KABARBURSA.COM - Anak perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan Iforte, telah menandatangani amandemen perjanjian kredit dengan PT. Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) pada 14 Oktober 2024.
Sekretaris Perusahaan TOWR Monalisa Irawan, menyampaikan bahwa dalam amandemen tersebut, Protelindo dan Maybank sepakat untuk memperpanjang jatuh tempo akhir hingga 10 November 2024. Seperti dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa 15 Oktober 2024.
Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, Protelindo dan Iforte bertanggung jawab secara bersama-sama atas seluruh kewajiban yang timbul dari perjanjian kredit tersebut.
Monalisa juga menegaskan bahwa transaksi ini bukan merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 42, serta tidak termasuk transaksi material sebagaimana diatur dalam POJK No.17/POJK.
Ia menambahkan bahwa transaksi ini tidak memiliki dampak material yang merugikan terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha TOWR.
Pengumuman Rencana Right Issue
PT Sarana Menara Nusantara, Tbk (TOWR) mengumumkan rencana untuk melakukan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Dalam rencana ini, perusahaan berencana menerbitkan hingga 5 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900 per saham, yang diperkirakan dapat mengumpulkan dana sekitar Rp4,5 triliun.
Pelaksanaan PMHMETD ini akan dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan.
Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD, setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan keperluan modal kerja perusahaan serta untuk PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak perusahaan yang dimiliki 99 persen oleh Sarana Menara Nusantara. Penentuan pinjaman yang akan dibayar dari Sarana Menara Nusantara dan/atau Protelindo akan dilakukan kemudian.
Pemegang saham yang tidak memanfaatkan haknya dalam PMHMETD ini akan menghadapi potensi dilusi kepemilikan, yang diperkirakan maksimum sebesar 9,12 persen atau 8,93 persen jika memperhitungkan saham treasury.
Catatan Rilis Laporan Keuangan
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah merilis laporan keuangan untuk semester I tahun 2024, yang menunjukkan hasil sejalan dengan ekspektasi pasar meskipun menghadapi tantangan dari kenaikan beban pajak.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Theodorus Melvin menilai kinerja TOWR berpotensi meningkat seiring tambahan laba dari akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pada kuartal kedua tahun ini.
“Meski demikian, pergerakan harga saham TOWR berpotensi volatil dari perkembangan harga rights issue serta aktivitas inorganik,” ungkap Melvin melalui riset hariannya dikutip Kabarbursa.com, Senin, 30 September 2024.
Lebih lanjut, pada awal September 2024, DealStreetAsia melaporkan bahwa TOWR berencana mengakuisisi sebagian saham bisnis fiber optik PT Link Net Tbk (LINK) dan aset fiber PT Indosat Tbk (ISAT).
Dengan hasil yang solid di kuartal kedua dan prospek pertumbuhan yang positif melalui akuisisi dan ekspansi infrastruktur, TOWR tetap menjadi salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan di sektor telekomunikasi Indonesia. Investor diharapkan untuk memantau perkembangan lebih lanjut terkait strategi akuisisi dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi, telah merilis laporan keuangan interim auditan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024.
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis Senin, 30 September 2024, perusahaan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp6,15 triliun, meningkat dari Rp5,78 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan permintaan layanan infrastruktur telekomunikasi seiring dengan pertumbuhan penggunaan data di Indonesia.
Namun, beban pokok penjualan TOWR juga mengalami kenaikan menjadi Rp1,86 triliun dari Rp1,72 triliun tahun sebelumnya, menyebabkan laba bruto perusahaan naik menjadi Rp4,29 triliun, dibandingkan Rp4,06 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Efesiensi Operasional dan Pengelolaan Utang
Dari sisi laba bersih, PT Sarana Menara Nusantara Tbk berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,62 triliun, meningkat dari Rp1,51 triliun di semester pertama 2023. Meskipun terjadi peningkatan biaya bunga dan keuangan, laba perusahaan tetap tumbuh berkat peningkatan efisiensi operasional dan pengelolaan utang yang baik. Kenaikan laba ini didorong oleh efisiensi operasional meskipun terjadi peningkatan beban bunga.
Total aset perusahaan pada 30 Juni 2024 mencapai Rp72,60 triliun, meningkat dari Rp68,69 triliun di akhir 2023. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas yang melonjak drastis menjadi Rp2,39 triliun dari Rp428,67 miliar pada akhir 2023.
Pada sisi liabilitas, perusahaan masih memiliki beban utang yang cukup signifikan dengan total liabilitas jangka pendek sebesar Rp20,33 triliun, turun dari Rp24,36 triliun di akhir tahun lalu. Perusahaan terus melakukan pembayaran utang, terutama utang obligasi yang menurun tajam dari Rp7,25 triliun menjadi Rp3,77 triliun.(*)