Logo
>

Asing Jor-joran Net Buy, ini Proyeksinya Pasca Pemilu

Ditulis oleh KabarBursa.com
Asing Jor-joran Net Buy, ini Proyeksinya Pasca Pemilu

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-Investor asing terus mencatat net buy pasca pemilihan umum (pemilu) 2024, menunjukkan kepercayaan yang berkelanjutan dalam pasar. Pada Selasa (20/2), catatan net buy investor asing mencapai Rp 1,41 triliun.

    Konsistensi investor asing dalam melakukan net buy terjadi dalam delapan hari perdagangan berturut-turut sejak 6 Februari 2024. Dalam periode tersebut, total net buy asing mencapai Rp 12,12 triliun, sementara sejak awal tahun, jumlahnya telah mencapai Rp 22,3 triliun.

    Kemenangan calon presiden dalam hasil quick count turut mendukung kehadiran investor asing di pasar saham Indonesia pasca pemilu. Robertus Hardy, Kepala Tim Riset Mirae Asset Sekuritas, menyoroti penurunan ketidakpastian pasca pemilu dan potensi hasil pilpres yang hanya satu putaran, yang kembali mendorong investor global untuk mempertimbangkan fundamental.

    "Saat ini, perhatian investor asing terutama tertuju pada saham-saham di sektor perbankan dan telekomunikasi," ungkap Robertus dalam acara media day Mirae Asset dikutip Rabu 21 Februari 2024.

    Perkiraan ke depan menunjukkan bahwa saham perbankan akan menjadi pendorong utama indeks, terutama pada kuartal I-2024. Hal ini didasarkan pada potensi perbaikan struktural, khususnya dalam hal profitabilitas, yang kemungkinan besar akan menarik minat investor asing.

    Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai net buy di pasar BEI hingga tanggal 19 Februari 2024 mencapai Rp 842,11 miliar. Secara keseluruhan, investor asing telah mencatat net buy sebesar Rp 20,89 triliun secara year to date (YTD).

    Dari segi valuasi, price to earning ratio (PER) IHSG pada tanggal 19 Februari 2024 tercatat sebesar 12,72 kali. Robertus menyatakan bahwa angka ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan indeks saham di negara lain.

    "Walaupun masih tergolong rendah, namun PER IHSG masih lebih baik dibandingkan dengan India yang mencapai kisaran 20-an," tambahnya.

    Meskipun demikian, ada risiko terkait ketidakpastian pemilu, kebijakan The Fed dan Bank Indonesia terkait suku bunga, serta potensi kenaikan inflasi saat bulan Ramadan. Namun, meredanya ketidakpastian pemilu, potensi penurunan suku bunga BI, dan penurunan ekspektasi inflasi memberikan peluang dan tantangan yang dapat dihadapi ke depannya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi