KABARBURSA.COM - Fenomena La Nina bisa berdampak negatif terhadap sektor pertanian, terutama padi yang terancam gagal panen. La Nina menyebabkan perubahan pola cuaca yang disebabkan oleh La Nina bisa mengganggu musim tanam. Petani mungkin harus menyesuaikan waktu tanam untuk menghindari periode curah hujan yang tinggi atau kekeringan.
Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, mengatakan fenomena La Nina umumnya bisa memberi efek negatif terhadap Indonesia. "Negatifnya La Nina ini jika tidak diantisipasi malah bisa menimbulkan persoalan baru yakni banjir dan longsor, belum lagi penyebaran hama penyakit tanaman juga" jelasnya kepada Kabar Bursa, Rabu 12 Juni 2024.
Untuk sektor pertanian, Eliza mengatakan para petani padi bisa mengalami gagal panen jika bendungan mengalami pendangkalan hingga banyaknya sampah di saluran irigasi. "Saat bendungan mengalami pendangkalan diperparah dengan saluran irigasi yang banyak sampah, air tersebut akan meluber dan merendam tanaman padi. Padi bisa gagal dipanen karena busuk," kata dia.
Eliza meminta semua stakeholder terlibat untuk mengantisipasi gagal panen tersebut. Salah satu caranya adalah melakukan persiapan dengan cara revitalisasi saluran irigasi dan bendungan.
"Untuk memitigasi dampak negatif ini para petani, penyuluh, dan pemerintah melakukan serangkaian persiapan seperti revitalisasi saluran irigasi dan bendungan agar dpat menampung air yg relatif lebih banyak," ungkap dia.
Di sisi lain, Eliza menjelaskan, La Nina juga bisa memiliki dampak positif pada sektor pertanian padi. Menurut dia, fenomena ini bisa menyediakan sumber air yang memadai dan kondusif buat pertanian.
La Nina sendiri diprediksi bakal terjadi hingga September 2024 mendatang. Oleh karena itu Eliza menuturkan, La Nina bisa membantu musim tanam padi ketiga, sehingga produksi padi bisa digenjot.
"(La Nina) akan membantu musim tanam padi ketiga, sehingga produksi padi bisa digenjot untuk menutupi kekurangan produksi pada musim panen gadu atau musim panen kedua yang memang biasanya lebih sedikit dibandingkan musim panen raya pertama," jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan stok pangan nasional aman dan terkendali menjelang Idul Adha 2024.
“Berdasarkan proyeksi neraca pangan yang menghitung ketersediaan dan kebutuhan, stok pangan pokok strategis nasional aman dan cukup, terutama untuk mengantisipasi Idul Adha,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Selasa 11 Juni 2024.
Arief menyampaikan hal ini dalam RDP bersama Komisi IV DPR-RI di Senayan, Jakarta.
“Apapun kondisinya, termasuk El Nino atau La Nina, Badan Pangan Nasional harus memastikan stok pangan aman dan cukup,” tegas Arief.
Ia menjelaskan, salah satu langkah yang diambil adalah menjaga stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog selalu di atas 1 juta ton.
Menurut data per 7 Juni 2024, stok CBP di Bulog mencapai 1,7 juta ton. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta stabilitas pangan terjaga dan terdistribusi merata serta terjangkau.
Ketersediaan daging ruminansia juga dipastikan cukup. Untuk sapi hidup, Bapanas akan mengadakan rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan guna mengidentifikasi sebarannya, sehingga Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) berjalan optimal.
“Khusus menghadapi Idul Adha, kebutuhan untuk kurban akan dirapatkan oleh Deputi kami hari ini, tapi secara keseluruhan, stok daging sapi dan kerbau aman,” ujar Arief.
Tantangan yang kerap muncul adalah perpindahan antar wilayah. Jakarta dan Bandung Raya biasanya disuplai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bapanas juga mendatangkan stok dari Nusa Tenggara, kadang stok berlebih dan harus ‘direekspor’. Namun, saat itu stok dijual di Jakarta dan sekitarnya.
Selain memastikan stok pangan aman, Arief mengungkapkan Bapanas melakukan langkah strategis pengamanan pasokan dan harga pangan dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah.
Per 7 Juni 2024, GPM telah dilaksanakan 5.036 kali di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi.
Penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga menjadi perhatian utama untuk menghadirkan beras terjangkau bagi masyarakat. Hingga kini, penyaluran beras SPHP oleh Bulog mencapai 755 ribu ton, tersebar di pasar tradisional dan ritel modern.
Bagi masyarakat berpendapatan rendah, diberikan bantuan pangan beras sejak 2023 kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Realisasi penyaluran tahap 1 Januari-Maret mencapai 655.932 ton beras atau 99 persen, sedangkan tahap 2 April-Juni 2024 mencapai 322.158 ton atau 48,80 persen dari target.
Direktur Utama ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan, menghadapi Idul Adha mendatang, pihaknya menyediakan stok sapi sebanyak 1.300 ekor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang hari raya.
“Saat ini, kami memiliki stok 280 ton daging sapi dan 1.300 ekor sapi. Jadi siap memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Sis Apik. (Yog/*)