Logo
>

Asosiasi Ungkap Penyebab Pemerintah Naikkan Harga Gula

Ditulis oleh Syahrianto
Asosiasi Ungkap Penyebab Pemerintah Naikkan Harga Gula

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Asosiasi Gula Indonesia (AGI) buka suara terkait Harga Acuan Pemerintah (HAP) gula konsumsi. HAP yang berlaku mulai 5 April hingga 31 Mei 2024 dipatok Rp17.500.

    Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriadi menjelaskan sejumlah penyebab harga gula saat ini cukup tinggi. Hal ini juga terkait dengan impor gula yang dilakukan oleh pemerintah.

    "Harga gula tinggi saat ini banyak dipengaruhi kenaikan harga gula internasional, dibandingkan dua tahun sebelumnya," ujar Yadi kepada Kabar Bursa, Selasa, 23 April 2024.

    Ia menambahkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah memberi pengaruh signifikan terhadap harga gula internasional. Lesunya mata uang Indonesia ini membuat sejumlah biaya juga mengalami kenaikan.

    "Perkembangan harga gula internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah sangat signifikan pengaruhnya. Selain itu biaya pengapalan naik," ungkap dia.

    Lebih lanjut Yadi memprediksi bahwa pemerintah akan memperpanjang HAP gula konsumsi setelah 31 Mei. Terkait harga, ia menyebut tidak melihat adanya tanda-tanda penurunan.

    "Setelah 31 Mei, HAP dapat diperpanjang dengan harga tetap atau dapat juga naik," tutur Yadi.

    Asosiasi, sambung dia, menyampaikan harapannya bahwa HAP gula konsumsi tidak diturunkan oleh pemerintah ketika perpanjangan dilakukan.

    "Kita tidak berharap ada penurunan HAP, yang meresah pelaku usaha produksi dan distribusi," pungkasnya.

    Untuk diketahui, sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan sementara Harga Acuan Pemerintah (HAP) gula konsumsi menjadi Rp17.500 per kilogram, berlaku sejak 5 April 2024 sampai 31 Mei 2024.

    Khusus untuk wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan wilayah 3 TP (Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Perbatasan) HAP-nya sebesar Rp18.500 per kilogram.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan ini diambil dalam merespons kenaikan harga gula dunia yang sudah tinggi. Sementara kebutuhan gula di Indonesia sendiri juga masih bergantung terhadap impor.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.