementara itu, mengutip data Stockbit hari ini, saham MEDC mencatatkan koreksi signifikan. Saham ditutup turun 15 poin atau 1,27 persen ke level Rp1.165 per saham.

    Saham dibuka pada harga Rp1.180, yang sama dengan harga penutupan sebelumnya, saham ini sempat mencoba bertahan di level tertingginya hari ini, yakni Rp1.180. Namun, tekanan jual yang signifikan mendorong saham MEDC menyentuh level terendahnya di Rp1.155.

    Volume transaksi mencapai 114.000 lot dengan total nilai perdagangan sebesar Rp13,2 miliar, menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup aktif. Sementara, rata-rata harga transaksi berada di level Rp1.163, sedikit di bawah harga penutupan.

    Dengan batas atas autorejection (ARA) di Rp1.475 dan batas bawah autorejection (ARB) di Rp885, pergerakan harga MEDC hari ini tetap berada dalam rentang wajar, meskipun tekanan jual mendominasi.

    Sedangkan dalam sepekan terakhir, saham MEDC berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 3,57 persen yang menandakan adanya minat beli yang kuat dalam jangka pendek. Namun, jika dilihat dalam kurun waktu tiga bulan, saham ini mengalami tekanan dengan penurunan harga sebesar 10,42 persen.

    Pada periode satu bulan terakhir, saham MEDC menunjukkan performa positif dengan lonjakan sebesar 11,00 persen, yang mengindikasikan adanya dorongan pemulihan dari koreksi sebelumnya.

    Kendati demikian, secara enam bulan terakhir, harga sahamnya mengalami penurunan sebesar 10,08 persen, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi dalam periode menengah.

    Melihat kinerja satu tahun ke belakang, saham MEDC terkoreksi sebesar 5,31 persen, namun secara tiga tahun mencatatkan pertumbuhan luar biasa hingga 145,76 persen. Hal ini menandakan daya tarik jangka panjang yang kuat bagi para investor, terutama yang optimis terhadap prospek bisnis energi Medco.

    Dalam lima tahun, saham ini telah naik sebesar 64,29 persen, dan dalam satu dekade terakhir MEDC memberikan imbal hasil positif sebesar 108,69 persen. Kondisi ini membuktikan posisinya sebagai salah satu saham energi dengan performa yang solid dalam jangka panjang.

    San, sejak awal 2025 hingga saat ini, saham MEDC berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 5,45 persen year-to-date, meskipun masih berada di bawah level tertingginya dalam 52 minggu terakhir di Rp1.635,00.

    Di sisi lain, level terendahnya dalam periode tersebut adalah Rp1.015,00. Kisaran harga ini mencerminkan volatilitas signifikan yang bisa dimanfaatkan oleh investor untuk strategi perdagangan maupun investasi jangka panjang. Dengan rekam jejak yang kuat dalam periode waktu yang lebih panjang, saham MEDC tetap menjadi salah satu pilihan menarik di sektor energi.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79