Logo
>

Analis Naikkan Rekomendasi Saham LPKR, ini Penopangnya

Ditulis oleh Syahrianto
Analis Naikkan Rekomendasi Saham LPKR, ini Penopangnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Mandiri Sekuritas atau Mandiri Sekuritas telah menaikkan rekomendasinya untuk PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Rekomendasi ini didorong oleh peningkatan kontribusi dari PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dalam valuasi Sum-of-the-Parts (SOTP).

    Selain itu, LPKR sedang dalam proses menjual 10,4 persen saham SILO dengan nilai mencapai Rp3,855 miliar, dan terdapat rencana penjualan hingga 29 persen yang berpotensi menghasilkan Rp 10,8 triliun. Hasil dari penjualan saham ini diharapkan dapat digunakan untuk melunasi sebagian besar utang perusahaan.

    Meski langkah ini akan menurunkan kepemilikan LPKR di SILO, dampaknya diperkirakan netral terhadap Net Asset Value (NAV) perusahaan. Di sisi lain, kinerja bisnis properti LPKR menunjukkan perbaikan signifikan.

    Sejak 2021, perusahaan telah mencatatkan rata-rata prapenjualan sebesar Rp 5 triliun per tahun, dengan laba inti yang kembali positif pada kuartal pertama 2024.

    "Oleh karena itu, kami menaruh rekomendasi dari "Hold" menjadi "Buy" dengan target harga Rp124 per saham," tulis Mandiri Sekuritas dalam risetnya, Rabu, 18 September 2024.

    Kinerja Keuangan LPKR

    Berdasarkan data terbaru, LPKR menunjukkan perbaikan pada beberapa aspek fundamental. Pendapatan pada kuartal pertama 2024 meningkat 20,76 persen yoy menjadi Rp17,633 miliar, dengan margin laba kotor mencapai 42,15 persen. Meski demikian, perusahaan masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1,267 miliar pada periode yang sama, dengan margin laba bersih negatif 3,92 persen.

    Valuasi LPKR saat ini mencerminkan kondisi pasar yang menantang. Price to Earnings (P/E) ratio trailing twelve months (TTM) tercatat negatif pada -5,20 kali, sementara Price to Sales (P/S) ratio sebesar 0,37 kali dan Price to Book Value (P/BV) sebesar 0,43 kali. Selain itu, LPKR menunjukkan Earnings Yield negatif sebesar 19,22 persen, yang mencerminkan bahwa perusahaan masih berada dalam fase pemulihan.

    LPKR memiliki rasio solvabilitas yang relatif solid meskipun menghadapi tekanan dari utang. Rasio lancar tercatat sebesar 3,06 kali, menunjukkan likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

    Namun, rasio cepat yang hanya sebesar 0,63 kali mengindikasikan ketergantungan perusahaan pada persediaan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Dari sisi struktur utang, rasio Debt to Equity mencapai 1,36 kali, dengan total utang mencapai Rp20,786 miliar, termasuk utang jangka panjang sebesar Rp17,167 miliar.

    Meski beban utang cukup besar, LPKR mampu menghasilkan arus kas bebas sebesar Rp1,782 miliar dalam periode TTM (Trailing Twelve Months). Namun, tingkat pengembalian terhadap modal masih lemah, dengan Return on Equity (ROE) tercatat negatif sebesar 8,31 persen dan Return on Assets (ROA) sebesar 2,54 persen.

    Kinerja Saham dan Outlook

    Pada Rabu, 18 September 2024, saham LPKR diperdagangkan pada harga Rp92, mencatat kenaikan signifikan sebesar 5,00 persen dari penutupan sebelumnya di Rp88. Saham LPKR dibuka pada harga Rp88, dan sepanjang hari mengalami pergerakan yang cukup positif, mencapai harga tertinggi di Rp93.

    Aktivitas perdagangan saham ini mencatatkan volume yang cukup tinggi, dengan total 1.327.002 saham berpindah tangan. Nilai transaksi keseluruhan pada hari tersebut mencapai Rp12,1 miliar, yang diproses melalui 2.166 kali transaksi, menandakan minat dan sentimen positif dari pelaku pasar terhadap saham LPKR.

    Kinerja saham LPKR masih menunjukkan volatilitas, meskipun perusahaan tetap berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain penting di industri properti Indonesia. Kapitalisasi pasar LPKR saat ini berada di kisaran Rp6,6 triliun, sebuah angka yang menempatkannya pada peringkat ke-14 dari 92 perusahaan di sektor properti terkait berdasarkan kapitalisasi pasar. Lebih luas lagi, di seluruh Bursa Efek Indonesia (BEI), LPKR berada di peringkat ke-173 dari total 936 perusahaan yang tercatat, menunjukkan posisi yang relatif kuat meskipun kondisi industri properti sedang mengalami tantangan.

    Ke depan, prospek LPKR diperkirakan akan semakin cerah seiring dengan rencana perusahaan untuk melepas sebagian kepemilikannya di SILO. Penjualan saham SILO ini diharapkan dapat menyuntikkan likuiditas yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat struktur keuangan LPKR.

    Dengan nilai penjualan saham SILO yang diperkirakan mencapai triliunan rupiah, dana tersebut akan digunakan untuk melunasi sebagian besar utang perusahaan, yang diharapkan dapat meringankan beban bunga dan memperbaiki arus kas. Meskipun penurunan kepemilikan di SILO berpotensi mengurangi pengaruh LPKR terhadap operasional SILO, efek jangka panjang dari peningkatan kesehatan keuangan perusahaan diprediksi akan lebih menguntungkan.

    Selain strategi penjualan saham SILO, LPKR juga berfokus pada peningkatan kinerja bisnis intinya di sektor properti. Upaya untuk meningkatkan prapenjualan (presales) properti diperkirakan akan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan, terutama dengan portofolio proyek residensial dan komersial yang semakin berkembang.

    Jika target prapenjualan dapat tercapai, ini akan membantu LPKR memperbaiki neraca keuangannya dan pada akhirnya dapat mendorong laba bersih kembali ke jalur positif. Laporan terakhir menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil mempertahankan tingkat prapenjualan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir, dan hal ini diharapkan dapat terus berlanjut.

    Selain itu, perusahaan telah melakukan berbagai langkah efisiensi dan restrukturisasi utang yang bertujuan untuk menurunkan beban operasional dan memperbaiki struktur permodalan. Dengan mengurangi beban utang dan bunga, LPKR diharapkan mampu meningkatkan profitabilitas dalam beberapa kuartal mendatang.

    Dengan rekomendasi dari Mandiri Sekuritas yang menaikkan target harga saham LPKR menjadi Rp124 per saham, saham ini menunjukkan potensi kenaikan (upside) yang signifikan bagi para investor. Potensi kenaikan harga saham tersebut terutama didorong oleh optimisme terhadap strategi penjualan aset non-inti dan fokus perusahaan pada sektor properti.

    Dengan outlook jangka menengah hingga panjang yang positif, saham LPKR menjadi salah satu opsi investasi yang patut dipertimbangkan, terutama bagi investor yang mencari peluang di industri properti yang sedang mengalami pemulihan di Indonesia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.