Logo
>

Angin Segar IHSG Menghijau di Level 6.665, Apa Sentimennya?

Akankah IHSG terus mengalami penguatan, beberapa industri, transportasi, dan infrastruktur menjadi penopang menghijaunya IHSG

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Angin Segar IHSG Menghijau di Level 6.665, Apa Sentimennya?
Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang menampilkan beberapa nama saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa, 12 Maret 2025, naik 119,19 poin atau 1,82 persen ke level 6.665,04. 

    Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.660 dan level terendah di 6.540, sebelum akhirnya ditutup lebih tinggi.

    Total volume transaksi mencapai 179,05 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp9,28 triliun dari 1,11 juta transaksi. Untuk transaksi reguler, tercatat volume 143,24 juta lot dengan nilai perdagangan Rp7,76 triliun.

    Pada perdagangan hari ini, saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk atau dalam kode saham MINE memimpin daftar top gainers setelah melonjak 25,00 persen ke level Rp420 per saham.

    Di posisi kedua, saham Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 24,43 persen ke level Rp550 per saham, sementara saham Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) turut menguat 24,37 persen ke level Rp740 per saham. 

    Saham Aesler Grup Internasional Tbk atau dalam kode saham RONY yang bergerak di sektor arsitektur juga mencatatkan penguatan signifikan, naik 20,27 persen ke level Rp1.780 per saham. Sementara itu, saham Green Power Group Tbk (LABA) menguat 18,67 persen ke level Rp178 per saham.

    Di sisi lain, sejumlah saham mengalami tekanan jual. Saham Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) memimpin daftar top losers setelah merosot 25,00 persen ke level Rp198 per saham. Saham Remala Abadi Tbk (DATA) juga mencatatkan penurunan sebesar 24,91 persen ke level Rp1.100 per saham, sementara saham Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) turun 24,86 persen ke level Rp665 per saham.

    Saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) juga terkoreksi 24,80 persen ke level Rp191 per saham, sedangkan saham Sentul City Tbk (BKSL) turun 17,24 persen ke level Rp72 per saham.

    Nilai IHSG hari ini dipengaruhi oleh sektor properti yang turun 0,78 persen, sementara sektor teknologi menjadi penggerak utama dengan kenaikan 5,51 persen. Sektor energi juga mencatatkan penguatan sebesar 0,81 persen, diikuti sektor keuangan yang naik 1,12 persen, dan sektor non-siklikal yang naik 1,30 persen.

    Di sisi lain, sektor industri, transportasi, dan infrastruktur juga mencatatkan kenaikan, masing-masing 0,57 persen, 0,59 persen, dan 0,41 persen. Sebaliknya, sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang mengalami koreksi signifikan.

    Dengan penguatan hari ini, IHSG berhasil mencatatkan kinerja positif meski beberapa saham mengalami penurunan tajam. 

    IHSG Bangkit dari Tekanan

    IHSG masih dalam tekanan setelah aksi jual investor asing yang terus berlanjut. Sejak awal tahun, asing sudah mencatatkan net sell hingga Rp23,19 triliun, angka yang cukup besar dan mencerminkan ketidakpastian di pasar modal Indonesia.

    Meski begitu, ada secercah harapan. Beberapa saham big cap, terutama di sektor perbankan, mulai menarik minat asing. Pada perdagangan Selasa, 11 Maret 2025, Bank Mandiri (BMRI) mencatatkan net buy Rp204,7 miliar, sementara BBCA mendapat aliran dana asing sebesar Rp82,17 miliar.

    Head of Republik Investor, Hendra Wardana, mengatakan tekanan besar yang dialami IHSG berkaitan dengan meningkatnya risiko fiskal dan kebijakan ekonomi dalam negeri yang belum cukup meyakinkan pasar.

    “Kalau misalnya kita lihat sendiri memang beberapa minggu terakhir ini asing ini net sell besar-besaran, sekitar 23 triliun. Angka itu bisa dibilang sangat besar,” ujar Hendra dalam program Bursa Pagi-pagi di Channel YouTube Kabar Bursa, Rabu, 12 Maret 2025.

    Menurut Hendra, stabilitas arus modal asing akan menjadi kunci utama pemulihan IHSG. Jika dana asing mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia, potensi rebound akan semakin besar. Faktor lain yang bisa menjadi pemicu pemulihan IHSG adalah stabilitas eksternal. Hendra menyoroti kebijakan proteksionisme Presiden Donald Trump yang kembali memanaskan tensi perdagangan global.

    “Amerika Serikat dengan Presiden Donald Trump-nya bisa dibilang bikin gaduh banget. Kalau tadi malam kita perhatikan, kebijakan steel dari 25 persen dinaikin sampai 50 persen,” katanya.

    Kebijakan ini memicu ketegangan dengan China, Kanada, dan Meksiko, yang pada akhirnya berimbas ke pasar negara berkembang seperti Indonesia. Jika ketegangan ini mereda, ada kemungkinan IHSG mendapat sentimen positif.

    IHSG Dibuka Menghijau

    IHSG sebelumnya dibuka menghijau sebesar 0,40 persen atau naik 26 poin ke level 6.571 pada sesi I perdagangan Rabu, 12 Maret 2025.

    Jika melihat data RTI Business pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, volume transaksi mencapai 264,26 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp159,01 miliar. Secara keseluruhan, 169 saham mengalami kenaikan, sementara 85 saham melemah, dan 201 saham lainnya stagnan.

    Di jajaran top gainer, saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) mencatat lonjakan tertinggi dengan kenaikan 25 persen ke level Rp420. Mengikuti di belakangnya, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) naik 22,17 persen ke Rp540, sedangkan PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) turut menguat 10 persen menjadi Rp114.

    Sebaliknya, di kelompok top loser, saham PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) mengalami penurunan paling tajam, anjlok 16,73 persen ke Rp10.575. Saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) juga terkoreksi 9,56 persen ke Rp1.325, diikuti PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) yang melemah 8,29 persen ke Rp1.990. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".