KABARBURSA.COM - Astiga Leather, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berfokus pada pengolahan kulit, mulai awal, penyamakan, sampai produk siap pakai, berencana memperluas bisnis hingga ke luar negeri. Langkahnya adalah dengan mengekspor produk jadi.
"Jadi kita juga ingin memasarkan produk ini ke global. Dalam hal ini tas, jaket, dan souvenir berbahan baku kulit," kata owner Astiga Leather Luthfi Muhammad Sidiq kepada wartawan di Garut, Kamis, 2 Mei 2024.
Luthfi mengaku telah melakukan penjajakan dengan sejumlah negara Eropa. Namun ia belum merinci soal negara yang menjadi target mitra bisnisnya. "Kita sudah mulai penjajakan itu Eropa," ucap dia.
Lebih lanjut, Luthfi telah memberi sejumlah contoh produk Astiga Leather kepada calon mitra bisnisnya di Eropa. Salah satunya adalah tas yang masih terus disesuaikan dengan keinginan konsumen.
"Produk kulitnya produk tas namun itu baru penjajakan sampai saat ini. Jadi baru sampel-sampel. Jadi permintaannya belum langsung keluar gitu," katanya.
Dia juga menceritakan, sebelumnya Astiga Leather pernah menjalin kerja sama dengan Jepang. Kerja sama itu berupa pengadaan bahan baku furnitur hingga menjadi sebuah produk antara lain bantal kulit untuk sofa.
"Bahan bakunya yang dia produksi untuk Negeri Sakura itu merupakan bantal kulit untuk sofa. Yang mana bantal tersebut hanya diproduksi untuk jepang saja tidak produksi untuk dalam negeri," jelas dia.
"Ya bantal kulit, kalau untuk yang Jepang. Itu sesuai permintaan sama Jepangnya saja. Tapi kita enggak keluarin di tempat kita," imbuhnya.
Terkait bantal yang dikirim ke Jepang, Luthfi menyampaikan bahwa kerja samanya telah terhenti. Alasannya, Jepang memiliki sejumlah standar operasional prosedur (SOP) cukup tinggi, misalnya kerapihan jahitan, bahan yang presisi, dan sebagainya.
Di sisi lain, owner Astiga Leather itu menekankan bahwa produk berkualitas tinggi bukan hanya untuk diekspor, melainkan diperdagangkan dalam negeri. "Untuk produk-produk yang kita pasarkan di dalam negeri juga SOP-nya sangat ketat juga," kata dia.
Sementara itu, tingginya pertumbuhan untuk permintaan dalam negeri menjadi faktor pendorong Astiga Leather melakukan ekspor. Ini karena pada pasar domestik, permintaan berupa pengadaan souvenir-souvenir.
"Untuk permintaan di dalam negeri itu setiap harinya meningkat. Kebanyakan sih permintaannya jadi persiapan untuk souvenir-souvenir seperti itu," tuturnya.
Sebagai informasi tambahan, Astiga Leather adalah sebuah jenama yang memproduksi dan menjual berbagai kerajian yang berbahan dasar kulit, khususnya kulit hewan.
Astiga Leather memilih nama “ASTIGA” yang merupakan akronim dari kata “Asli ti Garut” sebagai bentuk identitas bahwa asal kotanya yang memiliki komoditi utama yaitu hewan domba. Artinya bahan baku yang digunakan berasal dari kulit domba yang berkualitas prima untuk produk kerajinan kulit terutama jaket.
Adapun harga jaket kulit yang dijual di Astiga Leather dimulai dari harga Rp1,7 juta dan tas kulit dijual dari harga Rp600 ribu.